Riri, gadis polos nan baik hati, selalu mendapatkan penderitaan dari orang-orang di sekitarnya. Kehangatan keluarganya sirna, orang tua yang tak peduli, dan perlakuan buruk dari lingkungan membuat kepercayaan dirinya runtuh. Di tengah kebaikannya yang tak pernah lekang, Riri harus berjuang melawan luka batin yang mendalam, merangkak dari kehancuran yang disebabkan oleh mereka yang seharusnya melindunginya. Akankah Riri mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harapannya? Atau akankah ia selamanya terjebak dalam kegelapan yang menyelimuti hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 32 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
RiRi tersenyum kecil, tatapannya menunjukkan sesuatu yang tidak terduga. "Iya, tahu. Tugas praktekku belum selesai,"
"tapi udah ditandai selesai semua sama guru. Jadi aku disuruh keluar deh, suruh manggil kalian gantiin"
"Tuh, siapa yang mau maju?"
"Jadi aku mau lihat, siapa yang bakalan lebih pintar? Aku yang dikata bodoh, atau kalian yang mengatakan aku bodoh?" Ia menatap satu persatu teman-temannya dengan tatapan yang penuh tantangan.
Keheningan sejenak menyelimuti mereka. Pernyataan RiRi cukup mengejutkan. Mereka tidak menyangka RiRi akan menantang mereka seperti itu.
Yola dan Amel saling pandang, raut wajah mereka menunjukkan keraguan. Sarah tampak berpikir keras, sementara Ara dan Puput saling berbisik.
Tia, yang selama ini selalu menjadi peringkat teratas, menunjukkan ekspresi yang sulit diartikan – antara ragu dan penasaran.
Setelah beberapa saat, Tia maju selangkah. "Aku akan mencoba," katanya, suaranya terdengar sedikit tidak yakin. Ia tidak pernah meremehkan RiRi sejak RiRi menunjukkan perubahan yang signifikan dalam prestasi belajarnya.
Suasana tegang. Semua mata tertuju pada Tia. Apakah Tia akan mampu menyelesaikan ujian praktek yang telah dinyatakan selesai oleh para guru? Atau mungkin ada hal lain yang terjadi?
Tia mencoba mengerjakan ujian praktek, tetapi ia kesulitan. Ekspresinya berubah menjadi heran dan sedikit kesal.
Tia "Ih… susah banget, loh! Tapi kok RiRi malah lolos cepat, sih? Aku aja susah. RiRi, kasih tahu dong, rahasianya gimana?"
RiRi tersenyum tipis. "Ya, aku hanya ingat-ingat sedikit saja. Tapi guru-guru percaya, katanya aku bisa semua, makanya diceklis semua."
Ara "Ih, enak banget! Aku pengen deh ujian praktekku jadi pintar kayak kamu, Ri!"
Aida "Ah, masa iya? Tugas yang belum dikerjakan, diselesaikan, terus diceklis?"
Suasana kelas menjadi ramai. Rasa penasaran dan sedikit kecemburuan bercampur aduk. Beberapa teman RiRi masih tidak percaya bahwa RiRi bisa menyelesaikan ujian praktek dengan mudah, sementara yang lain mulai bertanya-tanya bagaimana RiRi bisa begitu beruntung.
Ada bisikan-bisikan kecil yang berseliweran, sebagian besar membahas tentang keberuntungan RiRi yang dinilai tidak adil. Namun, RiRi tetap tenang dan hanya tersenyum misterius.
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut, membiarkan teman-temannya menerka-nerka sendiri. Tia, yang masih bergelut dengan ujian praktek, tampak semakin frustasi. Ia tidak mengerti bagaimana RiRi bisa begitu mudah menyelesaikan ujian yang menurutnya sangat sulit.
Suasana kelas menjadi ramai dan penuh dengan berbagai reaksi dari teman-teman RiRi. RiRi tetap tenang dan misterius, membiarkan teman-temannya menerka-nerka.
...✧༺♥༻✧...
Hari-hari berlalu dengan cepat setelah ujian praktek selesai. Suasana kelas kembali normal, meskipun cerita tentang keberuntungan RiRi dalam ujian praktek masih menjadi bahan pembicaraan di sela-sela jam pelajaran.
Kemudian, pengumuman yang ditunggu-tunggu pun tiba. Para guru mengumumkan bahwa study tour ke Yogyakarta akan dilaksanakan tiga hari lagi! Kegembiraan langsung menyelimuti seluruh siswa. Sebuah lembaran kertas dibagikan ke setiap kelas.
Satu per satu siswa menulis nama mereka dan memberikan tanda tangan sebagai tanda kesediaan untuk mengikuti study tour. Semua kelas kompak menyatakan keikutsertaan mereka dalam study tour yang dinantikan tersebut.
Pengumuman study tour ke Yogyakarta membangkitkan antusiasme siswa. Para siswa menandatangani daftar peserta study tour.
Saat jam pulang sekolah tiba, tiba-tiba Pak Ali, guru yang terkenal misterius dan sedikit aneh, masuk ke kelas. Ia mengumumkan sesuatu yang cukup mengejutkan.
