Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
•
•
Sarapan pagi di ruang makan keluarga Renata hanya suara dentingan sendok yang terdengar. Rere terus memperhatikan ke arah Renata yang asik makan roti bakar, hal yang selalu ia makan setiap pagi. Lalu pandangan mata Rere menuju ke arah Saka, terlihat pria tidak tahu diri itu santai seperti tidak melakukan kesalahan apapun.
"Nenek dengar kau memiliki supir pribadi baru sekarang?" Suara Renata sebagai obrolan pembuka pertama setelah keheningan yang terjadi.
Rere menyudahi makanannya, ia meletakkan sendok lalu meminum habis satu gelas. "Iya, Nek. Terkadang aku lelah terus mengendarai mobil, jadi aku membutuhkan supir untuk mempermudah pekerjaanku." Jawaban Rere mendapatkan tatapan serius dari Saka.
Sekalipun Saka sadar jika ia menikahi Rere tidak berdasarkan cinta melainkan berdasarkan rasa ingin tetap kaya. Tapi, Saka tahu sekali seperti apa kepribadian Rere yang sebenarnya. Wanita itu bersifat arogan dan tidak pernah suka dengan orang asing.
"Sayang.." Panggil Saka, tangannya memegang tangan Rere.
Tentu saja Rere terkejut dengan hal yang dilakukan Saka, disentuh meskipun sedikit saja oleh Saka membuat Rere seakan merinding. Ia ingin melepaskan pegangan tangan Saka tapi Renata terus memperhatikan mereka.
"Kenapa kau tidak mengatakan semua itu padaku, secara tiba-tiba memperkerjakan supir pribadi." Ujar Saka.
Kata-kata yang sudah Rere duga sebelumnya jika Saka akan mengatakan hal itu. Mungkin Saka adalah pria paling egois yang pernah Rere kenal, selalu sesukanya tapi tidak suka melihat Rere juga melakukan hal yang sama.
"Memangnya Mas pernah menyisakan waktu untuk mendengarkan segala keluh kesahku?" Pertanyaan Rere menjebak Saka sekarang.
Senyuman manis yang ada diwajah Saka tadi langsung memudar, tergantikan dengan tatapan tidak suka karena Rere mengatakan hal-hal yang memancing amarah.
"Aku bertanya padamu kenapa kau bertanya balik, Ha?" Tanya Saka dengan sedikit berbisik, mati-matian Saka berusaha tersenyum kepada Renata yang terus memperhatikan interaksi mereka.
Renata mengambil lap tangan sebagai tanda jika ia sudah selesai makan, bangkit dari duduknya hingga Rere dan Saka spontan juga ikut bangkit. "Apapun itu yang terpenting kau tidak melakukan hal yang merugikan Perusahaan, Rere." Ucap Renata kepada cucu satu-satunya itu.
Pandangan mata Rere jatuh sempurna kepada Renata, ntah kenapa tidak pernah Rere merasa kata-kata Renata tadi terasa penuh arti. "Baik, Nek. Rere tidak akan mengecewakan dirimu karna aku selalu memantau semua pekerjaannya." Ucap Saka secara tiba-tiba.
Renata mengangguk saja langsung berlalu pergi meninggalkan Saka serta Rere. Disaat itulah langsung Rere melepaskan genggaman tangan Saka, ia tidak sudi sama sekali disentuh oleh suaminya itu.
"Jangan sentuh aku, Mas! Dan satu lagi.. berhenti sok peduli padaku!" Rere mendorong tubuh Saka agar tidak terlalu dekat dengannya.
Sudah pasti seorang Saka diperlakukan kasar seperti ini tersinggung, ia menatap tajam Rere yang ingin pergi. Tangan Rere ditarik oleh Saka hingga kembali duduk, ia memegang kedua pundak Rere dengan sedikit penekanan. Tapi, disaat ada para pelayan yang berlalu lalang seakan-akan Saka langsung bertindak si paling menyayangi Rere.
"Tetap tenang, aku sedang menunjukan pada mereka bahwa sebenarnya aku sangat menyayangi dirimu." Ucap Saka kepada Rere yang memberontak, tapi Saka tetap memaksa Rere untuk menerima pijatan pada pundaknya.
