NovelToon NovelToon
Belenggu Masa Lalu

Belenggu Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gresya Salsabila

Lintang Ayu Sasmita merasa terguncang saat dokter mengatakan bahwa kandungannya kering dan akan sulit memiliki anak. Kejadian sepuluh tahun silam kembali menghantui, menghukum dan menghakimi. Sampai hati retak, hancur tak berbentuk, dan bahkan berserak.

Lintang kembali didekap erat oleh keputusasaan. Luka lama yang dipendam, detik itu meledak ibarat gunung yang memuntahkan lavanya.
Mulut-mulut keji lagi-lagi mencaci. Hanya sang suami, Pandu Bimantara, yang setia menjadi pendengar tanpa tapi. Namun, Lintang justru memilih pergi. Sebingkai kisah indah ia semat rapi dalam bilik hati, sampai mati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obat Apa?

Hujan makin deras mengguyur Kota Malang malam ini. Dingin menyusup, menembus dinding-dinding kokoh yang dibangun sedemikian rupa. Meski pintu dan jendela sudah tertutup rapat, tetapi tak mampu menghalau dingin yang ada.

Mungkin, orang lain akan memilih tidur lebih awal. Menutup tubuh dengan selimut tebal, sambil memeluk guling atau pasangan. Pasti hangat dan nyaman.

Akan tetapi, tidak demikian bagi Pandu dan Lintang. Sepasang suami istri itu masih berada di ruang makan. Lintang duduk dengan tenang, sedangkan Pandu sibuk menyajikan sup sayur yang barusan ia masak sendiri.

"Sup udah jadi, spesial ala chef Pandu. Kamu akan nyesel kalau nggak makan banyak, Sayang." Pandu tersenyum lebar, lantas dengan cekatan tangannya menuangkan sup tersebut ke dalam piring Lintang. "Mau makan sendiri atau disuapi, hmm?" tanyanya.

Lintang tersenyum simpul. "Makan sendiri aja, Mas. Kamu juga makanlah!"

"Iya dong. Aku udah nggak sabar pengin menghabiskan ayam goreng buatanmu ini." Dengan sumringahnya, Pandu menunjuk sepiring ayam goreng yang baru saja dipanasi—sisa tadi pagi. Lauk tersebut sama sekali tidak berkurang, pun dengan nasinya, karena seharian tadi Lintang memang tidak makan sesuap pun.

Baru malam inilah Lintang makan dengan lahap. Dengan ditemani sang suami tercinta yang begitu lembut dan penuh kasih.

Sesekali Pandu menyuapi Lintang, sembari melontarkan sanjungan manis yang membuat Lintang mau tersenyum lebih lama.

"Sayang, kamu nggak nambah lagi? Ini supnya masih ada loh, nasinya juga. Nambah ya, biar kenyang," ujar Pandu saat melihat Lintang menyudahi makannya.

"Aku udah kenyang, Mas. Kamu aja yang nambah, nanti aku suapi."

Meski sudah kenyang, tetapi Pandu memilih melanjutkan makannya. Apalagi alasannya kalau bukan karena disuapi Lintang. Selain merasa candu dengan sikap romantis Lintang, Pandu juga berharap dengan begitu Lintang melupakan apa yang terjadi tadi pagi. Biarlah wanita itu tersenyum dan bahagia selalu, seperti impian Pandu sejak pertama kali bertemu Lintang.

"Mas, habis ini kamu nonton TV aja. Biar aku yang beresin. Sejak pulang tadi kamu sibuk terus, pasti capek," ucap Lintang sambil memberikan suapan terakhirnya.

"Kita kerjakan bareng-bareng, Sayang, biar cepat kelar."

Dengan mesra, Pandu mengusap pipi Lintang. Ia memberikan bentuk cinta dan kasih yang mungkin tak akan pernah Lintang dapatkan dari siapapun, termasuk ibunya sendiri.

Karena Pandu sudah berkata demikian, Lintang pun tak menolak. Bersama suaminya itu, dia membereskan bekas makan malam.

Setelah semuanya selesai, keduanya menonton televisi bersama. Duduk berimpitan dengan tangan yang saling memeluk, seolah kompak mencari kehangatan di sela hawa dingin yang menyergap.

Hampir dua jam mereka menikmati kebersamaan itu. Sampai kemudian, Pandu didera rasa kantuk hingga berulang kali menguap. Lantas, Lintang mengajaknya ke kamar dan beristirahat.

Baru beberapa menit merebahkan tubuh di ranjang—sambil berpelukan, Pandu sudah damai di tengah mimpi indahnya. Berbanding terbalik dengan Lintang. Meski sejak tadi ia berusaha memejam, tetapi rasa kantuk tetap enggan menghampiri. Ia justru dilanda kecemasan dan rasa tertekan yang mendalam.

Berulang kali Lintang mencoba menyugesti diri dengan ingatan-ingatan indah bersama Pandu, termasuk serangkaian rencana untuk masa depan mereka. Namun, tetap saja, kecemasan itu tetap menguasai perasaannya. Tak hanya hitungan menit, tetapi sampai berjam-jam. Sampai waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, Lintang belum juga berhasil tidur barang sedetik pun.

Sambil menarik napas panjang, Lintang melepaskan tangan Pandu yang melingkar posesif di pinggangnya. Kemudian, ia bangkit dan turun dari ranjang.

Lintang menuju lemari pakaian yang berada di sudut kamar. Dengan pelan ia membukanya dan mengambil sesuatu yang ia simpan di bawah tumpukan pakaian dalam miliknya. Sebuah botol kecil yang berisi obat berwarna putih. Tanpa ragu, Lintang mengambil empat kaplet dan langsung menelannya.

