Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16: Password
Sesuai dengan janjinya, Penelope datang berkunjung ke rumah Scarlett. Lebih tepatnya berkunjung sebentar saja, karena setelah itu Scarlett mengajak Penelope ke apartemennya.
Dan di sinilah mereka sekarang, di depan pintu apartemen milik Scarlett. Meskipun setting ceritanya ada di California, Scarlett tidak kesulitan untuk menguasai jalan di sana. Saat menjadi Gilda, ia sudah sering bepergian ke California. Dan jika Scarlett tidak tahu, ia bisa menggunakan maps.
"Kenapa kamu hanya berdiri, ayo buka pintunya," kata Penelope menenteng makanan yang merek beli.
"Aku melupakan password apartemen ku," kata Scarlett dengan ekspresi wajah sedang berpikir. Tentu saja Scarlett yang sekarang tidak tahu sandinya. Di dalam novel tidak pernah disebutkan password apartemennya.
"Apa otakmu hilang saat kamu terjatuh. Tadi kamu juga melupakan nomor unit mu," ucap Penelope.
"Diam lah... aku sedang mengingatnya. Kamu mengacaukannya," ucap Scarlett menepuk jidat Penelope.
"Aisshh.. itu sakit tau," Penelope mengusap keningnya dengan wajah cemberut.
Scarlet mencoba menebak sandinya namun tidak bisa juga, membuatnya frustasi.
"Ya ampun... kenapa aku tidak mengingatnya..." pekik Scarlett menendang pintu apartemennya karena kesal.
"Kita ke apartemen mu saja," ucap Scarlett menyerah. Lagi pula ia malu jika orang yang sedang lewat dari sana melihat mereka yang tak kunjung-kunjung masuk. Bisa jadi mereka dikira bukan pemilik kamar itu.
"Sepertinya kamu benar, otak ku tidak berfungsi dengan maksimal lagi," kata Scarlett bersandar di dinding.
"Apa kamu tidak tahu password nya?" tanya Scarlett membuka penutup minumannya lalu meneguknya.
Ceklek....
Pintu terbuka, refleks Scarlett menoleh ke pintu. Dengan entengnya Penelope masuk ke dalam.
"Penelope... dasar teman laknat. Ternyata kamu tahu sandinya," teriak Scarlett masuk ke dalam unitnya dengan langkah tertatih. Ia tidak menggunakan tongkat lagi sejak tadi pagi.
"Itu karena kamu tidak bertanya pada ku," ucap Penelope santai menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang empuk.
"Sialan kamu.." Scarlett melempar botol minuman kosongnya ke arah Penelope.
"Kamu membuat ku berpikir keras."
"Itu bagus untuk melatih otak mu agar berfungsi dengan normal seperti dulu mengingat efek jatuh dari tangga membuat otak mu sedikit bergeser," balas Penelope tertawa.
"Hei.. harusnya kamu sadar. Otak mu terlalu lama menangkap. Sudah tau aku lupa password ku, kamu malah diam saja menunggu aku bertanya pada mu. Jelas-jelas kamu tahu passwordnya. Dasar tidak peka, IQ mu berapa sih," kata Scarlett duduk di sofa.
"Tidak jauh berbeda dari mu, sekedar mengingatkan," kata Penelope menyindir Scarlett.
"Pantas saja, kita sama-sama goblok," timpal Scarlet. Keduanya bertatapan lalu tertawa.
"Ngomong-omong tumben sekali kamu tidak mengganggu Elizya dan Felix tadi," ucap Penelope bangkit sembari membuka sosial medianya.
"Aku tidak ingin menghabiskan waktu ku hanya untuk mereka," balas Scarlett. Lebih tepatnya tidak ingin mati lagi. Penelope menaikkan salah satu alisnya merasa aneh dengan Scarlett yang terlihat serius mengatakannya.
"Aku ingin menjadi Scarlett yang baru mulai sekarang," lanjutnya.
"Fix.. otak mu memang bergeser saat kamu terjatuh. Bagaimana bisa seorang Scarlett akhirnya menyerah," tukas Penelope bangkit dari atas tempat tidur.
"Tapi aku lebih suka kamu yang sekarang. Setidaknya kamu tidak segila dulu, bahkan sering melibatkan ku ke dalam masalah yang kamu ciptakan. Untung saja kamu sahabat ku, kalau tidak aku akan membunuh mu sejak kemarin," kata Penelope.
"Aku minta maaf untuk itu," balas Scarlett.
"Dimaafkan.." pungkas Penelope.