NovelToon NovelToon
MELINTASI DUA DUNIA

MELINTASI DUA DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Beda Dunia / Iblis / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:554
Nilai: 5
Nama Author: Putri Karlina

Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.

Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16.Kehilangan

Graysen dan Judy jatuh dengan tubuh yang remuk redam. Mereka tidak mampu untuk sekedar mengangkat kepalanya. Dua iblis bertanduk dan matanya merah menyala, tertawa terbahak-bahak melihat ke arah mereka berdua yang terkulai lemas.

Mata merah iblis itu mengeluarkan semburan api, yang menyambar dengan cepat. Judy dan Graysen menutup wajahnya dengan sikunya. Seekor naga putih berkepala burung menghalangi semburan api yang akan menyambar tubuh Graysen dan Judy. Dengan secepat kilat dua iblis itu melebur menjadi serpihan debu.

Perlahan Graysen membuka kelopak matanya yang tertutup. "Judy? Lihat Naga itu?" Pekiknya menggerakkan tubuh Judy.

"Saya baru melihatnya, yang mulia pangeran. Apakah Naga itu yang sudah membantu kita?" Tutur Judy dengan rasa penasaran.

Graysen, mengangguk dengan ekspresi yang tidak dapat di artikan. "Ya. Naga itu sudah menyelamatkan istana kerajaan Aestherlyn dari serangan dua iblis yang kuat." Lirihnya,pandangi ekor Naga putih yang kian menjauh dari pandangan dan menghilang di telan awan putih.

Diam-diam Zi memperhatikan sebuah kejadian yang berada di depan matanya. Gadis cantik itu masih berada di dalam kamar mandi, memperbaiki pakaiannya, sambil matanya menatap jauh ke arah luar. "Dunia yang penuh teka-teki dan makhluk-nya sangat misterius." Gumam Zi.

Zi, cepat-cepat membenarkan pakaiannya dan segera keluar dari dalam kamar mandi. Hampir satu jam lamanya berdiri melihat kejadian tersebut, membuat kakinya terasa kebas.

Zi, melupakan kejadian barusan,ia, sudah bertekad untuk tidak ikut campur dalam urusan Graysen ataupun yang lainnya. Zi, berakhir disini juga bukan keinginannya sendiri. Jadi untuk apa repot-repot memikirkan yang seharusnya tidak ia perlu pikirkan.

Itung-itung memanfaatkan kesempatan yang di berikan oleh Muchen, Zi, berpikir sejenak, pintu mana lagi yang harus di bukanya. Sekarang Zi tersenyum lebar,"Pintu Barat atau Utara,ya?" pikir Zi sekali lagi.

"Kesini saja!" Zi mengambil langkah menuju pintu sebelah Barat, masuk ke dalam ruangan tersebut yang pintunya sudah otomatis tertutup rapat. Zi,pandangi rak yang sesak oleh buku-buku. Tidak hanya ada rak buku saja di dalam sana. Ada ayunan dan bunga warna warni yang kini mekar di sekeliling tempat ayunan tersebut, bunganya tidak menggangu saat Zi mencoba ayunan itu.

"Wah.. benar-benar sangat menakjubkan. Tidak menyesal aku jika sering-sering datang kemari. Tempatnya, suasananya, sungguh jauh lebih indah dari pada di kediaman si balok kering, apa lagi si nenek sihir." ucap Zi, sibuk membandingkan kediaman satu dan yang lainnya.

Angin sepoi-sepoi berhembus lembut menerpa tubuh Zi yang tidak tertutup oleh gaunnya. Rambutnya yang tergerai indah di sapu angin lembut hingga meliuk-liuk ke sana kemari. Zi, memejamkan matanya untuk menikmati setiap sapuan lembut dari semilir angin.

Kepalanya yang kini sepenuhnya bertumpu pada bantal bulu yang begitu halus dan lembut menyentuh kulitnya, terasa begitu nyaman dan terasa di pijit plus-plus dengan penuh kelembutan. Zi, tidak henti-hentinya mendesah nikmat,bukan karena nafsu, tetapi merasa sangat tenang dan rileks saja. Buku-buku yang seharusnya sudah berada di genggaman tangannya. Kini tidak satupun yang kunjung di sentuhnya.

"Nyaman sekali disini,mataku kembali terasa berat. Aku butuh istirahat sejenak sebelum menyentuh buku-buku yang membuat rak buku itu menjadi sesak!" Lirih Zi dengan sisa kesadarannya yang semakin melemah, hingga akhirnya dengkuran halus keluar dari mulutnya.

Dari balik tirai yang terbuka, seekor Naga putih dengan kepala berbentuk paruh-kepala burung, mendatangi,Zi. Tubuhnya secara perlahan mengecil dan menjadi seekor burung merpati putih yang sangat menggemaskan. Burung itu kini masuk dan bertengger di ranting hias yang berada di hadapan Zi yang tertidur pulas.

•••

Algeria, membanting semua alat dan barang apa saja yang dapat di jangkau oleh tangannya. Iblis yang sengaja di undangannya untuk menghancurkan Graysen dan kediaman anak itu mati sia-sia. Bahkan sebelum membuat kediaman itu melebur jadi debu.

Saat Levi mengirimkan sinyal padanya, mengatakan bahwa Zi tertangkap basah oleh yang mulia Raja dan di bawa pergi entah kemana, lalu Graysen murka,mencekik leher Jusy, hingga perempuan kaku itu hampir mati. Membuat Algeria merasa bahagia,ia, mengambil kesempatan terbaik ini untuk menghancurkan Graysen dan dua pelayannya. Tapi apa? Tiga iblis kuat yang di kirimkan untuk membunuh dan menghancurkan kediamannya Graysen,malah melebur jadi debu.

"Siapa lagi yang mampu membunuh tiga iblis terkuat yang aku undang,dan kirim? Hah! Aku tidak bisa meremehkan kekuatan anak itu, sepertinya aku harus kembali mencari cara agar bisa meluluhkan hatinya dan tua bangka itu." Gumam Algeria sambil meneguk air yang di tuangkannya.

Zi, terbangun saat seekor kupu-kupu menggelitik hidungnya. Gadis itu menggeliat ke kiri dan kanan sambil mengangkat kedua tangannya. Badannya masih rebahan di atas ayunan dengan kepala yang masih di sangga oleh bantal bulu lembut.

"Sudah berapa lama aku tertidur? Pasti cukup lama,lagian kenapa nyaman sekali, sih?" Zi, duduk,meraih segelas air putih yang tersedia di atas meja kecil di dekatnya. Tidak tau siapa yang menyiapkan air itu untuknya, tetapi apa yang berada di sana saat ini berarti milik,Zi,benar kan?

Berdiri dan meregangkan otot-ototnya yang kaku. Merapikan kembali rambutnya yang berantakan sehabis bangun tidur. Zi,berjalan menuju rak buku yang masih sama seperti sebelum ia tertidur.

"Cara melepaskan diri dari—" Zi, tidak lagi melanjutkan ucapannya, mengambil buku tersebut dan membawanya ke ayunan untuk di baca.

Satu,dua, tiga,buku yang berbeda selesai di baca Zi dalam waktu dua jam lebih lamanya. Setelah puas dan merasa lehernya mengeras terlalu lama menunduk,membaca. Zi memutuskan untuk segera keluar dari tempat tersebut. Rasanya Zi sudah cukup puas berada di ruangan milik Muchen, tiba-tiba saja Zi teringat dengan Jusy, pasti Graysen akan menghukumnya karena membawanya ke ruangan yang seharusnya tidak di datangi tanpa persetujuan Graysen.

Apalagi saat Zi melihat adanya perseteruan antara Graysen dan Muchen seakan-akan mereka tengah saling bertengkar. Zi, tidak mau ada ke salah pahaman dan pada akhirnya Jusy lah yang mendapatkan hukuman.

"Ck. Pintunya yang mana ,ya? