cerita ini hanya cerita fiksi seorang gadis bernama Aurel.Dia hidup hanya dengan kakak nya Roy dan Mohan. Cerita menceritakan persahabatan, perselisihan dan percintaan Aurel.
Bagaimana cerita kehidupan Aurel dan ikuti disetiap hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Saat keluar dari toilet Aurel terkejut, ada sebuah tangan yang menarik dia menuju samping restoran.
"Eh... siapa kamu?, Apa yang kamu lakukan?, Jangan sentuh aku!, Aku akan panggil kakak aku!. " Ucap Aurel pada. orang itu.
"Aurel, ini aku Rangga! ."
"Tenang dulu! , aku gak akan menyakiti kamu. Aku hanya ingin bicara sama kamu. " Ucap Rangga lirih dan pelan.
Aurel menatap orang itu dan dia melihat wajah Rangga yang babak belur.
"Oh.... Tunggu!. kenapa dengan wajah kamu?, Kamu berkelahi? " Tanya Aurel.
"Ini gara-gara cowok itu... katanya sih cowok kamu. " Ucap Rangga kesal.
Aurel terkejut mendengarkan perkataan Rangga, namun dia tidak menampakkan keterkejutannya.
"Cowok kamu itu seenak ya datang dan memukul aku tanpa sebab Akhirnya kita berkelahi deh dan babak belur seperti ini. " Ucap Rangga mencari simpati Aurel.
"Memang, ada masalah apa?.... Sampai kalian berkelahi dan bangku hantam segala. " Ucap Aurel.
".... "
"Eh... Tunggu!, maksud kamu... " Ucap Aurel terhenti sejenak.
"Kamu berkelahi dengan Alvaro cowok aku.... " Ucap Aurel. lirih.
"Katanya sih, dia marah saat melihat video aku menggendong kamu waktu itu. " Ucap Rangga.
".... "
"Saat kaki kamu terluka kemarin... tapi.. gak apa-apa sih, sepertinya aku juga suka sama kamu. " Ucap Rangga terus terang.
"Jujur saja Aurel, Aku suka kamu pas lihat kamu pertama kali. " Ucap Rangga serius.
".... "
"Apaan sih kamu. Jangan Halu gitu!. "
"Pantesan saja cowok aku marah. Asal kamu tahu ya Rangga. Cintaku cuma Alvaro, gak ada yang lain. Jangan pernah ganggu aku!. " Ucap Aurel serius.
"Permisi!!!. " Ucap Aurel yang akan pergi meninggalkan Rangga.
"Mau kemana kamu?, Tunggu sebentar!!. " Ucap Rangga sambil memegang tangan Aurel dan membelai rambutnya yang lembut dan wangi itu. Rangga menatap mata Aurel.
"Cantik... aku tidak akan melepaskan kamu. Aku akan jadikan kamu menjadi milikku Aurel. " Ucap Rangga, saat dia hendak mencium Aurel.Dia menggigit tangan Rangga kedua kalinya, sehingga Rangga melepaskan cengkeramannya.
Aurel buru-buru lari ketempat kakaknya Mohan yang masih makan dengan napas yang memburu. Dengan tenangnya Aurel duduk bersama kakaknya melanjutkan sarapan di restoran itu.
"Aurel, kok lama ke toiletnya. Sudah selesai belum?. Ayo berangkat sekolah.Kak Roy sudah menelepon aku dan menunggu aku dikantor nya. " Ucap kak Mohan sedikit gelisah.
"Udah kenyang kak, Ayo kita berangat!. " Ucap Aurel.
Setelah selesai membayar kak Mohan mengajak Aurel ke parkiran. Kak Mohan melangkah keluar dengan kecepatan sedang menuju sekolah Aurel.
Disamping Restoran terlihat Rangga yang marah sambil menghantam tembok hingga tangannya terluka.
Rasa kesal dan kemarahan dihatinya membuat dia berpikir. "Aurel, tak akan aku biarkan kamu pergi Aurel. Kamu harus jadi milikku. "
Sore harinya Aurel dijemput oleh kakaknya Mohan,karena kak Mohan harus ke tempat temannya dua puluh menit kemudian mereka baru sampai dirumahnya.
Saat itu kak Roy sudah menunggu di ruang makan.
"Darimana saja kalian!. Malam hari baru tiba dirumah!. " Ucap kak Roy sambil menatap kedua adiknya dengan tajam.
Namun semuanya berbeda saat melihat kaki adiknya yang terluka.
"Aurel, ada apa dengan kaki kamu?, Apa terjadi sesuatu? " Ucap kak Roy menatap adiknya Mohan.
