NovelToon NovelToon
Satu Malam Menjadi Ayah Muda

Satu Malam Menjadi Ayah Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Shann29

Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.

"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)

"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)

"Lalu aku?" (Nadlyn)

Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Semenjak bertemu dengan Dirga kembali, hari hari Nadlyn dilalui dengan baik. Bahkan Robi menyaksikan sendiri psikis Nadlyn yang perlahan terus membaik dan kini bisa tersenyum juga lebih menerima kehamilannya dengan mendengar Nadlyn menyebut Mommy pada dirinya sendiri ketika mengajak bicara bayi yang tengah di kandungnya itu. Nadlyn tidak lagi menyebut kata aku sebagai dirinya jika berbicara dengan bayi yang masih di dalam perutnya.

Sepulang dari kuliahnya, Dirga selalu saja menyempatkan diri untuk bertamu ke rumah Robi.

"Hai Bumil..." Sapa.Dirga sambil memberikan dua batang coklat favoritnya Nadlyn.

Nadlyn tersneyum saat menerima coklat yang diberikan oleh Dirga, "Makasih, Ga." Ucapnya tulus.

"Boleh ku pegang perutmu?" Tanya Dirga yang memang sudah sering kali memegang perut Nadlyn, mengusapnya bahkan mengajak perutnya itu berbicara seolah sedang menyapa dan mengajak berbicara bayi di dalam pedut Nadlyn.

Nadlyn mengangguk, Dirga berlutut dengan satu kakinya, "Hai anak Papi, Hari ini nakal tidak dengan Mommy?" Tanyanya lalu mendekatkan telinganya di perut Nadlyn.

Kedua tangan Dirga bahkan memegang perut Nadlyn yang sudah membulat di usia kehamilan Nadlyn yang kini menginjak delapan bulan.

Bughh..

"Wahh kamu nendang Papi ya, mau main bola sama Papi? Papi akan belikan kamu bola nanti dan akan mengajarimu main futsal." Kata Dirga seolah mengajak bicara bayi di perut Nadlyn.

Nadlyn tersentuh dengan segala perlakuan Dirga padanya, Dirga selalu saja terdepan membuat mood Nadlyn membaik. Bahkan Dirga akan mengklaim dirinya sebagai Papi untuk Anak yang akan dilahirkan Nadlyn nanti meski anak itu bukanlah anaknya.

Kini Dirga duduk di depan Nadlyn dan hanya terhalangi oleh meja taman. "Apa dia rewel?" Tanya Dirga penuh perhatian.

Nadlyn menggelengkan kepalanya, "Dia sangat aktif hari ini."

"Pinggangmu sakit lagi?"

Nadlyn mengangguk, "Semalam aku tidak bisa tidur karena sulit membalikkan tubuhku. Perutku sudah semakin besar."

"Tapi kamu tetap cantik." Dirga mengedipkan satu matanya.

"Ishh gombal.."

Dirga tertawa, "Anggap aja gombalin istri sendiri."

"Mana bisa." Cibir Nadlyn.

"Bisa saja, lihat saja nanti, putramu akan memanggilku Papi dan bangga karena memiliki Papi sepertiku."

Nadlyn tersenyum sambil mengusap perut yang kian membuncit. Nadlyn memang sudah melakukan pemeriksaan, dan diketahui jika bayinya berjenis laki laki.

"Sudah menyiapkan nama?" Tanya Dirga.

Nadlyn mengerdikan bahunya, "Mau membantuku memberinya nama?"

"Tentu saja, dia anakku, aku akan memberinya nama, hemmmm apa ya?"

Nadlyn tertawa, "Gimana sih, katanya mau memberinya nama, tapi masih bingung."

Dirga juga ikut tertawa, "Untuk anak sendiri gak boleh asal ngasih namanya, harus penuh makna, tapi aku akan memberi nama yang terkeren untuk anakku ini."

