NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:45.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 4

Shenina baru saja tiba di club malam sesuai yang diinstruksikan Axton. Dengan perasaan gugup, Shenina masuk dan mulai mencari keberadaan Rainero yang menurut Axton tengah mabuk.

Shenina benar-benar gugup. Bagaimana tidak, selama ini ia tidak pernah berinteraksi berlebihan dengan atasannya selain menyerahkan dokumen, melaporkan hasil rapat, melaporkan jadwalnya, ataupun membuatkan kopi. Ya, interaksi mereka hanya seputar pekerjaan saja, tak lebih. Lalu kini, ia diminta menjemput Rainero dan mengantarkannya pulang, benar-benar memusingkan.

"Dimana dia?" gumam Shenina saat masuk ke dalam club malam. Matanya mengedar, mencari sosok tampan dan gagah itu sambil sesekali mengucek mata sebab bagaimanapun ia baru saja menenggak minuman keras tentu saja efeknya masih terasa. Untung saja ia belum benar-benar mabuk, kalau iya?

"Ck ... " Shenina berdecak saat melihat pemandangan tak senonoh bertebaran di club malam itu. Bulu kuduk Shenina seketika merinding. Bahkan tubuhnya sudah panas dingin seakan ikut tergoda ingin melakukannya juga. "Jangan gila kau, Shen! Ayo temukan bosmu itu dan segera antar pulang! Huh, untung saja besok libur jadi aku bisa bangun siang," Shenina terus bergumam sendiri dengan mata sibuk mencari keberadaan Rainero yang seakan tertelan oleh lautan manusia. Maklumlah, club malam yang ia datangi ini merupakan club malam terbesar di kota itu. Tempatnya pun sangat luas. Belum lagi padatnya pengunjung membuat pemandangan Shenina sedikit terbatas akibat terhalang tubuh para pengunjung.

Tak mau ambil pusing, Shenina lantas bertanya pada bartender yang tampak sedang menuangkan cairan kekuningan ke dalam gelas.

"Maaf tuan, apa Anda kenal pengunjung yang bernama Rainero?" tanya Shenina pada bartender itu. Bartender itu memicingkan matanya. Ia pikir Shenina adalah gadis panggilan Rainero seperti biasanya. Tapi penampilan Shenina justru tidak seperti gadis-gadis yang biasanya melayani Rainero. Bila gadis-gadis tersebut cenderung berpakaian seksi bahkan nyaris telan jang, maka Shenina memakai hoodie dan celana jeans. 'Apa selera Rainero telah berubah?'

"Hei, kenapa bengong? Jawab, kamu tahu pengunjung yang bernama Rainero tidak sih?" sentak Shenina kesal karena bartender itu justru sibuk memperhatikan dirinya.

"Eh, maaf, kamu ... "

"Saya sekretarisnya di kantor. Pak Axton meminta saya menjemputnya, jelas?" Mata Shenina mendelik kesal. Ia paham arti tatapan dari bartender tersebut

Bartender itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa tak enak sendiri karena salah paham.

"Oh, maaf. Baiklah, mari ikut aku. Dia ada di sudut sana."

Bartender itu lantas mengantarkan Shenina ke meja Rainero. Setelah sampai, ia pun segera permisi untuk kembali ke mejanya.

"Pak, pak Rainero," panggil Shenina. Ia ingin memegang lengan Rainero dan menggoyangnya, tapi ragu.

Namun setelah dipanggil beberapa kali, Rainero tak kunjung membuka matanya yang tertutup sebelah tangan. Dengan terpaksa, Shenina lantas menggoyangkan pundak Rainero hingga laki-laki itupun menurunkan tangannya.

"Pak, bangun pak! Ayo, pulang!" ucap Shenina.

"Anza? Kau kah itu? Kau kembali, honey! Akhirnya kau kembali. Aku merindukanmu," ucap Rainero tiba-tiba.

Mata Shenina seketika terbelalak saat Rainero menarik lengannya hingga ia terduduk di pangkuan Rainero.

"Pak, ini saya, Shenina! Sadar pak!" Shenina mencoba memberontak agar Rainero melepaskan pelukannya yang cukup kencang.

