NovelToon NovelToon
Rumah Untuk Lily

Rumah Untuk Lily

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Cerai / Mengubah Takdir
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Egha sari

Rumah sudah kokoh berdiri, kendaraan terparkir rapi, tabungan yang cukup. Setelah kehidupan mereka menjadi mapan, Arya justru meminta izin untuk menikah lagi. Istri mana yang akan terima?
Raya memilih bercerai dan berjuang untuk kehidupan barunya bersama sang putri.
Mampukah, Raya memberikan kehidupan yang lebih baik bagi putrinya? Apalagi, sang mantan suami hadir seperti teror untuknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Egha sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Sesulit itu, jatuh cinta

Adrian masih berada diparkiran gedung rumah sakit. Duduk tegak, sembari memegang ponsel. Sejak pagi, jadwalnya begitu padat, hingga tidak memiliki waktu sekedar memeriksa ponselnya.

"Apa ini?" Adrian melotot, "bangsat!" Ia mengepal tangannya, mendaratkan diatas kemudi mobil. Baru juga ia melakukan pendekatan kepada Raya, tapi masalah mulai muncul satu persatu.

"Kenapa kau melakukannya?" bentak Adrian dari balik telepon.

"Karena aku harus melakukannya. Aku tunanganmu, calon istrimu."

"Tunangan? Sejak kapan? Aku bahkan tidak pernah menerima perjodohan kita. Kenapa kau ikut campur masalahku?" teriak Adrian, wajahnya memerah, sembari memegang kemudi dengan erat.

"Terima atau tidak, kita sudah dijodohkan. Tinggal tunggu waktu dan semua orang akan tahu. Aku tidak tahu kenapa, tapi apa seleramu serendah itu?"

"Tutup mulutmu!"

"Dia seorang cleaning services, apa kau pikir orang tuamu akan menerimanya. Apa kau tahu beban apa yang akan dia tanggung, jika kau memilihnya? Orang tuamu, keluargamu, teman-teman dan semua orang sekitarmu, akan mendiskriminasinya. Apalagi, jika ditambah statusnya yang membawa seorang anak dari pernikahan sebelumnya."

"Aku bilang tutup mulutmu!" hardik Adrian, jika saja wanita ini ada dihadapannya, mungkin ia tidak akan segan-segan berlaku kasar. "Kau bukan siapa-siapa, Elena. Tidak nanti atau sekarang, kau tidak akan pernah menjadi siapapun."

"Mari kita lihat, sampai batas mana kau akan memperjuangkannya."

Hp dimatikan, beriringan teriakan Adrian yang mengumpat. Ia memukul kemudi berkali-kali, meluapkan emosinya. Ucapan Elena, begitu membekas dalam pikiran, menambah beban Adrian setelah bertemu ayah Raya.

"Nak, Adrian. Untuk sementara, tolong jangan temui putriku. Dia baru bercerai, satu bulan lalu. Sebenarnya, ia masih harus berada dalam rumah. Tapi, kondisinya tidak memungkinkan."

"Maaf, Om. Saya tidak tahu, tentang status Raya sebelumnya."

"Jika kau tahu, apa kau akan seperti sekarang?"

Adrian diam seribu bahasa.

"Putriku, sudah pernah kecewa sekali dan sebagai ayah, aku berharap tidak ada yang kedua kali. Jika memang kau hanya ingin berteman, maka tunggulah. Tapi, jika kau punya niat lain, maka lupakan. Kau tahu, perbedaan kalian seperti apa," lanjut ayah.

Selama ini, ia tidak pernah tertarik kepada hal lain selain pekerjaan. Namun, untuk pertama kalinya ada seorang wanita yang membuatnya terpana. Wanita yang selalu memalingkan wajah, menolak kebaikannya, dan mengabaikan pesan singkatnya.

