NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nana?

"Anjing! Gue pikir Regan mau marah sama Atlana," seru Jovan.

"Gue juga sama. Ekpresi Regan kayak mau bunuh orang," tandas Yudha.

"Regan gak mungkin nyakitin Atlana." Semuanya mengangguk-angguk mendengar ucapan Erteza.

"Bener sih kata lo. Regan gak mungkin nyakitin Atlana. Justru kita yang bakal jadi samsak Regan. Atlana disini, gak kita kasi tau. Dia kan katanya mau jemput Atlana."

Keempatnya langsung meneguk ludah. Leo benar, tidak ada satu pun dari mereka yang berinisiatif memberitahu Regan jika Atlana di rumah sakit. Mereka terlalu larut dalam rasa senang mereka.

Sementara di depan mereka, Atlana dan Regan masih beradu pandang. Sorot tajam Regan menatap lembut Atlana, tapi Atlana malah menatapnya dengan pandangan tak suka.

"Lo gak sopan banget!" ucap Atlana dengan nada kesal. Sontak keempat cowok yang ada di sofa menatap ke arah mereka. Ghea juga ikut menatap Atlana dan Regan. Tiba-tiba ada perasaan takut dalam dirinya. Dia takut Regan kalap dan menyakiti Atlana.

"Apa masalahnya?" balas Regan santai.

"Lo tanya masalahnya? Masalahnya lo gak sopan cium orang sembarangan!"

"Lo cewek gue."

Atlana berdecak. Dia menoleh ke samping, ke arah Ghea yang tengah menatapnya. Ia menarik sudut bibirnya, tersenyum tipis pada Ghea.

"Ghe, gue mau keluar bentar. Beli minum," ujarnya. Dia tidak ingin teman-temannya melihat pertengkarannya bersama Regan. Dia merasa tidak enak hati ribut di hadapan Ghea yang membutuhkan lebih banyak ketenangan.

"Biar gue yang beli."

"Gue gak butuh bantuan lo!"

"Lo nggak boleh kemana-mana."

"Mau lo apa sih? Lo gak bisa larang-larang gue!"

"Van, beli minum!" perintah Regan pada sahabatnya. Dia tidak peduli jika Atlana akan marah padanya.

"Gak usah, Van!" Atlana mencegah. Dia sebenarnya ingin keluar, menghindari Regan.

"Jovan." Kembali suara Regan terdengar. Nadanya sedikit lebih rendah dan penuh peringatan.

"Jovan, kalau lo pergi, gue gak bakal mau ngomong sama lo lagi."

Jovan meneguk ludahnya. Kenapa dia malah diseret-seret dalam perdebatan mereka? Sejak tadi dia diam, tidak memihak Regan ataupun Atlana. Dia jadi bingung harus memilih yang mana.

"Maaf, Gan. Gue... Ikut Atlana aja...."

Regan mendelik tajam ke arah Jovan. Kenapa sahabatnya malah berpaling sekarang?

Regan menghembuskan nafas kasar. Dia menyingkir dari hadapan Atlana, memberi akses untuk gadis itu pergi.

Atlana menatapnya sekilas, lalu beralih ke arah Ghea. "Gue keluar bentar."

Gadis yang tengah berbaring di ranjang pasien itu mengangguk pelan. Atlana bergegas keluar ruangan. Ketika pintu tertutup, dia menghembuskan nafasnya.

"Aku gak bisa terus begini," gumam Atlana sambil berjalan menjauh. "Tapi, gimana caranya biar Regan gak mendekat lagi? Atau, aku cari pacar lagi—"

"Jangan mimpi!"

Langkah Atlana terhenti. Dia berbalik dan mendapati Regan berdiri tak jauh darinya. Rahang Regan mengetat, dan kedua tangannya mengepal erat, menonjolkan urat-urat tangannya.

Atlana memejamkan matanya sambil menarik nafas panjang. Tak ingin memulai perdebatan lagi, Atlana berbalik dan melangkah pergi.

Namun, Regan bergerak cepat menahan tangannya, menariknya hingga ke lorong rumah sakit yang sepi.

"Regan lepasin!"

Atlana menyentak kuat tangannya hingga genggaman Regan terlepas. Dengan cepat dia bergerak menjauh, namun Regan meraih pinggangnya, merangkulnya erat lalu membawanya hingga terdorong dan menempel pada dinding. Rangkulannya terlepas, dan kedua tangannya beralih mengurung Atlana di sisi kanan dan kiri gadis itu.

"Regan!!"

"Apa, Sayang?"

"Lo gila!!"

"Udah gue bilang, gue bisa lebih gila," jawab Regan tenang. "Gue bakal ngelakuin hal-hal gila lainnya sampai lo balik ke pelukan gue."

"Gue gak bakal balik. Udah gue bilang sama lo, gue gak suka lagi sama lo. Gue gak cinta sama lo lagi."

