Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Panas 21+++
Setengah sebelas malam. Ali melihat jam dindingnya. Namun belum kunjung ada ketukan pintu dari Mika. Sedang apa dia? Apakah dia masih menangis.
Ali sudah selesai mandi dan sudah sudah selesai sholat isya.
Ia masih menggunakan kain sarung berikut dengan koko serta pecinya, membuat keturunan arabnya semakin nyata sekali.
Ganteng, tampan, keren dan sholeh sekali.
Ali berjalan kearah kamar Mika. Pintu kamar Mika tertutup rapat.
Ia membuka knop pintu kamar Mika, masih terlihat Mika menangis sesenggukan di kasurnya.
"Ya ampun Mik, masih nangis saja sih? Sudah ah nggak usah dipikirin banget. Mungkin Zaki ada urusan penting terus belum sempat kabarin kamu. Atau memang ponselnya habis baterai kan kita nggak tahu. Nggak perlu ditangisin begitu ah. Mana Mika yang selalu ceria dan selalu cerewet?" Ucap Ali tiba-tiba mendekati arah Mika dan duduk disebelah Mika.
Mika mendongakkan wajahnya, tampak air mata masih saja banjir di wajahnya.
"Tuh kan, jadi acak-acakan begini wajahnya. Dirapihin dulu gih, jadi jelek tahu." Ucap Ali kembali sambil mengusap air mata yang berceceran dipipi Mika.
Mika menggeser tubuhnya, lalu kepalanya ia letakkan dipangkuan paha Ali.
Ali mengusap kepala Mika dengan lembut.
"Sudah nggak perlu dipikirkan, kan tadi aku mengajak kamu. Mau keluar nggak malam ini buat mengobati gagalnya malam mingguan kamu sama Zaki?" Tanya Ali kembali.
"Nggak mau." Jawab Mika dengan suara hidung sedikit bindeng efek menangis yang terlalu lama.
"Ya sudah, jangan menangis lagi ya." Ali mencoba mendinginkan suasana hati Mika.
Mika mengangguk pelan.
"Bang." Ucap Mika singkat dengan lirih.
"Aku lapar." Lanjutnya.
"Iya sama, aku juga lapar. Aku belum sempat makan lagi." Sahut Ali, ternyata ia juga lapar. Pulang dinas belum sempat makan.
"Bang Al nggak malming sama kak Janice?" Tanya Mika sedikit enggan menyebutkan nama Janice. Ia kurang suka dengan Janice karena ia tahu sepupu kesayangannya ini selalu dikhianati nya.
"Nggak Mik, dia lagi ada acara keluarga katanya." Jawab Ali dengan menghembuskan napas panjangnya.
"Aku mau makan, tante masak apa bang?" Rengek Mika seperti anak kecil saja.
"Aku cek dulu ya Mik." Ali segera beranjak keluar dari kamar mika dan kemudian turun ke bawah ke arah dapur.
Sesampainya ia di dapur, ia hanya mendapati sisa sayur saja. Itu pun tinggal kuahnya saja.
Ali bergegas berjalan ke arah kamar Dian untuk memastikannya, karena biasanya Dian masih menyimpan beberapa makanan di lemari penyimpanan.
Tok..
Tok..
Tok..
"Mama, mama sudah tidur belum, Ma?" Tanya Ali dengan lirih.
"Belum Al, masuk saja." Terdengar suara sahutan Dian dari balik pintu kamarnya.
Ali membuka pintu, melihat Dian masih menggunakan mukena. Sepertinya baru selesai sholat. Dan melihat Omar sudah terlelap menggunakan selimut tebalnya.
"Kenapa Al?" Tanya Dian yang kemudian membuka mukenanya karena telah menyelesaikan kewajibannya.
"Nggak ada makanan ya, Ma? Stok makanan nggak ada sama sekali?" Tanya Ali dengan pelan karena takut membangunkan Papanya yang sedang terlelap.
"Aduh iya Al, Mama tadi nggak sempat masak lagi. Soalnya tadi mama ikut kajian, ini saja tadi pulang malam. Ada bahan mentah, apa mau mama masakin dulu?" Dian tampak kasihan melihat anak sulungnya karena belum makan sepulang kerja.
"Nggak usah Ma, nggak apa-apa. Aku cari makan saja berdua Mika. Mama mau nitip nggak?" Sahut Ali yang menyadari Mamanya susah sangat lelah, ia tidak ingin membuat Mamanya semakin lelah lantaran harus memasakan makanan untuknya malam-malam begini.
