NovelToon NovelToon
Let Me Love You

Let Me Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:55.7k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

6 tahun mendapat perhatian lebih dari orang yang disukai membuat Kaila Mahya Kharisma menganggap jika Devan Aryana memiliki rasa yang sama dengannya. Namun, kenyataannya berbeda. Lelaki itu malah mencintai adiknya, yakni Lea.

Tak ingin mengulang kejadian ibu juga tantenya, Lala memilih untuk mundur dengan rasa sakit juga sedih yang dia simpan sendirian. Ketika kejujurannya ditolak, Lala tak bisa memaksa juga tak ingin egois. Melepaskan adalah jalan paling benar.

Akankah di masa transisi hati Lala akan menemukan orang baru? Atau malah orang lama yang tetap menjadi pemenangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Menjaga Jarak

Semakin hari wajah Lala semakin berbinar. Beda dari biasanya. Dan Devan pun sering melihat Lala masuk ke ruangan Brian. Mengawasi dari kejauhan itulah yang Devan lakukan.

"Lu gak capek ngikutin Lala terus?"

Devan tak menjawab. Kini, dia dan Akbar tengah berada di kantin. Sudah seminggu ini Lala mengunjungi kantin. Padahal, setelah hubungan mereka merenggang, perempuan itu seakan sangat menghindari kantin.

"Van, kata gua mah lu samperin Lala. Minta maaf sama dia. Perbaiki hubungan lu lagi. Semenjak jauh dari Lala lu benar-benar gak keurus," imbuh Akbar dengan serius.

"Apa dia masih bersedia gua deketin?" tanya Devan.

"Percaya diri aja dulu. Daripada lu kesiksa begini."

Bukan hanya Akbar yang mengatakan jika dirinya seperti orang tak terurus, sang bunda pun mengatakan hal yang sama. Bahkan, selalu menanyakan Lala.

Devan menimbang-nimbang ide dari Akbar. Ada benarnya juga ucapan Akbar tadi siang. Ponsel mulai Devan raih. Dia mencoba untuk mengirim pesan kepada Lala. Sayangnya, pesan itu tak dibalas sama sekali.

"Apa sebenci itu lu sama gua?"

.

"Saya nyerah."

Lala sudah merebahkan kepalanya di atas meja. Brian yang ada di hadapannya malah tersenyum dan mengusap lembut ujung kepala Lala.

"Besok lagi kerjainnya ya, Pak. Otak saya udah keriting gantung ini."

"Oke. Tapi, besok tugas kamu dua kali lipat."

"Atuhlah, Pak! Coba kasihani saya."

"No. Kamu mahasiswa saya. Jadi, kamu harus kerjain tugas yang saya beri."

Wajah lelah dan tak bergairah sudah Lala tunjukkan. Dia bangkit dari duduknya. Brian mulai mengerutkan dahi.

"Mau ke mana?"

"Toilet. Sekalian cuci muka biar melek."

Mereka berdua sedang berada di King Kafe. Di mana Lala yang tengah mengerjakan tugas tak sengaja bertemu dengan Brian. Alhasil, Brian menghampiri Lala dan sedikit membantu tugas yang tengah Lala kerjakan.

Getaran ponsel milik Lala membuat atensi Brian teralihkan. Dia segera meraih ponsel apel digigit tupai milik Lala. Senyum begitu tipis terukir di wajah Brian. Digesernya anak panah ke arah gagang telepon hijau.

"La, lagi ap--"

"Jangan ganggu Lala lagi."

Panggilan pun segera Brian akhiri. Wajahnya sudah berubah. Dan pada saat itu juga Brian memblokir nomor Devan di ponsel Lala.

Lala yang baru saja kembali dari toilet menatap bingung ke arah Brian. Di mana mimik wajah Brian sudah sangat berubah. Ingin dia bertanya, tapi diurungkan karena wajah Brian begitu seram.

Walaupun berangkat sendiri, tapi pulang diantar oleh Brian sampai ke depan rumah. Lala menoleh ke arah Brian ketika mobil sudah berhenti.