Ia berbeda, dengan wanita yang sering ia jumpai. Kebanyakan dari mereka yang selalu mencari perhatian dan menatapnya seperti mangsa. Namun, jika status sosialnya saja sudah menjadi kendala, bagaimana dengan status perkawinannya? Dua hal penting, yang sangat diperhatikan oleh orang tuanya.

Kenapa jatuh cinta, harus serumit itu? Ia tidak bisa memilih kepada siapa, hatinya akan terpaut. Bahkan, ia sendiri bingung. Kenapa harus Raya, diantara banyaknya wanita dilingkup pekerjaannya? Awalnya, ia hanya terpana akan kecantikan, kagum dengan tekadnya dan penasaran akan sikap yang ia tunjukkan kepadanya.

Ucapan Elena, benar adanya. Buktinya, ia bisa melihat bagaimana rekan kerjanya, mengomentari Raya, meski tidak menyebutkan namanya secara langsung. Dan orang tuanya, sudah pasti akan memberikan reaksi yang sama, bahkan lebih.

Dua foto kembali masuk dalam grup chat. Kali ini, foto Raya sedang memeluk anak kecil dalam kamar pasien. Adrian melompat keluar dari mobil, berlari seperti sedang dikejar anjing gila. Matanya memindai setiap sudut, mencari hal yang mencurigakan. Ada seseorang, yang membuntuti mereka dan sudah pasti, orang suruhan Elena

Adrian tiba didepan kamar pasien, tempat putri Raya di rawat. Namun, disana tampak kosong. Ia berjalan menyusuri lorong rumah sakit, memutar arah, sampai akhirnya kembali ditempat semula. Maniknya menangkap sosok pria mencurigakan, yang tengah memegang kamera profesional, berlari seketika saat melihat Adrian.

Aksi kejar-kejaran pun, tak terhindarkan. Adrian melambungkan kecepatan, sambil berteriak. Keduanya menjadi tontonan para pengunjung rumah sakit.

Brak.

Begitu jarak mereka semakin dekat, Adrian menerjang tubuh pria itu dan jatuh bersamaan tepat diparkiran. Tanpa memperdulikan rasa sakit, ia langsung memegang kerah baju dan membenturkan tubuh pria itu di mobil yang terparkir.

"Bangsat! Siapa yang menyuruhmu?" Adrian melotot.

"Apa maksudmu? Anda salah orang."

"Kau mau berpura-pura, bajingan!'

Bugh.

Aaaaa....

Pria itu merintih, memegang perutnya. Setelah, Adrian mendaratkan buku-buku tangannya, yang menegang. Tak cukup sampai disitu, Adrian yang sudah dikuasai oleh amarah, menyudutkan pria berbaju hitam tersebut menggunakan lengannya untuk mencekik.

"Apa Elena, yang menyuruhmu? Aku paling tidak suka kehidupanku terusik. Jawablah, agar acara ini selesai. Kau mau kehabisan napas dulu, baru menjawabku."

Pria itu mengangguk, pasrah. Wajahnya memerah, hampir kehabisan oksigen. Ia menunjuk kameranya, yang tergeletak diatas tanah.

Ternyata, ada banyak foto, selain yang terkirim dalam grup chat. Namun, ada beberapa foto pria dan wanita yang tidak dikenali Adrian.

"Siapa dia?" Adrian menunjukkan foto tersebut.

"Nona Elena, meminta saya untuk mencari tahu, mantan suami kekasih Anda."

Adrian memperhatikan foto Arya dengan cermat. "Lalu, siapa wanita ini?"

"Istrinya."

Adrian tersentak, lalu kembali bertanya untuk memastikan, "Beritahu aku, apa yang kamu ketahui?"

"Mereka baru menikah seminggu yang lalu dan keduanya bekerja di perusahaan yang sama. Yang saya tahu, mereka dulu sepasang kekasih."

"Hanya itu?"

"Iya, Tuan. Hanya sampai disitu, karena nona Elena tidak tertarik, jika saya menyelidiki lebih dalam."