Percakapan mereka di dengar oleh Robi, Robi bersyukur karena kehadiran Dirga mampu membuat hari hari Nadlyn menjadi ceria, Nadlyn seolah melupakan kesedihannya dan semakin bersemangat menjalani kehidupannya.

"Ini..." Kata Dirga sambil memberikan brosur tempat dimana dirinya berkuliah diatas meja.

Nadlyn hanya melihatnya.

"Nad, sebentar lagi kamu akan melahirkan, setelah kamu melahirkan, kamu bisa kembali ke bangku kuliah untuk mengejar impianmu." Ucap Dirga hati hati.

Nadlyn menggelengkan kepalanya dengan samar. "Prioritasku sekarang dia, Ga."

"Ya, aku tau." Dirga menjeda kalimatnya sejenak. "Tapi dia juga membutuhkan masa depan, tidak inginkah kau memberikannya masa depan yang layak?"

Nadlyn menatap wajah Dirga.

"Kamu memutuskan untuk menjadi orang tua tunggal untuknya, bagaimana dengan materinya? Apa kamu siap? Bagaimana kamu memberinya kehidupan jika kamu tidak punya pekerjaan di masa depan." Dirga mencoba membuka pikiran Nadlyn.

"Nad, meskipun kamu mempunyai harta, tapi harta akan habis jika tidak di pergunakan dengan bijak." Dirga berusaha mengajak berbicara Nadlyn dari hati ke hati untuk membuka pikirannya. "Tapi jika kamu mempunyai ilmu yang bisa menghasilkan di masa depan, itu akan lebih berguna dari pada hanya mengandalkan hartamu yang akan habis pada masanya nanti."

Nadlyn mengangguk samar.

"Dan dia." Dirga menunjuk pada bayi di perut Nadlyn. "Dia akan bangga pada Mommynya yang berusaha untuk memberinya kehidupan dengan kepintarannya."

"Benarkah itu, Ga?"

Dirga mengangguk, dan meraih tangan Nadlyn lalu menggenggamnya erat. "Baik aku ataupun Papamu. Sangat berharap kamu kembali mengejar impianmu. Berusaha untuk anakmu kelak, Nad."

Nadlyn meneteskan air matanya dan segera menghapusnya.

"Aku janji, aku akan slalu bersamamu, melewati masa sulitmu. Bahkan aku ingin kamu satu kampus denganku agar aku bisa tetap menjagamu. Dan soal putramu nanti, aku akan membantu menjaganya di saat kamu sedang kuliah, kita bisa menjaganya bergantian."

Nadlyn mengangguk dengan cepat, "Terimakasih, Ga. Terimakasih." Ucapnya tulus. "Aku tidak tau bagaimana harus membalas semua kebaikanmu." Nadlyn menangis dan Dirga tersenyum karena pada akhirnya Nadlyn mau mengejar kembali impiannya.

"Jika ingin berterimakasih padaku, cukup menjadikan aku sebagai Papi dari putramu."

"Ishh kamu ini, aku ini masih istri orang tau." Kata Nadlyn memberengut.

Dirga tertawa, "Karena istri orang biasanya lebih menggoda, Nad."

Nadlyn hanya menganggap semua itu candaan, padahal Dirga mengatakan semua itu dengan serius. Perasaan Dirga pada Nadlyn belum berubah, bahkan di saat kondisi Nadlyn seperti ini pun tidak membuat perasaan Dirga berubah.

Robi tersenyum saat mendengar semua ucapan Dirga, meski ia tidak terlalu banyak berharap. Mengingat Dirga juga bukan anak sembarang orang, Dirga merupakan anak dari pemilik perusahaan eksport import. Mana mungkin keluarganya mau menerima status Nadlyn enam tahun mendatang, sebagai seorang janda beranak satu.

Robi menghelakan nafasnya kasar, "Semoga kau akan menemukan kebahagiaanmu, Nad."

Sore hari, Dirga nengajak Nadlyn untuk jalan jalan.

"Mau kemana?" Tanya Nadlyn.