"Oh iya, ya Allah. Mika juga belum makan ya? Seharian dia di kamar saja. Apa dia sudah pulang malam mingguan sama Zaki?" Tanya Dian kemudian.
"Nggak jadi pergi sama Zaki, nggak tahu tuh kenapa. Mika nya malah nangis. Ini mau aku ajak keluar saja cari makan. Biar nggak badmood." Ali mencoba menjelaskan kepada Dian.
"Ya ampun, ya sudah sana. Kasihan kalian sudah kelaparan. Mama nggak nitip Al. Mama mau tidur aja sudah mengantuk banget." Dian kemudian menaiki kasurnya, dan segera menarik selimut tebalnya.
"Oke Ma." Sahut Ali dan langsung merapatkan pintu kamar Mamanya.
Segera ia menaiki anak tangga, dan masuk kembali ke kamar Mika.
"Mik, nggak ada makanan. Kita cari makan diluar saja yuk. Aku sudah lapar juga nih." Ajak Ali pada Mika yang baru saja keluar dari toilet kamar.
"Iya, aku siap-siap dulu ya bang." Ucap Mika tanpa ekspresi.
"Okay, aku juga mau ganti pakaian dulu." Ali langsung membalikan tubuhnya untuk segera beranjak dari kamar Mika.
***
"Kenapa nggak ditembak didalam saja, kak?" Ucap Alexa yang melihat Zaki mengeluarkan cairan kenikmatan di atas perutnya.
"Nanti kamu hamil." Jawab Zaki dengan jujur.
"Santai saja lah kak, aku sudah konsumsi pil anti hamil kok. Nggak bakalan juga aku hamil." Jawab Alexa kemudian.
"Oh yaaa? Kenapa nggak bilang dari awal?" Ucap Zaki langsung mendekati tubuh Alexa kembali.
Satu kecupan mendarat di b*bir Alexa.
Zaki malam ini benar-benar melupakan Mika. Membuat Mika menangis dan bersedih lantaran diberikan harapan palsu.
"Mau lanjut lagi? Ganti gaya ya!" Goda Alexa pada Zaki dengan merapatkan tubuhnya di ikuti anggukan Zaki.
Zaki langsung menciu*i Alexa kembali dengan melum*t-melum*t halus bibirnya. Alexa sungguh menikmati permainan Zaki malam ini. Sangat tidak percaya akan sejauh ini ia bisa bersama Zaki bahkan bisa merasakan tubuh tampan dan kekar milik Zaki.
Tombak milik Zaki kembali mengeras dan berdiri dengan tegak.
Alexa menyadarinya dan segera ia mengulum tombak Zaki yang sudah memanjang dan membesar.
"Ahhhhh kamu pintar sekali Lex, bikin aku ketagihan." Zaki mengusap pucuk rambut Alexa dan sedikit menjambaknya karena ia sangat gemas dengan Alexa yang pandai memuaskannya.
Alexa melepas kulumannya, ia merubah posisinya menjadi menungging.
"Doggy style ya, kak!" Perintah Alexa pada Zaki.
Sontak, Zaki melongo mendapat arahan dari Alexa yang rupanya ia benar-benar paham dengan berbagai macam bercinta.
Zaki langsung merubah posisinya, dan telah bersiap-siap menghadap ke b*kong Alexa yang nampak bulat dan besar.
Tambak bongkahan b*kong besar Alexa sudah menungging dengan cantik, dan siap dihujam dari arah belakang.
" Siap ya Lex." Zaki memberikan aba-aba.
Zaki sedikit menggesek-gesekan terlebih dahulu tombaknya pada bibir lubang vagina Alexa.
Lubang Alexa sudah basah kembali.
Zaki segera mengarahkan ke arah milik Alexa, dan akhirnya..
Blessss blesss..
Dua hentakan yang Zaki gerakan mampu melesat langsung kedalam kenikmatan.
"Aaahhhhh enak banget kak." Alexa mengerang dengan hebat.
Zaki segera menggoyangkan dengan sangat semangat.
"Ah, Lebih enak Lex." Desah Zaki kemudian.
"Dorong lebih kuat kak, biar makin mentok makin nikmat." Perintah Alexa lagi dan lagi.
Mendapat perintah dari Alexa, Zaki langsung menggoyangkan pinggulnya hingga maju mundur dengan sangat cepat. Tangan Zaki tidak dibiarkan menganggur begitu saja. Tangan kirinya mengusap-usap b*kong sintal Alexa. Sedangkan tangan kanannya meremas-remas pay*dara Alexa yang bergoyang kekanan dan ke kiri.
