Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
Saat pesawat mengudara meninggalkan segala ketegangan di balik mereka, Lee Young akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Namun, perasaan cemasnya belum sepenuhnya hilang. Meski S.Coups memberi mereka kesempatan untuk pergi, Lee Young tahu bahwa itu belum berarti dia aman sepenuhnya. S.Coups selalu memiliki cara untuk menemukan orang yang dia inginkan.
"Ji, apa kita benar-benar aman sekarang?" tanya Lee Young pelan, matanya menatap layar pesawat yang menunjukkan peta penerbangan.
Young Ji duduk di sampingnya, mencoba memberikan kenyamanan meskipun di dalam dirinya masih ada keraguan.
"Kita sudah selangkah lebih dekat. Tapi kita harus hati-hati. Ini baru awal, Lee. Kamu harus siap dengan segala kemungkinan." ucap Young Ji
Lee Young mengangguk, meskipun hatinya masih dipenuhi kekhawatiran. "Aku hanya... tidak tahu berapa lama aku bisa terus hidup seperti ini, melarikan diri dari orang yang berkuasa. Aku tidak ingin terus bersembunyi." ucap Lee Young
Young Ji meraih tangan Lee Young, memberikan sedikit dorongan.
"Kamu tidak sendirian, Young ah. Aku akan ada di sampingmu. Kita akan cari cara agar kamu bisa hidup tenang tanpa terus diburu." ucap Young Ji
Tiba-tiba pesawat bergetar sedikit membuat mereka terdiam sejenak. Namun, setelah beberapa detik, getaran itu reda. Lee Young menatap Young Ji dengan tatapan terima kasih.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku sangat bersyukur kamu ada di sini." ucap Lee Young Young Ji tersenyum tipis.
"Aku akan selalu ada untukmu. Kita akan hadapi ini bersama-sama." ucap Young Ji
Penerbangan berlangsung selama beberapa jam dan meskipun perjalanan mereka terasa seperti pelarian, keduanya tahu bahwa mereka harus tetap waspada. Begitu pesawat mendarat di bandara internasional Singapura suasana semakin serius. Mereka harus segera berpindah ke tempat yang aman dan merencanakan langkah selanjutnya.
Setelah melewati imigrasi, mereka menuju ke sebuah hotel yang sudah dipesan sebelumnya oleh teman Young Ji. Sesampainya di kamar hotel, mereka duduk berdua, mencoba merencanakan langkah mereka selanjutnya.
Lee Young menghela napas panjang, matanya penuh dengan kegelisahan.
"Ji, aku merasa seperti terjebak dalam labirin tanpa jalan keluar." gelisah Lee Young
Young Ji memandangnya dengan perhatian.
"Kamu tidak sendirian, Young ah. Kita akan temukan jalan keluarnya. Kita akan memulai dari awal, hidup baru di sini. Tapi kamu harus bersabar sedikit lebih lama." ucap Young Ji
Lee Young menatap sahabatnya dengan penuh rasa terima kasih.
"Aku tahu kamu sudah berkorban banyak untukku. Aku berjanji akan melakukan apa pun untuk membalas kebaikanmu."ucap Lee Young, Young Ji hanya tersenyum.
"Kamu tidak perlu membalas apa-apa. Yang penting, kamu bebas sekarang. Kita harus merencanakan masa depan." ucap Young Ji
Namun, meski mereka berdua mencoba untuk berpikir positif, ketegangan yang masih tersisa di hati mereka tetap ada. Lee Young tahu bahwa meskipun mereka telah meninggalkan segala sesuatu di belakang, S.Coups dan dunia yang ia tinggalkan tidak akan mudah dilepaskan.
"S.Coups tidak akan berhenti mencari, Ji. Aku yakin dia akan tahu kita ada di sini," kata Lee Young, berbicara dengan nada serius.
Young Ji mengangguk pelan, menyadari bahwa S.Coups mungkin tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja.
"Ya aku tau, Kita harus tetap waspada. Tapi kita punya waktu. Kita akan mencari cara untuk menghapus jejak dan mulai hidup baru."ucap Young Ji
Malam itu, mereka tidur dengan mata terbuka, selalu waspada. Meskipun mereka telah melarikan diri dari kehidupan yang penuh dengan ancaman, dunia di luar sana masih penuh dengan ketidakpastian. Mereka berdua tahu, perjalanan ini belum berakhir. Namun, satu hal yang pasti mereka akan terus berjuang bersama tidak peduli seberapa berat jalan yang harus mereka lalui.