"Mau gue buktiin lo cinta atau engga? Gue bisa ciuman sama cewek lain di depan lo buat buktiin gimana perasaan lo. Atau lo mau yang lebih ekstrim? Mau gue tidurin cewek—"

"Regan!!"

"Kenapa? Lo gak bisa kan?"

Atlanta terdiam. Jantungnya berdetak hebat. Pikirannya liar membayangkan Regan saat bersama cewek lain. Dadanya merasa sesak, dan hatinya sakit. Membayangkannya saja membuatnya sesakit itu. Bagaimana jika Regan benar melakukannya?

Mata Atlana memanas. Tapi, ia segera sadar. Dia tidak boleh terlalu memikirkannya. Dia tidak boleh terlalu mengedepankan perasaannya. Kakek Adri adalah ancaman terbesarnya. Jika kakek Adri tahu bahwa ia kembali dan bersama Regan lagi, maka nyawa mama Yolan dan papa Arman akan terancam.

Dia tidak siap mereka terluka. Dia tidak siap Regan terpuruk karena kehilangan orang tuanya.

"Nana?"

Atlana tersadar. Panggilan itu, ia kembali mendengarnya. Atlana memejamkan matanya, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Setelah itu, ia membuka matanya lalu menatap Regan dengan sorot dingin.

"Gue gak peduli. Minggir!" Atlana menyentak tangan Regan lalu berjalan meninggalkan cowok itu.

Regan terdiam sambil memperhatikan Atlana yang mulai menjauh.

Sekeras apapun lo menolak, lo tetap akan belik ke gue. Batin Regan.

***

"Regan!"

"Regan!"

"Regan!"

Sorak suara meneriaki nama Regan terdengar. Ketika mobil yang dikendarai Regan melewati garis finish, sorak suara makin riuh terdengar.

Regan keluar dari mobilnya dengan raut dingin yang tenang. Seperti biasa, dia lagi-lagi memenangkan balapan.

"Regan, selamat ya?"

Regan mengabaikan seorang cewek yang mengulurkan tangannya, mengucapkan selamat. Bukan hal baru jika Regan mengabaikan setiap cewek yang berusaha mendekatinya.

Sikap dingin dengan pahatan wajah sempurnanya menjadi daya tarik untuk setiap perempuan yang melihatnya. Tapi, sikap dinginnya juga yang membuat setiap perempuan yang mendekatinya patah hati.

Meskipun patah berkali-kali, mereka tetap tak menyerah. Regan selalu dikerubungi banyak perempuan, tidak terkecuali di arena balap. Ketika menolak satu cewek, masih ada banyak cewek yang terus mengerubunginya.

"Regan, kamu heb—"

Ucapan salah satu cewek menggantung saat mendapat tatapan tajam dari Regan. Segera ia menjauhkan tangannya yang dengan sengaja menyentuh lengan Regan.

Sontak kejadian itu membuat semua cewek yang mengerubunginya terdiam di tempat.

"Udah-udah! Pada minggir lo semua." Yudha mengusir cewek-cewek yang masih terus berdiri tak jauh dari mereka.

"Regan gak suka lo semua. Mending balik!"

Cewek-cewek itu langsung mendesah lelah. Mereka berbalik dengan perasaan hampa.

"Keren lo, Gan," ucap Yudha.

"Party gak, nih?" sahut Leo.

"Markas."

"Siiip." Leo, Jovan, dan Yudha langsung bersorak senang. Sementara Erteza, dia terkekeh pelan. Malam ini mereka tidak akan menemani Ghea di rumah sakit. Atlana yang memintanya. Dia ingin menghabiskan waktu dengan sahabatnya itu.

Kedatangan Regan dan keempat sahabatnya di markas disambut dengan bahagia oleh para anak buah Regan yang tidak sempat ikut menonton Regan.

Mereka tentu sudah tahu mengenai kabar kemenangan Regan. Dan sudah bisa dipastikan, malam ini mereka akan menikmati pesta kemenangan Regan.

"Gan, uang—"

"Pakai aja," balasnya memotong ucapan Leo.

Leo yang memegang uang hasil balapan. Sebenarnya mereka tidak membutuhkan uang itu. Regan balapan hanya untuk melampiaskan perasaannya yang kalut karena masih belum bisa mendapatkan Atlana kembali.

"Nih, habisin uangnya." Leo memberikan uang yang dibawanya pada salah satu anak buah Regan. Sudah pasti cowok itu paham apa yang Leo maksud. Tak menunggu lama, dia segera melesat bersama satu temannya untuk membeli minuman, camilan, juga keperluan lainnya untuk pesta mereka.

1
Syznkra_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Syznkra_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Syznkra_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Syznkra_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
Aquilaliza: Makasih kak 😊
total 2 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!