"Aaahhhhh enak kak, enak banget. Lebih kuat lagi kak." Erangan Alexa sangat kencang. Ia tidak peduli dengan suaranya.
Hujan diluar sangat mendukung aksi mereka.
Semakin malam hujan semakin deras, dan listrikpun juga belum kunjung menyala.
Zaki terus menggenjot tanpa ampun, terus dan dengan kuat. Kapan lagi ia bisa menyalurkan birahinya dengan langsung menikmati l*bang kenikmatan.
Bahkan Mika sendiripun belum tentu mau diajak untuk berhubungan.
Melihat Alexa menggelinjang, membuat Zaki semakin panas. Nafsunya semakin membara.
"Aaahhhh kak aku mau keluar kak." Ucap Alexa tiba-tiba, ia akan mencapai orgasme untuk kedua kalinya.
"Aahhhh aku juga Lex, jadi boleh dikeluarin di dalam?" Tanya Zaki kembali untuk memastikan nya.
"Iya kak, ayo kita keluarkan bersama." Pinta Alexa yang tubuhnya yang tiba- tiba mengejang dengan hebat.
Keduanya klimaks bersama. Zaki langsung mengeluarkan cairannya didalam.
"Aaahhhh ternyata lebih enak dikeluarkan didalam ya, Lex." Zaki telah mengeluarkan cairannya didalam rahim Alexa bercampur dengan cairan milik Alexa.
"Lebih enak kan kak?" Tanya Alexa dengan nada lemas nya.
Zaki ambruk diatas tubuh Alexa. Posisinya memeluk Alexa dari belakang, dengan tombak masih menancap.
"Terima kasih Lex, kamu sudah puasin aku." Ucap Zaki lirih.
"Kapan kakak butuh aku selalu siap kak." Sahut Alexa kemudian.
Zaki mengeratkan tubuhnya, menikmati tubuh montok milik Alexa.
Alexa segera bergerak dan mencabut tombak Zaki yang masih menancap.
Lalu membalikkan tubuh Zaki hingga membuat terlentang.
Alexa menindih tubuh Zaki, mel*mat b*bir Zaki, dan menc*mbu leher Zaki.
Tombak Zaki kembali berdiri dan menegang.
Zaki hanya pasrah mendapat perlakuan dari Alexa yang tampak begitu semangat dan agresif.
Setelah tombak mengeras dengan sempurna, Alexa segera meraihnya dan menancapkan kedalam l*bang miliknya.
Posisinya diatas Zaki mampu membuat ia bebas melakukan apa yang dia inginkan.
Blesss...
Akhirnya tombaknya kembali masuk untuk ketiga kalinya kedalam l*bangnya.
Setelah masuk semua, ia menggoyang kan pinggulnya. Zaki menikmati sekali pergerakan yang dilakukan oleh Alexa. Kali ini ia yang merasakan digenjot.
Karena sebelumnya nya ia sudah menggenjot dua kali.
Alexa terus memompa, naik turun dengan goyangan demi goyangan yang ia ciptakan.
Sesekali ia mengarahkan pay*daranya ke wajah Zaki untuk dapat dinikmati oleh Zaki.
Zaki tidak membiarkan pay*dara montok bergelantungan terhempas ke kanan dan kekiri.
Ia meraihnya dan segera menghisap dari kanan hingga ke kiri.
Goyangan Alexa sangat membuat Zaki terlena. Tombaknya tidak ada rasa lelah, malah mampu berdiri dengan tegak sehingga Alexa dapat menyalurkan hasratnya untuk tetap terus menggenjot miliknya.
"Aaahhhhhh, aaahhhhhh" Alexa mendesah dengan sesekali mengibaskan rambut panjangnya. Membuat semakin cantik dan menantang.
"Aaahhh aku mau keluar kak, ahhhh." Ucap Alexa dengan tempo semakin cepat dan langsung mel*mat b*bir Zaki dengan liar.
Zaki membantu untuk menggerakkan dari bawah supaya Alexa bisa mendapatkan klimaksnya lebih maksimal.
Namun lagi-lagi tombaknya terasa disedot dan diurut membuat ia ingin keluar kembali.
"Aahhhhh aku juga Lex."
Akhinya cairan mereka bertemu kembali.
Tiga ronde sudah mereka tuntaskan.
Tubuh Alexa jatuh di tubuh Zaki.
Mereka berpelukan hingga akhirnya tertidur pulas.