Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
Arin berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Pembicaraan Mila dengan pria tadi terus tergiang di dalam pikirannya. Dia tidak menyangka jika ternyata Mila senekat itu. Dia memang tau jika Mila akan selalu melakukan hal apapun demi mendapatkan yang dia inginkan. Namun, dia tidak menyangka jika ternyata Mila sampai tega mencelakiai Tika, hanya agar dia bisa mendapatkan Randy.
"Kenapa Mila setega itu? kenapa dia sangat tegal Padahal waktu itu Tika sedang hamil besar," ucap Arin mengigit kukunya sambil gemetar ketakutan.
"Lalu bagaimana dengan Rania? Mila juga ingin menyakitinya. Apa aku harus membantunya?"
"Jika aku biarkan, pasti bayi Tika juga akan celaka. Karena bayi itu selalu bersama Rania. Ya Allah apa yang harus aku lakukan?" gumam Arin terus bicara sendiri.
Arin dan Mila memang sahabatan. Namun, sifat mereka sangat berbeda jauh. Walapun terlihat egois dan sombong, akan tetapi Arin mempunyai hati yang sangat lembut. Bahkan dia sering bertengkar denga Mila, karena Arin selalu membela wanita yang di bully Mila. Walaupun seperti itu, hanya Arin lah sahabat yang menggeti dengan keadaan Mila. Jadi walaupun sering bertengkar mereka tetap bersama dan mendukung satu sama lain.
"Aku harus bicara dengan Mila. Aku harus menghentikannya sebelum terlambat. Aku takut para sahabat Rania akan menghancurkan hidup Mila. Aku harus menghentikan Mila secepatnya," gumam Arin semakin menghawatirkan keadaan Mila.
Dari mama mertuanya, Arin tau siapa saja orang yang ada di belakang Rania. Dia tau Randy dan juga sahabat Rania tidak akan tinggal diam jika sampai terjadi sesuatu kepada Rania. Arin berlahan berjalan menuju mobilnya dengan tergesa-gesa. Dia melirik jam tangannya dan melihat jika jam kerja Mila telah habis.
"Mila pasti sudah pulang dari restoran. Jadi aku bisa dengan leluasa bicara dengannya di apartemen," ucap Arin.
Namun, saat dia ingi masuk ke mobilnya. Dia melihat mobil Dirga memasuki perkarangan rumah mereka. Melihat itu Arin langsung mengerutkan keningnya binggung. Karena tidak biasanya Dirga pulang secepat ini. Biasanya dia selalu pulang pagi bahkan lebih sering tidak pulang.
"Kau mau ke mana?" tanya Dirga dingin menatap Arin yang ingin pergi.
"Aku ada pekerjaan penting. Lagian aku ada atau tidak ada di rumah akan sama saja bagimu," ucap Arin ketus lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Oh ia! kau pasti sudah makan 'kan? karena aku tidak masak hari ini," ucap Arin menatap Dirga dari kaca jendela mobilnya.
"Sudah! aku pergi dulu. Jangan tunggu aku pulang. Karena aku belum tau pulang atau tidak," ucap Arin kembali lalu melakukan mobilnya meninggalkan Dirga yang menatapnya kebingungan.
Melihat kepergian Arin, Dirga hanya mengerutkan keningnya binggung. Dia berpikir kenapa tiba-tiba Arin berubah seratus delapan puluh derajat. Namun, Dirga langsung menepis semua pertanyaan yang ada di pikirannya lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Dia menatap seluruh keadaan rumah yang terasa sepi tanpa keberadaan Arin. Biasanya saat memasuki rumah dia langsung di sambut oleh senyuman Arin. Walaupun dia tidak pernah menghargai semua usaha Arin. Namun, di saat Arin tiba-tiba tidak perduli dengannya, Dirga malah merasa jika hidupnya terasa tidak lengkap.
"Dia benar-benar tidak masak. Padahal aku belum makan," ucap Dirga kesal ketika melihat meja makan kosong.
"Ternyata kau ingin bermain-main denganku. Kita lihat saja, sampai kapan kau akan mampu menjalankan peranmu. Aku yakin sebentar lagi kau akan menyerah dan kembali kepada peranmu yang seharusnya," gumam Dirga lalu membaringkan tubuhnya di sofa.
Dia melihat jam yang terpajang di dinding dan yakin jika sebentar lagi Arin akan kembali. Dia yakin Arin hanya ingin mengujinya, dan seperti biasa Arin pasti pergi ke rumah orang tuanya dan mengadu tentang perbuatan Dirga.
"Ternyata kau sudah pulang? di mana Arin?" tanya Bu Bima tiba-tiba datang dan melihat Dirga sedang berbaring santai.
"Mana aku tau! bukankah dia pergi ke rumah dan merengek kepada mama," ucap Dirga santai tanpa melihat mamanya.
"Arin tidak ada ke rumah. Bahkan sudah lama dia tidak menghubungi kami," ucap Bima Dingin sambil menatap kesal putranya itu.
"Aku tau! kalian sedang mempermainkanku. Maaf, Pa, Ma! permainan kalian tidak akan berlaku kepadaku," ucap Dirga bangkit dari duduknyanya lalu melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
"Terserah kau mengangap Arin apa. Tapi setidaknya kau bisa sedikit lebih dewasa. Papa yakin Rania akan kecewa kepadamu jika dia tau sikapmu ini. Rania memang pantas meninggalkanmu. Karena dia tidak pantas berhubungan dengan pria tidak bertanggung jawab sepertimu," ucap Bima kesal lalu melangkahkan kakinya keluar dari rumah Dirga.
"Mama kecewa kepadamu," ucap Bu Bima lalu mengikuti langkah suaminya.
Bersambung......
rania jadi randy.. 😂😂