"Makasih, Pak."

"Langsung tidur. Besok pagi baru salin jawabannya."

"Siap, Pak."

Tak ada senyum di wajah Brian. Tidak seperti biasanya. Lala sebenarnya ingin bertanya, tapi dia takut.

"Are you okay?" tanya Lala sedikit ragu.

"Jika, saya katakan sedang tidak baik-baik saja. Apa boleh saya meminta sesuatu dari kamu?" Dengan cepat Lala pun mengangguk.

"Tolong peluk saya."

Tatapan yang berbeda dari Brian mampu Lala lihat. Tanpa banyak bertanya Lala pun memeluk tubuh sang dosen di mana mereka masih berada di dalam mobil. Cukup lama Brian tak melepaskan pelukan Lala. Dan Lala juga begitu. Pelukan Brian begitu nyaman dan hangat.

"Makasih."

Lala hanya mengangguk dan mulai membuka pintu mobil. Lambaian tangan menjadi tanda perpisahan di antara keduanya. Lala masuk ke dalam rumah dengan wajah yang sumringah. Sedangkan ada seseorang yang sedari tadi melihat adegan yang dilakuan Lala juga Brian di dalam mobil. Hatinya seketika perih.

"Gua juga kangen lu peluk, La."

Sedangkan Brian sudah menyunggingkan senyum kemenangan. Ketika mobil baru saja masuk ke area rumah Lala, dia melihat ada Devan yang sedikit bersembunyi. Maka dari itu Brian meminta Lala memeluknya.

.

Devan terus mencoba mengirimkan pesan kepada Lala. Namun, semua pesannya hanya ceklis satu. Dia meyakini jika nomornya diblokir.

Setiap kali Devan ingin menghampiri Lala, selalu Brian berada tak jauh dari Lala. Mereka memang tak saling bicara, tapi Devan mengetahui isi hati mereka.

"Kenapa sesulit ini sih buat deket sama lu lagi?"

Lala pun seperti sangat menjaga jarak. Setiap kali Devan menyapa, dia hanya tersenyum. Lalu, berlalu begitu saja.

"Ternyata susah ya buat deket lagi sama Lala," keluhnya pada Akbar.

"Sekecil apapun luka yang pernah lelaki torehkan akan diingat selamanya oleh yang namanya wanita."

Kembali perkataan Akbar menampar keras hati Devan hingga mampu membuat dia terdiam.

Devan yang memang sering nongkrong di kantin tak sengaja melihat Lala yang tengah duduk sendirian. Sepertinya dia tengah mengerjakan tugas. Tak menyiakan kesempatan, lelaki itu segera menghampiri Lala.

"Boleh duduk di sini gak?"

Atensi Lala berubah karena dia sangat mengenali suara itu. Devan yang terlihat lebih tirus sudah tersenyum kepadanya.

"Duduk aja."

Dua kata yang begitu dingin dan datar. Lala pun kembali memfokuskan pandangannya pada tugas.

"Bunda nanyain lu terus."

Devan sengaja memancing agar Lala mengalihkan pandangannya pada dirinya. Sayangnya, Lala masih fokus pada tugas-tugasnya.

"Mama juga nanyain lu."

Seketika senyum Devan merekah tatkala mendengar mama Aleeya menanyakannya. Dia bisa mengambil kesempatan ini.

"Berarti masih boleh dong gua main ke rumah lu."

"Dari dulu emang gak ada yang larang kan."

Sikap dingin Lala membuatnya teringat akan pertemuan pertama mereka di SMA.

Devan sudah kehabisan kata. Dia hanya bisa memperhatikan Lala yang tengah dikejar deadline tugas. Hingga sebuah kata maaf terucap dari bibirnya dan mampu membuat Lala menegakkan kepala. Menatap ke arah Devan yang juga tengah menatapnya.

"Kenapa lu minta maaf? Itu bukan salah lu."

"Tetep aja, La. Gua yang udah buat hubungan persahabatan kita renggang. Andaikan--"

"Hidup terus berjalan, bukan terus berandai-andai," potongnya penuh dengan penekanan.

