Dikhianati tunangan dan kakak kandung, bagaimana rasanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Dua minggu telah berlalu, David dan Ayu kini sudah pulang dan baru dalam perjalanan menuju ke rumah. Sampainya di rumah, Hani yang mendengar deru mobil langsung berlari keluar rumah dan menyambut kedatangan mereka.
"Haiiii sayangku,,,,," Hani berlari kecil agar cepat segera mendekati dan memeluk Ayu.
"Mama," Teriak Ayu yang juga berlari kecil.
Mereka berdua berpelukan melepas rasa rindu. Seperti lama sekali tak bertemu padahal hanya dua minggu saja mereka berpisah.
"Hhah, rasanya lama sekali padahal kalian liburan hanya 2 minggu. Mama rasanya kesepian banget di rumah." Ucap Hani seperti anak kecil yang sedang mengadu.
"Assalamu'alaikum, mama." Ucap David yang baru menghampiri kedua wanita tersebut.
"Eh iya, Assalamu'alaikum, Ma. Ih, gara-gara mama, Ayu jadi lupa kan ngucap salamnya!" Ucap Ayu sampai lupa tak mengucap salam karena saking senangnya bertemu dengan Hani.
"Waalaikumsalam warahmatullah, hihi. Abisnya mama keburu kangen. Ya udah ayo segera masuk ke dalam." Ucap Hani mengajak anak dan menantunya masuk ke dalam rumah.
Hani menggandeng tangan Ayu, sedang David berjalan dibelakang mereka berdua.
"Hm, yang anak siapa yang di manja-manja siapa." Gumam David.
"Heih, mama dengar nih." Ucap Hani.
Ayu hanya tersenyum.
Mereka masuk ke dalam rumah.
"Kalian baru sampai, langsung ke atas aja buat istirahat, nanti kalau waktunya makan malam, mama akan panggil kalian." Ucap Hani.
"Iya, ma. Ya udah kita ke atas dulu ya, Ma." Ucap Ayu.
"Tapi, nanti jangan lupa ceritain soal liburan kalian ya!" Ucap Hani.
"Iya, nanti Ayu pasti cerita sama mama." Jawab Ayu.
David menggandeng tangan Ayu untuk naik ke atas. Sementara Hani akan memerintahkan pelayan agar nanti masak sedikit banyak.
Sampainya di dalam kamar, David langsung merebahkan tubuhnya sementara Ayu akan bersih-bersih mandi.
*****
Doni yang baru saja pulang dari kerja terlihat sedikit lesu. Entah kenapa akhir-akhir ini dia kurang bersemangat. Apalagi sejak melihat Ayu menikah dengan atasannya sendiri, harapannya seperti runtuh. Doni menunggu Ayu dan ingin bicara tapi, selama ini dia tak pernah melihat Ayu di Kantor. Hubungannya dengan Dina juga sebentar lagi akan benar-benar selesai. Tinggal menunggu sidang kedua Doni akan benar-benar terlepas dari status suami Dina. Doni sengaja tak pernah memberitahu Dina soal perceraian yang Doni ajukan, dia tak mau Dina mempersulit perceraian mereka. Maka dari itu Doni tak pernah memberikan surat undangan dari pengadilan agama kepada Dina.
"Udah pulang, Don?" Tanya Sinta yang sedang duduk manis menonton televisi.
"Udah, ma." Jawab Doni singkat.
"Kamu kok lesu banget gitu, kenapa?"
"Aku lelah." Jawab Doni acuh dan berlalu pergi ke masuk ke dalam kamar.
"Anak itu kenapa?" Ucap Sinta heran karena melihat anaknya nyelonong masuk tanpa mau melihat kearahnya.
Sementara Doni yang berada di dalam kamar sedang merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya.
Drrt. Drrt. Drrt.
Ponsel Doni berdering. Doni meraih HPnya yang dia letakkan disamping tubuhnya.
Dilihat ponsel layar terdapat panggilan dari Tya kekasihnya.
"Halo"
[Sayang, kamu udah pulang belum? Aku kangen nih, ketemu yuk! Udah hampir seminggu kamu gak mengabari aku.] Ucap Tya di seberang telepon.
"Aku lelah, Tya."
[Ayolah, sebentar aja buat melepas kangenku. Tenang deh, nanti aku kasih tambahan.]
"Hm, ya udah nanti aku akan datang ke apartemen mu."
[Oke sayang, aku tunggu.]