"Katamu perlengkapan bayimu belum lengkap semua, ayo kita mencarinya."

"Tinggal beli beberapa macam saja, online saja nanti."

"Ibu hamil jangan mager, ayo banyakin jalan biar bayinya gak miring miring."

"Bukan miring miring, Ga. Tapi sungsang."

"Iya biar gak sungsang."

Nadlyn memakai dres hamil dan membuat kecantikannya semakin terpancar. Ia memakai flat shoes dan kesulitan saat akan memakainya karena kondisi perutnya yang sudah membesar, Dirga dengan begitu peka segera berjongkok dan memakaikan sepatu itu pada kaki Nadlyn.

"Jangan, Ga." Kata Nadlyn merasa tak enak.

"Biarin sih, Nad. Kayak sama siapa aja." Jawab Dirga tersenyum lalu berdiri saat sepatu itu sudah terpasang sempurna di kaki Nadlyn.

"Ayo." Ajak Dirga pada Nadlyn.

Kini mereka berada di sebuat pusat perbelanjaan. Mereka tampak terlihat seperti pasangan muda yang tengah mencari perlengkapan untuk bayi pertama mereka.

"Ini bagus, Nad."

"Yang ini lebih lucu, Ga."

"Bagusan ini. Anakku akan lebih tampan jika memakai ini."

"Masa anak bayi pakai baju hitam sih, Ga."

Dirga tertawa, "Biar bisa couple sama Papinya. Kamu tau sendiri jika bajuku banyak yang berwarna hitam."

"Ishh kamu." Kata Nadlyn ambigu. "Nanti aku belikan kamu baju berwarna biru yang bisa couple sama anakku."

"Tapi biru Navy ya."

"Biru laut, Ga. Masa anakku nanti pakai baju warna gelap."

"Oke oke, aku mengalah."

Nadlyn tersyum, baginya memenangkan perdebatan dengan Dirga adalah kepuasan tersendiri.

"Aku ngalah biar Bumil bahagia." kata Dirga lalu menaikan satu halisnya.

Sikap Dirga yang hangat dan humoris membuat hari hari Nadlyn menjadi ceria, Dirga semakin di depan, berharap suatu saat bisa memenangkan hati Nadlyn.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mumpung senin, boleh gak sih aku minta dukungannya lewat Vote kalian?

Aku kasih double dan Crazy up kalau vote dan likenya banyak ya, dan juga jejak di komentar 🤗

1
Retno Palupi
owalah Dirga dan Nadlyn bersaudara?
Retno Palupi
nadlyn begitu mencintai cean jd g bisa berpaling meski sudah disakiti
Retno Palupi
menurut ku lebih baik mencoba menerima Yuri. daripada menambah masalah nadlyn
Retno Palupi
g usah nad, akan tambah masalah nanti
Retno Palupi
lah terus Dirga anak siapa?
Retno Palupi
hidup harus terus berjalan nad
Retno Palupi
sudah Dirga, lepasin aja lagian cintamu bertepuk sebelah tangan, buat apa diperjuangkan
Retno Palupi
kl dipikir pikir Dirga itu aneh, masak iya nungguin istri orang dan ikut merawat anaknya. terang aja keluarga nya g setuju
George Lovink
Kalau saya jadi ayahnya Nadlyn sudah saya habisi lelaki pengecut seperti Cean...
eva murjani
part yg menyentuh author
bawang nya banyak kebangetan
Ruzita Ismail
Luar biasa
Mutiara Ahmad
lbh bagus judul yg diberi editor Krn org lbh penasaran tuk membaca, semangat tetap berkarya
Kaifa Banova
djtanati/Frown//Scowl//Blackmoon//Rose/
cecla9
seneng
Ati Rohayati
Luar biasa
Rabiah Windi
dasar yeach zipana kartu trus yg di otakx
bintang merindu
Biasa
bintang merindu
Buruk
cecla9
mungkin jarinya Salah pencet Thor😃
Rizqa Muqbila
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!