"Gua udah gak mau mendengar sesuatu yang sudah gua letakkan di dalam kotak dan sudah gua kunci dengan rapat."

Devan kembali terdiam. Namun, tatapan penuh permohonan maaf terpancar.

"Kalau lu udah menutup semuanya, apa bisa kita kembali berteman lagi kayak dulu?"

Devan sudah mengulurkan jari kelingkingnya. Dan Lala sudah menatap ke arah jari kelingking kanan lelaki yang ada di depannya.

"Tidak ada pertemanan yang tulus antara lelaki dan perempuan."

Raut kecewa pun nampak. Dia pikir akan semudah itu kembali berteman dengan Lala. Ternyata tidak. Rasa sakit yang dia torehkan sepertinya sangat dalam. Sehingga membuat Lala benar-benar menjaga jarak dengannya.

Lambaian tangan seseorang yang baru masuk area kantin membuat Lala mengerutkan dahi. Devan mengikuti arah pandang Lala di mana Alfa sudah menghampiri mereka.

"Kok lu udah jemput? Katanya mau nongkrong dulu"

"Gak jadi," balas Alfa.

"Yuk, balik!" ajaknya.

Lala membereskan barang bawaannya dan pergi meninggalkan kantin. Tinggal Devan yang hanya bisa memandang punggung perempuan yang sudah dia tolak cintanya.

"Apa gak bisa kita kembali seperti dulu lagi?"

Tibanya di parkiran motor, Alfa mengangkat jempol atas-atas. Seulas senyum penuh kemenangan terangkat dari seseorang yang tengah berdiri di balik jendela ruangan.

...*** BERSAMBUNG ***...

Jangan kendor atuh komennya, ini aku up lagi ..

1
Nurhartiningsih
nah .. lea udah punya gebetan... sukurin devan
Ddek Aish
tukan feeling Lala nggak salah .semoga kondisi masBri tidak terlalu parah.
Nurhartiningsih
pertanyaannya siapakah cowok yg nganterin Lala?
Nurhartiningsih
jahat banget devan
Nurhartiningsih
jangan2 ada maksud gak baik si Devan mndekati lala
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor 🙏
sum mia
tuh kan.... beneran feeling Lala , Brian sih ngeyel . semoga Brian baik-baik saja , hanya luka ringan yang tidak berbahaya . Lala pasti syok banget mendengarnya . dan bisa dipastikan dia bakal ikutan nyusul ke Bandung . dan bisa jadi Lala pula yang merawatnya biar cepet sembuh .
next... pasti Lala makin posesif sama mas Bri , apalagi kalau ada feeling yang kurang baik .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: dan mungkin dengan Brian yang kecelakaan , Lala akan lebih cepat kasih jawaban , dan makin yakin dengan perasaannya pada mas Bri .
total 1 replies
Cristella Tella
moga brian baik2 ajj
Ita Rosdiana
lanjuuut ka
Tanti Retno Wati
firasat Lala beneran 😱
Endah Yuliastuti
feeling Lala bener kan.. semoga masbri tidak apa apa ya. kak fie jangan buat Lala sedih ya...☺️
Salim S
duuuh jadi overthinking semoga ngga kenapa napa mas Bri nya...
Ida Farida
firasat lala selalu
Ida Lestari
apakah firasat Lala bneran trjadi......semoga Brian GK pa2......
mkasih Thor Uda double up.....
semoga up lagi
semangat
NadiraDira
firasat lala beneran noh....smoga pakdos baik2 saja dan gak ada sesuatu yg serius....pasti nyusulin kebandung ini mah si lala...
EmakKece
Nah kaaan...
Arik Aryani
tuh kan feelingnya Lala bener
Yanti Yana
semoga mas bri baik2 aja Thor
Diana Nur
ternyata feeling-nya Lala bener tuh semoga masbrinya kaka baik² aj semangat laka💪💪💪
Sri Lestari
Waduh baru mau jujur itu lala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!