Pak Ali "Untuk kemarin, siswa yang memiliki laptop boleh ikut saya ke ruang komputer. Nanti akan ada anak-anak dari sekolah cabang juga yang datang."
Pengumuman Pak Ali membuat suasana kelas menjadi sedikit gaduh. Para siswa yang memiliki laptop saling berpandangan, penasaran dengan maksud kedatangan Pak Ali dan apa yang akan mereka lakukan di ruang komputer bersama siswa dari sekolah cabang.
RiRi, yang juga memiliki laptop, ikut penasaran. Apakah ini ada hubungannya dengan study tour? Atau mungkin ada proyek atau kegiatan lain yang tidak terduga?
Pak Ali melanjutkan penjelasannya.
Pak Ali "Pendaftaran sekolah SMK Negeri itu sudah dibuka. Apa ada yang mau dibantu masuk agar bisa masuk ke sekolah negeri? Nanti saya bantu lewat laptop kalian."
Pernyataan Pak Ali membuat para siswa yang hadir menjadi heboh. Mendapatkan bantuan untuk masuk ke sekolah negeri adalah kesempatan yang sangat baik.
RiRi, dalam hati, bergumam, "Wah, sepertinya aku harus masuk ke sekolah negeri nih, biar pengeluaran tidak terlalu banyak untuk sekolah."
Tiba-tiba, pintu ruang komputer terbuka, dan anak-anak dari sekolah cabang pun datang. Yang membuat RiRi sedikit terkejut adalah beberapa teman dekatnya datang, tetapi bukan bersama teman-teman sekelasnya. Ada sesuatu yang terasa aneh dan misterius.
Ternyata, beberapa teman RiRi yang datang dari sekolah cabang adalah Najwa dan Nabila, teman dekatnya . Najwa langsung memeluk RiRi dengan penuh semangat.
Najwa "RiRi… ihhh… dah lama, loh… nggak ketemu!"
RiRi Putri menjawab dengan sedikit menggoda "Hemmm… yooo… kembaran… hehe…"
RiRi "Mentang-mentang namanya sama, ihh…"
RiRi Putri "Habisnya aku kangen!"
Nabila "Wah, ada Trilili!" Nabila memanggil RiRi dengan panggilan akrabnya, Trilili
RiRi "Nabila, kebiasaan nih, Nabilot!"
Nabila " apa itu nabilot?
RiRi "artinya Nabila lemot hahaa"
RiRi Putri "sudah sudah lebih baik Buka grup dong, hahaha…"
Suasana ruang komputer semakin meriah. Para siswa dari sekolah cabang dan sekolah utama berbaur, saling berbincang dan bercanda. RiRi dan RiRi Putri, yang memiliki nama yang sama, menjadi pusat perhatian.
Mereka berbagi cerita dan tertawa bersama. Namun, Najwa terlihat sedikit murung karena ia tidak membawa laptop. Melihat kondisi Najwa, RiRi langsung menawarkan bantuan.
RiRi "Naj, kamu nggak bawa laptop? Gimana mau daftar sekolah negeri? Pakai laptopku aja, yuk! Aku bantu daftarnya."
RiRi pun membantu Najwa mendaftar ke sekolah negeri melalui laptopnya. Tindakan RiRi tersebut semakin mempererat persahabatan mereka. Suasana di ruang komputer semakin hangat dan penuh kebersamaan.
Di tengah keakraban yang tercipta, Yola dan Amel, yang sejak awal kurang menyukai RiRi, berbisik-bisik.
Yola " Perasaan aku nggak pernah lihat RiRi akrab banget sama orang kayak gitu deh."
Amel "Ya, kan caper banget dia."
Mendengar bisikan Yola dan Amel, Nabila menoleh ke RiRi.
Nabila "Ri, teman-teman sekelasmu pada kenapa sih? Kayak nggak seneng banget kamu dapat teman kayak kita."
RiRi tersenyum tipis, menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa dengan sikap teman-temannya.
RiRi "Biarin aja. Aku udah terbiasa menghadapi sikap mereka."
RiRi menunjukkan sikap yang tegas dan percaya diri. Ia tidak terpengaruh oleh bisikan-bisikan negatif dari Yola dan Amel. Ia lebih memilih untuk fokus pada persahabatan barunya dengan Najwa dan Nabila.
Ia memperlakukan mereka dengan baik dan menunjukkan bahwa ia menghargai persahabatan mereka. Ia yakin bahwa persahabatan yang sejati akan selalu kuat dan tahan lama, terlepas dari perbedaan pendapat atau sikap dari orang lain.
Sementara itu, proses pendaftaran sekolah negeri berjalan lancar. Semua siswa yang membawa laptop berhasil mendaftarkan diri dengan bantuan Pak Ali. Suasana ruang komputer semakin riang dan gembira.
Mereka saling bertukar cerita dan berbagi pengalaman selama proses pendaftaran. RiRi dan teman-temannya dari sekolah cabang terus berbincang dan tertawa bersama.
Mereka saling mendukung dan memberikan semangat satu sama lain. Persahabatan mereka semakin erat dan kuat.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung…...