"Anza, akhirnya kau kembali. Aku tahu, kau pasti masih mencintaiku. Aku merindukanmu, Za." Rainero terus meracau membuat Shenina terpaksa menghempas kasar tangan Rainero yang memeluknya hingga Rainero terbaring di sofa.

"Hei, kau, bisa kau membantuku?" tanya Shenina pada salah seorang pelayan laki-laki club malam itu.

"Ya," pelayan laki-laki itupun mengangguk.

"Tolong bantu aku papah laki-laki ini ke mobilku, bisa?" Laki-laki itu pun mengangguk dan mulai memapah Rainero ke mobil Shenina. Setelah Rainero berhasil dimasukkan ke dalam mobil, Shenina pun memberi pelayan itu uang tips. Setelah pelayan itu pergi, Shenina pun gegas duduk di balik kemudi dan dalam hitungan detik, ia pun melajukan mobilnya menuju apartemen Rainero yang diberitahukan Axton.

"Huh, dasar merepotkan!" gumam Shenina sambil memijat pelipisnya. Ternyata efek alkohol itu Kuan terasa di tubuhnya. Tubuhnya terasa panas, penglihatannya pun mulai mengabur. Namun sebisa mungkin ia mempertahankan kesadarannya. Ia tak mungkin membiarkan dirinya celaka. Apalagi ada atasannya di dalam mobilnya saat ini. Tentu ia tak mau berurusan dengan pihak kepolisian karena membawa orang nomor satu di perusahaannya itu dalam keadaan mabuk. Meskipun itu bukanlah kehendaknya, tapi tetap saja ia yang akan dijadikan tersangka utama bila terjadi sesuatu pada seorang Rainero Sanches.

Tak sampai 30 menit kemudian, mobil Shenina telah tiba di apartemen Rainero. Dengan langkah tertatih, Shenina memapah tubuh besar Rainero menuju unit apartemennya.

Saat tiba di depan pintu unit apartemen Rainero, Shenina kebingungan sebab ia tidak tahu passcode masuk ke apartemen itu.

"Pak, pak Rainero, tolong sebutkan passcode apartemen Anda?" panggil Shenina sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rainero. Mata Rainero memicing, kemudian ia terserah lebar.

"Ah, Anza ku, Sayang. Aku senang kau masih ada di sini. Oh kau mau masuk ke dalam apartemenku? Passcode-nya hari ulang tahunmu. Ayo bukalah!" Ujar Rainero yang masih mengira Shenina adalah Delianza, mantan tunangannya.

Shenina yang tidak tahu hari ulang tahun Delianza pun hanya bisa menghela nafasnya, "maaf pak, saya bukan nona Delianza. Jadi tolong sebutkan passcode apartemen Anda."

"Kau tidak percaya? Baiklah, lihat ini! Kosong satu kosong bla bla bla. Benar kan?" racau Rainero, tapi tak dipedulikan Shenina. Yang ingin ia lakukan saat ini hanyalah mengantarkan Rainero ke kamarnya, setelah itu pulang.

Setelah pintu terbuka, Shenina mengantarkan Rainero menuju kamarnya. Meskipun awalnya agak kebingungan sebab apartemen itu ternyata cukup luas dan besar, serta memiliki banyak kamar, tapi akhirnya ia berhasil menemukannya dengan bantuan Rainero sendiri tentunya.

Setelah membantu Rainero berbaring di ranjangnya, Shenina pun bergegas beranjak dari sana. Tapi baru saja Shenina membalikkan badannya, tiba-tiba Rainero menangkap tangannya. Shenina pun tersentak dan segera membalikkan badannya lagi. Ia berusaha melepaskan cekalan tangan Rainero dari tangannya, tapi ternyata sulit. Padahal mata Rainero sedang terpejam.

"Kau mau kemana, hm? Kau mau pergi lagi? Meninggalkanku lagi? Iya? Takkan aku biarkan."

Tiba-tiba mata Rainero terbuka. Sorot matanya menajam. Namun di penglihatannya, tetap saja Shenina tampak sebagai Delianza.

Melihat sorot mata yang tak biasa dari Rainero, jelas saja Shenina khawatir. Ia pun berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Rainero, tapi ternyata sulit sebab Rainero mencengkeram tangannya cukup erat. Hingga tiba-tiba Rainero menarik tubuh Shenina hingga jatuh di atas tubuhnya. Mata Shenina jelas saja terbelalak. Ia ingin melepaskan diri, tapi Rainero justru memerangkapnya dengan memeluk pinggangnya erat.