Rere sebenarnya tidak tahu hal apa yang terjadi pada Saka. Semakin lama bertindak semakin nekad dan tidak tahu diri, menjadikan Rere sebagai bahan rasa kesal dan amarahnya sendiri. Karena kesal apapun jenis pemberontakan yang dilakukan Rere tidak kunjung berhasil maka Rere mencoba mengikuti kemauan Saka kali ini.
"Aku akan menceraikan Zoya sekarang juga kalau kau bersedia malam ini memberikan hak yang seharusnya aku dapatkan sedari lama." Tawaran Saka itu sangat aneh.
"Hak apa, Mas? Hak yang selama lima tahun kau abaikan itu?" Tanya Rere dengan penuh penekanan setiap kata-katanya. "Aku tidak tahu hal apa yang membuat Mas mampu berkata-kata seperti tadi, hanya saja.. Aku tidak akan sudi menjadi istrimu lagi!" sambung Rere dengan sangat tegas.
Mungkin Saka tidak suka mendengar kata-kata Rere, secara tiba-tiba pijatan dipundak Rere tadi berubah menjadi sangat kuat. Hingga Rere kesakitan bahkan sedikit meringis karna rasa sakit yang diciptakan Saka.
"Lepas, Mas.. sakit!"
"Kau harus tetap mempertahankan pernikahan ini, Rere. Tidak untukmu tapi untuk keadilanku, kau harus tetap menjadi istriku." Ucap Saka sembari berbisik mengigit telinga Rere.
Rere mengambil gelas yang berisi jus jeruk di meja makan bekas miliknya tadi. Tanpa berpikir dua kali langsung Rere melemparkan air jus itu tepat di wajah Saka.
"Keadilan apa yang kau maksud, Mas?" Tanya Rere, ia bangkit hingga saling tatap dengan Saka. "Keadilan apa, Ha? Selama lima tahun kau mengkhianati aku tanpa ampun.. Lalu, dibagian mana kelakuan tidak adilnya?" Rere terus mengoceh kepada Saka yang semakin kesal.
Wajahnya habis penuh air jus jeruk, ia ingin memegang tangan Rere tapi segera Rere pergi berlari meninggalkan Saka. "Berhenti, Rere!" Teriak Saka, ia ingin mengejar tapi air jus tadi tepat mengenai matanya hingga sedikit perih.
"aaaarrrrrrrgggggghhhhhh, sialan!" Saka mengumpat sambil berjalan meskipun tertatih karena matanya sangat sakit.
"Wanita itu benar-benar telah berubah menjadi bar-bar!" Saka terkejut karena tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh seseorang. Meskipun sedikit sulit membuka mata tapi Saka yakin jika wanita yang menyelamatkannya dirinya saat ini adalah Zoya.
"Mas.." Zoya membasuh muka Saka dengan air bersih, barulah Saka bisa kembali membuka matanya. "Sudah aku katakan bukan? Kau tidak usah menghiraukan wanita bodoh itu karena bukan hal seperti ini tujuan kita!" Zoya terlihat kesal sekali pada Saka yang selalu saja ceroboh.
Saka ngos-ngosan karena emosi yang memuncak didadanya. "Kau diam, Zoya! Ini semua urusanku, kau tetap diam disini. Urus semua urusanmu sendiri, jangan pernah ikut campur dengan semua hal yang ingin aku lakukan." Ucap Saka dengan sangat tegas bahkan tangannya menunjuk kearah wajah Zoya.
"Semua ini kacau karenamu, jadi jangan menganggu aku dengan Rere. Paham?!" Bentak Saka, ia mendorong tubuh Zoya yang menghalangi jalannya. Saka harus mengejar Rere, ia harus mendapatkan wanita itu lagi.
"Sekalipun harus membuang Zoya serta anakku untuk mendapatkan cinta Rere lagi.. maka aku akan sangat bersedia melakukan semua itu!" Saka tidak menghiraukan panggilan Zoya, ia merasa wanita sialan itu hanya menganggu jalannya saja.
baruu nii suka 👍😁😁