NovelToon NovelToon
The Dark Prince

The Dark Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:803
Nilai: 5
Nama Author: PASTI SUKSES

Di negeri Eldoria yang terpecah antara cahaya Solaria dan kegelapan Umbrahlis, Pangeran Kael Nocturne, pewaris takhta kegelapan, hidup dalam isolasi dan kewaspadaan terhadap dunia luar. Namun, hidupnya berubah ketika ia menyelamatkan Arlina Solstice, gadis ceria dari Solaria yang tersesat di wilayahnya saat mencari kakaknya yang hilang.

Saat keduanya dipaksa bekerja sama untuk mengungkap rencana licik Lady Seraphine, penyihir yang mengancam kedamaian kedua negeri, Kael dan Arlina menemukan hubungan yang tumbuh di antara mereka, melampaui perbedaan dan ketakutan. Tetapi, cinta mereka diuji oleh ancaman kekuatan gelap.

Demi melindungi Arlina dan membangun perdamaian, Kael harus menghadapi sisi kelam dirinya sendiri, sementara Arlina berjuang untuk menjadi cahaya yang menyinari kehidupan sang pangeran kegelapan. Di tengah konflik, apakah cinta mereka cukup kuat untuk menyatukan dua dunia yang berlawanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PASTI SUKSES, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan Megah di Noctis Hall

Noctis Hall bersinar terang malam itu, diterangi ribuan lentera magis yang melayang di udara. Dinding gelap istana kini dihiasi untaian kristal dan bunga Abyssal biru yang memancarkan cahaya lembut. Para tamu dari berbagai wilayah hadir, mengenakan pakaian terbaik mereka untuk menyaksikan pernikahan yang mengubah sejarah Umbrahlis.

Kael berdiri di ujung aula besar, mengenakan jubah kebesarannya yang berwarna hitam dengan bordiran emas. Tatapannya terpaku pada Arlina yang melangkah perlahan mendekatinya. Gaun putihnya yang berhiaskan mutiara bercahaya kontras dengan rambut hitamnya. Sorot mata Arlina, yang biasanya penuh semangat, kini terlihat tenang, hampir cemas.

Ketika Arlina tiba di sampingnya, Kael mengulurkan tangan. "Arlina," bisiknya pelan. "Kau siap?"

Arlina menatap matanya, mencoba menemukan kekuatan dari tatapan penuh kepastian itu. "Aku tidak yakin siap, tapi aku tahu aku ingin ada di sisimu," jawabnya lirih, suaranya nyaris tenggelam di tengah melodi yang dimainkan para musisi.

Imam tinggi dari Umbrahlis memulai prosesi dengan suara lantangnya, memanggil elemen kegelapan untuk menjadi saksi sumpah mereka. Saat sumpah terakhir diucapkan, sebuah lingkaran cahaya hitam dan putih menyelimuti mereka, simbol penyatuan yang tak terpisahkan.

Kael menggenggam tangan Arlina erat. "Mulai saat ini, tidak ada lagi yang akan memisahkan kita," katanya dengan tegas. Arlina hanya bisa mengangguk, hatinya dipenuhi emosi yang bercampur aduk.

*****

Kamar mereka diterangi oleh cahaya bulan yang masuk melalui jendela besar. Lilin-lilin di sudut ruangan memberikan suasana hangat, sementara bunga-bunga Abyssal diletakkan di vas kristal di sekitar ruangan. Gaun pengantin Arlina telah diganti dengan jubah satin putih yang sederhana, tetapi tetap membuatnya terlihat anggun.

Kael berdiri di dekat meja, menuangkan dua gelas anggur. "Aku tahu ini bukan perjalanan yang mudah untukmu, Arlina," katanya sambil berjalan ke arahnya. "Tapi aku ingin kau tahu, aku akan melakukan apa saja untuk memastikan kau bahagia di sini."

Arlina menerima gelas itu, tangan mereka bersentuhan sejenak. "Kael," katanya pelan, suaranya hampir bergetar. "Aku tahu kau mencoba melindungiku. Tapi aku juga ingin melindungimu. Aku ingin kita menjadi pasangan, bukan hanya kau yang selalu memikul beban."