"Kak Roy, itu bukan karena aku. Jangan menatap aku seperti itu. " Ucap Kak Mohan.
Kak Roy kemudian menghembuskan napas untuk meredakan amarahnya.
"Ayo makan dulu!" Ajak kak Roy yang menunggu keduanya untuk makan malam.
"Kak Roy, maafkan Aurel tadi kami sudah makan diluar dan sekarang Aurel mau ke kamar dulu. " Ucapnya sambil melangkah menuju ke ruangan nya.
Begitu juga Mohan yang pergi ke kamarnya juga. Akhirnya hanya kak Roy yang makan di dalam rumah sendirian malam itu.
Dikamar Aurel,setelah membersihkan dirinya dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Diraihnya handphone yang ada disebelah tidurnya.
Kring kring kring
"Kok, gak diangkat sih telepon aku. Dimana Alvaro?, gak biasanya tidak diangkat telepon aku." Batin Aurel.
Aurel akhirnya mengirim pesan singkat pada Alvaro.
"Malem sayang, gimana keadaan kamu?, katanya kamu berkelahi dengan Rangga, ya? . Aku dan Rangga gak ada hubungan apa-apa, aku juga baru kenal sama dia. Aku bisa jelasin sama kamu sayang. Jangan marah dong. Jangan buat aku khawatir. " Pesan singkat Aurel.
Sudah lima menit pesan singkat itu tidak dibalas Alvaro.
"Kok gak dibalas sih, udah dibaca gak dibalas, kalau dia gak mau jawab pasti lagi marah nih. " Batin Aurel.
Akhirnya Aurel memutuskan menelepon Alvaro. Berulang kali dia menelepon, tapi gak ada respon dari kekasihnya Alvaro.
Beberapa menit kemudian Aurel tertidur.
****
Di rumah Alvaro
"Alvaro, tunggu!!. " Ucap papanya yang melihat anaknya lebam.
"Alvaro, kamu kenapa nak kok luka begitu. " Ucap mama Sonia khawatir pada anaknya.
"Kamu berkelahi, Alvaro!. " Bentak papa Sofian.
Alvaro hanya diam dan menunduk. Papa Sofian memarahi Alvaro.
Setelah di tegur kedua orang tuanya, karena pulang dalam keadaan luka lebam. Alvaro masuk ke kamar nya.
Dia duduk di tepi tempat tidur sambil membawa handphone nya.
Saat membuka telepon yang ada di tangan nya itu, banyak sekali pesan singkat dari temannya itu, tetapi tidak direspon Alvaro sama sekali.
Pesan singkat Aurel saja hanya dibaca. Dia tidak berniat untuk membalas pesan singkat itu . Namun dalam hatinya dia berkata "Aurel,aku sayang kamu. Kenapa kamu gak jujur sama aku. Maaf aku gak balas pesan kamu. Hari ini aku baru gak mood apalagi menjawab telepon kamu? . "
"Saat ini aku gak bisa mengendalikan amarah aku." Pikir Alvaro.
"Kamu sekarang lagi ngapain sayang?, Maaf aku gak bisa bertemu dengan kamu dulu. " Batinnya sambil merebahkan diri dia atas tempat tidur dan tidak terasa air mata Alvaro menetes di kedua pipinya. Beberapa menit kemudian Alvaro tertidur dengan lelapnya.
Beberapa hari ini teman-teman Alvaro yang melihatnya murung dan sedih, akhirnya pada hari minggu yang cerah. Teman-teman nya datang kerumah Alvaro mau berenang.
Tok tok tok
"Alvaro!. "
"Kalian?. "
"Kami, kemari mau berenang. Namun kamu tahu sendiri kan papa aku itu sedang memotong uang sakumu. Jadi aku ajak yang lainnya untuk berenang gratis dirumah kamu. " Ucap Johan mencari alasan yang tidak bohong sepenuhnya.
Helaan napas Alvaro.
"Ayo, masuk!. " Ucapnya sambil mempersilahkan temannya masuk kedalam rumah.
Di pagi hari itu di kolam renang kediaman Sofian setya Dermawan ada empat cowok tampan dan macho yang berenang di kolam dengan lincahnya.
"Ayo, Johan!. Kita berlomba. " Ucap Nathan.
"Pungky, Alvaro. Bagaimana kita berlomba" Ucap Nathan pada kedua temannya itu yang asyik berenang disisi lain.
".... "
"Kalau tidak ada hadiahnya, tidak seru. " Ucap Johan.
"Siapa yang kalah dan terakhir diantara kita nanti.Harus traktir kita makan. Bagaimana? " Ucap Nathan.
Semuanya terdiam dan memikirkan ucapan Nathan.