"Pak, lepas! Saya Shenina, sekretaris Anda, bukan nona Delianza, mantan tunangan Anda," teriak Shenina panik. Tapi Rainero yang akal dan pikirannya sedang dikuasai minuman beralkohol terang saja tidak menyadarinya. Di matanya hanya ada Delianza.

"Malam ini kau akan menjadi milikku Anza. Kau akan menjadi milikku lagi. Takkan aku biarkan kau pergi lagi. Kau hanya milikku. Milikku."

Setelah mengatakan itu, Rainero dengan sekali gerakan membalikkan tubuhnya. Bila tadi dirinya berada di bawah, maka kini Shenina lah berada di bawah tubuhnya. Rainero mengungkung tubuh Shenina di bawah tubuhnya sambil menyeringai.

"Kau makin cantik Anza. Kau memang selalu cantik. Malam ini kau akan jadi milikku Anza. Ah tidak, bukan hanya malam ini, tapi malam seterusnya. Kau belum pernah melakukannya denganku, bukan? Mari kita bercinta, Anza. Akan kau tunjukkan aku lebih baik dari dia. Meskipun aku tidak bisa memberikanmu anak, tapi aku bisa memuaskanmu. Hahahah ... "

Mendengar kata-kata itu, Shenina makin ketakutan. Ia terus memberontak, tapi tenaga perempuan tetaplah kalah oleh tenaga laki-laki. Meskipun Rainero sedang dibawah pengaruh alkohol, tapi tenaganya tetap tak berkurang. Justru ia makin kuat dan bersemangat karena kesadarannya yang tidaklah utuh.

Rainero menarik tangan Shenina ke atas dan menahannya. Ia lantas menyapukan bibirnya di atas bibir Shenina. Shenina mencoba memberontak. Ia mengatupkan mulutnya sekuat tenaga agar Rainero tidak berhasil menikmati bibirnya, tapi Rainero tidak habis akal. Ia menggigit kecil bibir Shenina membuat Shenina tanpa sadar membuka bibirnya.

Rainero menyeringai. Lalu ia memasukkan lidahnya ke dalam mulut Shenina yang terasa sangat manis. Rainero sampai terbuai sendiri sebab selama ia menjadi Cassanova, ia tak pernah mau berciuman. Sebab baginya berciuman hanya dilakukan saat ia bercinta dan bercinta hanya dilakukan dengan perempuan yang ia cintai. Berbeda dengan para perempuan itu, ia bukan bercinta. Mereka hanya having sek s.

Ya, mereka hanya menjadi tempat pelampiasan hasrat Rainero saja. Bahkan Rainero tak mau disentuh berlebihan pun dirinya tak mau menyentuh tubuh para perempuan itu layaknya ia lakukan saat ini. Dimana ia dengan penuh semangat menyentuh tubuh Shenina di setiap incinya.

Shenina ingin menjerit, tapi mulutnya terus saja dibungkam oleh bibir Rainero. Tangan Rainero yang bebas pun seakan tak ingin ketinggalan, ia mengeksplor tubuh Shenina.

Rainero melepaskan cumbuannya dari bibir Shenina. Shenina yang melihat kesempatan untuk melarikan diri pun segera beranjak, tapi Rainero justru dengan cepat menangkapnya kembali.

"Pak, lepas! Aku Shenina, bukan Delianza! Aku mohon, lepaskan saya!" pekik Shenina yang telah berderai air mata.

"Apa? Lepaskan? Aku takkan pernah melepaskan mu, Anza. Kau milikku. Milikku," teriak Rainero emosional.

Brakkk ...

Rainero lantas merobek baju yang dikenakan Shenina dengan kasar. Hoodie itu memang sudah sedikit usang sehingga dengan mudah untuk dirobek tangan kekar Rainero. Shenina terus saja memberontak. Apalagi saat Rainero menyentuh bagian tubuhnya yang biasa tertutup.

"Pak, jangan!"