Kael tersenyum tipis, sesuatu yang jarang terlihat di wajahnya. "Aku belum pernah memiliki seseorang yang ingin melindungiku, Arlina. Kau yang pertama."

Hening sejenak menyelimuti mereka. Arlina menatap Kael dengan campuran rasa kagum dan kebingungan. Bagaimana seorang pria yang begitu kuat bisa merasa rapuh?

Kael perlahan mendekatinya, mengangkat dagu Arlina hingga mata mereka bertemu. "Kau telah mengubahku, Arlina. Aku tidak tahu bagaimana hidupku sebelum ini, tapi aku tahu aku tidak bisa kembali ke sana."

Arlina tidak menjawab, tetapi tatapannya berbicara banyak. Tanpa ragu, Kael menundukkan wajahnya, menyentuh bibirnya ke bibir Arlina dengan lembut.

Ciuman itu dimulai dengan perlahan, penuh kehati-hatian, seolah Kael takut merusak momen itu. Namun, seiring detak jantung mereka yang semakin cepat, ciuman itu berubah menjadi lebih dalam, lebih mendesak.

Kael menarik Arlina ke dalam pelukannya, kedua tangannya melingkar di pinggangnya. Arlina merasakan kehangatan tubuh Kael yang kontras dengan aura dingin yang biasanya mengelilinginya. Jantungnya berdetak kencang saat ia membalas pelukan itu, tangannya bergerak ke leher Kael.

Kael menarik diri sejenak, napasnya memburu. "Arlina, aku tidak akan memaksamu untuk apa pun. Aku hanya ingin kau tahu betapa berartinya kau bagiku."

Arlina menggeleng, matanya berkaca-kaca. "Aku tidak merasa dipaksa, Kael. Aku ingin ini, aku ingin kita."

Malam itu, mereka berbagi momen yang penuh keintiman dan emosi. Kael, yang selama ini dikenal sebagai Pangeran Kegelapan yang tak terkalahkan, menunjukkan sisi lembutnya yang hanya Arlina yang bisa lihat. Ia membelai wajah Arlina dengan lembut, seolah memastikan wanita itu benar-benar nyata.

Setiap sentuhan, setiap ciuman, penuh dengan janji tanpa kata-kata. Mereka tahu jalan di depan tidak akan mudah, tetapi malam itu, mereka memilih untuk melupakan semua ancaman dan tekanan. Yang ada hanya mereka berdua, saling memahami tanpa perlu banyak bicara.

Kael memeluk Arlina dengan erat saat mereka berbaring di tempat tidur megah yang dipenuhi bunga Abyssal. "Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakitimu, Arlina. Kau adalah milikku, selamanya."

Arlina tersenyum dalam kelelahan, tangannya menyentuh dada Kael yang kokoh. "Dan kau milikku, Kael. Selamanya."

Di luar jendela, cahaya bulan tampak lebih terang dari biasanya, seolah merestui penyatuan dua jiwa yang berbeda dunia itu.

*****

Setelah keheningan yang nyaman di antara mereka, Kael memandang Arlina dengan mata penuh kelembutan. Ia tak menyangka seorang wanita seperti Arlina, yang berasal dari dunia terang, bisa masuk begitu dalam ke dalam kehidupannya yang kelam. Ia mengangkat tangan Arlina, memperhatikan jari-jarinya yang kecil dan lembut, lalu menciumnya pelan.

"Arlina, kau tahu ini bukan hanya soal cinta, bukan?" tanya Kael, suaranya hampir seperti bisikan.

Arlina mengangguk. "Aku tahu, Kael. Hubungan kita melibatkan tanggung jawab besar. Tapi aku percaya, selama kita bersama, kita bisa menghadapi apa pun."

Kael tersenyum samar, tetapi ada sedikit kesedihan di matanya. "Aku khawatir beban ini terlalu berat untukmu. Umbrahlis bukan tempat yang mudah untuk ditinggali, apalagi bagi seseorang sepertimu."

Arlina mendekat, menempatkan kedua tangannya di pipi Kael. "Kael, aku bukan wanita lemah. Aku telah melalui banyak hal. Kehilangan keluarga, hidup di bawah bayang-bayang perang, dan sekarang berdiri di sampingmu. Aku mungkin berasal dari dunia yang berbeda, tetapi aku tidak akan lari hanya karena tantangan."