Doni langsung mematikan telepon.
Akhir-akhir ini Doni tak lagi menghubungi Tya, dia merasa tak bernafsu seperti sebelumnya. Padahal sebelumnya hampir setiap hari Doni membutuhkan belaian Tya maupun Dina. Hanya bedanya Tya bisa menjadi mesin ATM buat Doni sedang Dina hanya suka memorot uang.
*****
Malam harinya, Doni makan malam bersama keluarganya.
"Gimana sidang perceraian kamu dengan wanita tak tau diuntung itu?" Tanya Sinta.
"Tinggal menunggu keputusan, seminggu lagi Doni bakal terlepas dari ikatan pernikahan dengannya." Jawab Doni.
"Bagus, lagian kamu mau-maunya sama dia. Gak menghasilkan malah suka menghina. Lebih baik kamu dekati Ayu lagi." Ucap Sinta mengompori Doni.
"Maunya begitu, ma. Tapi, Ayu sekarang kan udah jadi istri atasan Doni. Mustahil." Jawab Doni.
"Pakai cara dong, Don." Ucap Soni.
"Caranya gimana, pak? Doni aja sampai sekarang belum pernah ketemu sama Ayu." Jelas Doni.
"Kamu jebak aja dia. Ajak ketemu. Apa kamu udah gak ada nomornya?" Ucap Sinta memberi saran.
"Doni diblokir, ma. Makanya Doni itu pusing. Udah ah, Doni udah selesai makannya. Pintunya nanti dikunci aja, Doni mau keluar nongkrong sama temen terus nginep disana." Ucap Doni bangkit dari meja makan dan pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
"Hm, kebiasaan."
Doni pergi meninggalkan rumah, keluar ingin menongkrong dengan teman hanyalah sebuah alasan. Nyatanya dia akan menemui Tya di apartemen.
*****
Setelah selesai makan malam, Hani mengajak Ayu untuk mengobrol di ruang tengah.
"Jadi, gimana sayang, honeymoon kemarin? Seru gak?" Tanya Hani penasaran dengan bulan madu anak dan menantunya.
"Seru banget, ma. Mas David begitu memanjakan Ayu. Anak mama Hani memang suami idaman banget." Jawab Ayu.
"Terus-terus, soal itu, gimana?" Tanya Hani menanyakan perihal hubungan mereka.
"Itu?" Ayu mendadak menjadi telmi.
"Itu loh sayang, ehem-ehem." Ucap Hani yang memperjelas maksud pertanyaan yang dia lontarkan kepada Ayu.
"Ih, mama. Privasi itu mah. Pokoknya, Ayy minta mama mendoakan yang terbaik buat kita berdua. Semoga Allah segera menjawab dan mengabulkan doa kita." Ucap Ayu.
"Iya, Aamiin sayang, semoga saja ya. Mama tuh udah gak sabar pengen gendong cucu." Ucap Hani.
Ayu yang mengerti harapan Hani menjadi haru.
"Bismillah ya, ma. Kita serahkan semuanya pada yang di Atas." Jawab Ayu.
"Iya sayang. Ya udah kalau gitu kamu coba ceritain semuanya saat kamu berada di sana. Mama gak sabar pengen tau cerita dari kamu nih." Ucap Hani meminta Ayu untuk bercerita mengenai liburan selama 2 minggu di Bali.
"Hm, sabar dong, ma. Jadi, -"
Ayu dengan semangat menceritakan apa saja yang mereka lakukan, dimana saja tempat yang mereka kunjungi, termasuk momen indah yang Ayu rasa itu sangat istimewa.
Jika kedua wanita sedang asik bercerita, beda lagi dengan David yang sedang mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Secepatnya temukan siapa dia. Aku tak mau lama-lama menunggu. Besok kamu harus sudah menemukan dan mendapatkannya. Ku tunggu laporan darimu." Ucap David pada seseorang yang berada di seberang telepon.
[Baik, tuan.] Jawabnya.
Lalu David mematikan sambungan teleponnya.
Baru saja David menerima telpon dari asisten Jonathan. Jonathan bilang kalau di perusahaan ada pencuri kecil. David memerintahkan kepada Jonathan agar segera menangkap pencuri kecil tersebut. Sesuai perintah David, Jonathan saat ini sedang berusaha menyelidiki siapa yang berani mencuri dana perusahaan.
"Hm, sepertinya ada yang mau main-main denganku." Gumam David.