Adrian mundur beberapa langkah, dengan lungai. Ia bahkan tidak peduli, saat pria itu merebut kameranya dan berlari entah kemana.

"Dia seorang cleaning services, apa kau pikir orang tuamu akan menerimanya. Apa kau tahu beban apa yang akan dia tanggung, jika kau memilihnya? Orang tuamu, keluargamu, teman-teman dan semua orang sekitarmu, akan mendiskriminasinya. Apalagi, jika ditambah statusnya yang membawa seorang anak dari pernikahan sebelumnya."

Ucapan Elena, terngiang-ngiang dalam pikiran. Ia baru tahap pendekatan, dengan modus menjalin pertemanan. Tapi, kenapa sudah sesulit ini? Ia membayangkan, bagaimana Raya akan menanggung hinaan jika bersamanya.

Adrian melaju, menuju rumah sakit tempatnya bekerja. Kepalanya hampir pecah, bersamaan dengan dada yang sesak dan ingin meledak. Ia tiba dengan melangkah cepat, menuju sebuah kamar pasien. Adrian mengabaikan sapaan dan senyuman para kembang yang seolah selalu menunggu kedatangannya.

Tok tok tok.

Adrian langsung membuka pintu, tidak peduli dengan penghuni didalam sana, yang belum mempersilahkannya.

"Kenapa kau selalu saja terbaring disini? Padahal, aku aku mengajakmu ke club malam."

"Wait. Kau kerasukan?" Aland mengernyit.

"Benar, aku bahkan hampir gila." Adrian mengusap wajahnya kasar, sembari menghela napas panjang.

"Wanita?" tebak Aland yang berusaha bangkit, namun Adrian lebih dulu menghampiri dengan menarik kursi.

"Iya, wanita."

"Hahaha.... kau tidak pernah jatuh cinta, tapi begitu jatuh cinta sudah seperti orang gila."

"Kau sendiri, kenapa terus berada di rumah sakit? Aku kan sudah bilang, perhatikan pola makanmu."

"Sebenarnya, aku sedang penasaran pada seorang gadis." Aland tersenyum.

"Siapa?"

🍁🍁🍁

1
🌻Nie Surtian🌻
seenaknya saja suruh orang keluar kerja...😡
Rini Susanti
aku suka gaya penulisannya.aku tunggu kelanjutannya ka
retiijmg retiijmg
knp adrian lemah?
tidak mau memperjuangkan raya
retiijmg retiijmg: syukurlah klo arland
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈: soalnya jodohnya bukan adrian, tapi aland...
total 2 replies
Tini Laesabtini
lanjut....
Tini Laesabtini
mencaci ,mengumpat dilarang tp buat pelakor aku sgt setuju ,lanjutkan....👍
Tini Laesabtini
cerita yg bagus kenapa yg like dikit
Tini Laesabtini
novel yg bagus ,alur yg menarik sekelas dg penulis yg udh tetnama
Tini Laesabtini
dua ceritamu sudah aku lalui ini yg ke 3, penasaran coba baca yg on going,awal yg bagus cerita yg menarik 👍👍👍👍👍
🌻Nie Surtian🌻
Nach begitu Raya...baru keren...jangan mau di tindas terus..
Amie Layli
bagus raya,jangan pernah takut sama orang2 yg sudah menyakitimu.
retiijmg retiijmg
ayo raya lawan jgn mau dihina,direndahkan & diinjak2 harga diri km.
bntar lg km ketemu sm laki2 yg tulus yg mampu bahagiakan km.
plg suka crita klo perempuannya tangguh & kuat
Amie Layli
semangat raya,buktikan ke arya kalau kamu bisa sukses,bisa memberi kehidupan yg layak untuk lily tanpa bantuan si arya
🌻Nie Surtian🌻
Tetap semangat Raya...💪💪💪 Demi Lily, ibu dan adikmu...
irma hidayat
yang kuat raya Tuhan lagi menguji kesabaranmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!