Kael menghela napas panjang, seolah beban di pundaknya sedikit berkurang. "Kau benar-benar keras kepala," ujarnya, setengah tersenyum.

Arlina tertawa pelan. "Aku harus keras kepala untuk bisa menghadapi pria sepertimu."

Kael tertawa kecil, suara yang jarang terdengar dari dirinya. Ia menyentuh rambut Arlina, membelainya dengan lembut. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tidak akan pernah membiarkan apa pun menyakitimu. Kau adalah hal paling berharga dalam hidupku sekarang."

Mereka duduk bersama di tepi tempat tidur, berbagi cerita yang tak pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Kael bercerita tentang masa kecilnya yang penuh dengan pelatihan dan tekanan untuk menjadi pewaris yang tangguh. Ia menceritakan bagaimana ia harus belajar menekan emosinya demi menjadi pemimpin yang dihormati.

"Sejak kecil, aku diajarkan bahwa kelembutan adalah kelemahan," kata Kael sambil menatap ke arah jendela. "Tapi denganmu, aku merasa itu semua salah. Kau membuatku ingin melindungi, bukan hanya karena kewajiban, tetapi karena aku benar-benar peduli."

Arlina terdiam sejenak, lalu menggenggam tangan Kael. "Kael, kelembutan bukan kelemahan. Itu adalah kekuatan yang luar biasa, terutama ketika digunakan untuk melindungi orang yang kita cintai."

Kael menatap Arlina dalam-dalam, matanya menyiratkan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ia menunduk, mencium kening Arlina dengan lembut. "Kau benar-benar terlalu baik untukku," gumamnya.

Malam itu, mereka tidak hanya berbagi cinta, tetapi juga harapan dan janji. Setiap kata yang diucapkan, setiap sentuhan, menjadi simbol ikatan yang semakin kuat di antara mereka.

Setelah beberapa waktu, Kael berdiri dan berjalan ke arah meja kecil di sudut ruangan. Ia mengambil kotak kecil dari laci, lalu kembali ke sisi Arlina.

"Aku ingin memberimu sesuatu," kata Kael sambil membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat kalung sederhana dengan liontin berbentuk bulan sabit, terbuat dari batu obsidian yang memancarkan cahaya redup.

"Ini adalah warisan keluarga Nocturne," jelas Kael. "Hanya diberikan kepada orang yang benar-benar dipercaya. Aku ingin kau memilikinya, sebagai simbol bahwa kau adalah bagian dari hidupku, selamanya."

Arlina terkejut, tetapi ia menerima kalung itu dengan hati-hati. "Kael, ini terlalu berharga. Aku..."

"Ini milikmu sekarang," potong Kael. "Kau layak mendapatkannya."

Arlina mengenakan kalung itu, merasakan energi hangat yang mengalir dari liontin tersebut. Ia menatap Kael dengan mata berbinar. "Terima kasih, Kael. Aku tidak akan pernah mengecewakanmu."

Kael tersenyum, lalu menarik Arlina ke dalam pelukannya. Mereka berdiri di sana selama beberapa saat, membiarkan waktu seolah berhenti.

Ketika malam semakin larut, mereka berbaring di tempat tidur yang dipenuhi keharuman bunga Abyssal. Arlina bersandar di dada Kael, mendengarkan detak jantungnya yang stabil.

"Kael," bisik Arlina.

"Hm?" jawab Kael sambil membelai rambutnya.

"Aku ingin kau tahu, tidak peduli apa yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."

Kael mengencangkan pelukannya. "Aku juga, Arlina. Selama aku bernapas, aku akan selalu melindungimu."

Di luar, angin malam membawa aroma bunga dan suara lembut dari hutan Abyssal. Bulan menggantung tinggi di langit, seolah menjadi saksi janji yang diucapkan oleh dua hati yang kini menyatu.

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Jangan nggak baca, sayang banget
amoakakashisensei
Ngga nyangka, seru banget!
gadGoy13
Ngagetin deh! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!