Setelah selesai menyimpan kembali obat tersebut, Lintang pun meneguk air yang selalu ia sediakan di atas meja.

"Sayang."

Lintang terkejut, terkesiap beberapa saat.

"Iya, Mas." Lintang membalikkan badan sambil menjawab pelan. Ia tatap sang suami yang ternyata sudah duduk, entah sejak kapan ia terbangun.

"Kamu minum apa?" tanya Pandu.

Lintang tersenyum. Kemudian melangkah mendekati Pandu dan duduk di sampingnya.

"Paracetamol, Mas, nggak tahu kenapa tadi tiba-tiba kepalaku pusing. Makanya, bangun bentar terus minum obat."

"Kamu yakin?" Pandu menatap dengan setengah tak percaya.

"Iya, Mas. Mau apa lagi memangnya? Kita kan hanya punya persediaan paracetamol dan obat diare."

Pandu mangut-mangut. Kemudian tersenyum dan mengajak Lintang untuk kembali tidur, dengan memeluk dan mengusap kepalanya.

Tak berselang lama, Lintang memejam. Sebaliknya, Pandu yang kesulitan menutup mata. Dia yakin, bukan paracetamol yang diminum istrinya. Karena tadi ia melihat dengan jelas, Lintang mengambil obat dari lemari pakaian. Sedangkan paracetamol adanya di laci meja.

"Semakin hari, kurasa dia semakin nggak baik-baik saja. Aku harus melakukan sesuatu. Aku harus tahu sebenarnya apa yang terjadi dengannya," batin Pandu. Otaknya sudah bekerja, menyusun rencana untuk mengambil diam-diam obat barusan dan mencari tahu jenis obat apa itu.

Bersambung...

1
ken darsihk
sebaik nya nggak usah di buka kan pintu nya Lintang , biar kan saja mereka menunggu sampai suami dan ibu mertua mu datang
Takut nya kamu tidak bisa menanggapi ucapan 2 dari mereka Beny dan ibu mu
Uba Muhammad Al-varo
semoga aja tidak terjadi apa2 sama Lintang, tenangkan dulu hatimu Lintang, berpikirlah dengan baik, jangan gegabah dalam melangkah
Susanti
gawat ini
Apriyanti
jgn di bukain Lintang biarin nungguin suami dan mertua kamu pulang aja,, demi keselamatan kamu
Aditya HP/bunda lia
da kamu mah Lintang udah mnding gak usah bukain pintunya mnding langsung tlp Pandu ajah
BundaneAyaFitri
jangan dulu bukain pintu,tp telpon mas pandu segera lintang 😭😭,ini ibu durhaka mau ngapain lg sih, palingan mau nyuruh lintang buat ngebujuk pandu biar mencabut tuntutan utk 2 kakaknya....😡😡😡, seharusnya sebagai ibu yg bijak, biarkan sj mereka menerima hukuman sesuai kejahatan mereka, biarpun yg mereka jahati sodara sendiri tetapi coba pikirkan jg perasaan lintang dong buk,masa anak yg sdh jelas bersalah mau dibelain, gimana ga semakin hancur perasaan lintang, 😭😭..... next lah Thor,yg banyak ya 👍👍😂
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak usah dibuka pintunya lintang. tunggu pandu datang aja
Maya
waduh....waduh....waduh...
ken darsihk
Apa yak rencana nya Beni , semoga sajah bukan hal buruk untuk Lintang Pandu

Duh Pandu di pecat
Akan berdampak nggak ya ke Lintang , kalau Lintang tahu Pandu di pecat
Uba Muhammad Al-varo
Lintang kamu berhak bahagia maka dari itu, ayo semangat untuk sembuh Lintang,awas aja kamu Ben, kalau kamu akan berbuat jahat ke Lintang dan Pandu
Apriyanti
semoga lintang bisa hamil
lanjut thor
Aditya HP/bunda lia
takut si beni macem2 ntar Lontang drop lagi
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
benarkah pandu dipecat?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Benny merencanakan apa? semoga bukan hal buruk untuk lintang & pandu.
N Wage
didikan macam apakah yg didapat oleh albi dan utari selama ini sehingga mereka menjadi manusia2 yg tak punya hati nurani.Yg tdk bisa memakai nalar dan logikanya.
Kalau memang lintang anak hasil selingkuh,yg patut disalahkan adalah orang yg berselingkuh itu.
Emang dia bisa memilih dan memaksa terlahir dr perut siapa?

Sungguh2 bodoh,atw malah mereka berdua ini sakit jiwa kurasa sehingga bisa dg mudah tanpa rasa bersalah berbuat kejam dan sadis
kpd saudara mereka sendiri.

Sekarangpun sdh disidang dan mendengar kondisi lintan yg dpresi parah,tidak ada sedikitpun rasa bersalah atw menyesal dihati mereka.

depresi berat
Apriyanti
ya ampun pandu kamu bener² suami yg paling baik deh pokok nya
lanjut thor 🙏💪😘
Aditya HP/bunda lia
tenang pandu tenang ...
ken darsihk
Pandu hati2 jangan semua yng sudah baik2 sajah menjadi kacau dan berantakan nanti nya
Uba Muhammad Al-varo
selama apapun hukuman yang dijalankan Abi dan Utari semoga mereka berdua sadar dan minta maaf yang tulus ke Lintang, terima kasih Pandu dan mama Wenda yang selalu mendampingi Lintang dalam suka dan duka , semangat untuk sembuh dan menyongsong kehidupan baru yang lebih baik lagi Lintang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat sembuh, lintang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!