Sekuat tenaga Shenina memberontak, sekuat tenaga Shenina berteriak, tapi Rainero mengabaikannya. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah memiliki Delianza. Tak peduli gadis yang berada di bawah kungkungannya berteriak kalau dirinya bukan Delianza, tapi Rainero tak peduli. Akal pikirannya telah tertutup rapat. Kesadarannya telah dikuasai minuman yang ditenggaknya tadi.

Rainero tidak pernah melakukan hal semacam ini. Ia menggila. Tubuh Shenina benar-benar membuatnya gila. Rainero menikmati setiap inci tubuh Shenina dengan penuh semangat. Gairahnya benar-benar bergelora. Bila biasanya ia hanya menggunakan sek s sebagai wadah pelampiasan hasratnya, maka kali ini ia benar-benar menikmatinya. Mungkin karena ia mengira sedang bercinta dengan Delianza.

Berbeda dengan Shenina. Ia merasa kotor. Ia merasa telah dilecehkan oleh Rainero. Ia merasa hancur. Meskipun ia tahu, Rainero melakukannya tanpa ia sadari, tapi ia merasa marah.

Karena sibuk menangis, Shenina tidak tahu Rainero telah bersiap menghujamkan miliknya. Saat ia merasakan ada sesuatu yang besar sedang berusaha memasuki dirinya, Shenina menjerit. Tapi Rainero segera membungkam bibir Shenina menggunakan bibirnya.

Shenina merasa tubuhnya bagaikan terbelah dua saat sesuatu yang besar itu berhasil memasuki dirinya. Bahkan kini Rainero telah bergerak cepat di atasnya. Ia menghentak dan menghujam miliknya dengan penuh semangat. Peluh bercucuran. Tampak seringai kepuasan di bibir Rainero. Apalagi saat laki-laki itu sedang berada di puncaknya kemudian menyemburkan benih-benihnya.

Setelah melepaskan benihnya, Rainero pun terkulai lemas di samping Shenina. Ia tersenyum lebar, "ternyata kau sangat nikmat, Anza. Akhirnya kau jadi milikku."

Setelah mengatakan itu, Rainero pun menutup matanya meninggalkan Shenina yang menangis, merasa miris dengan apa yang ia alami. Yang sangat menyakitkan, ia kehilangan kehormatannya, tapi nama perempuan lain yang disebutkan. Tapi ia bisa apa? Memangnya siapa dirinya? Ia tak lebih sekedar tempat pelampiasan. Apalagi ia sangat tahu bagaimana sepak terjang Rainero satu tahun ini.

Maksud hati keluar untuk menenangkan pikiran, tapi yang didapat justru beban pikiran yang lebih besar. Entah bagaimana nasibnya ke depan setelah ini. Apalagi bagaimana ia bisa menghadapi Theo? Bagaimana bila Theo tau apa yang telah terjadi pada dirinya? Pasti Theo akan murka dan langsung memutuskan hubungan mereka. Tapi ingin bertahan pun, Shenina merasa sudah tak pantas lagi.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Dyah Oktina
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Smile//Determined//Kiss//Rose/
salmah asri
🤭🤭🤭
pipin bagendra
kalo orang kaya gabut nya beda ya 😁😁😁
salmah asri
luar biasa
Cindy Cindy
Luar biasa
salmah asri
🥳🥳🥳❤️❤️❤️
Wiwinsutarsih Winsu5282
kasian s Jesica SDH jatuh tertimpa tangga pula🤦
salmah asri
rain ngidam🤭
salmah asri
kasihan shenina😥
chan
Detektifnya abal2 sih.Harusnya dari awal pencarian,cari kesana juga.
chan
panggilannya ganti ke AX aja yah thor seperti awal baca, kalau TON itu bacanya kurang pas githu😁
Aisyah Isyah66
Luar biasa
Wiwinsutarsih Winsu5282
paling muak SMA cewe bermuka 2 kaya s Jesica 😏bpknya bodoh mau aja d bodohi SMA pembantu SMA anknya😏🤦
Sumiati 32
perusahaan Mark nih
Adisti mark
Sumiati 32
cleaning service , pasti Rose
Nur Rahmawati
kesian
Sri Astuti
keren Jen.. luarbiasa
Sri Astuti
okelah klo bgt
Sri Astuti
hahaha... naik trail otomatis membantu terbukanya jln lahir.. untung ga brojol di jln.. 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!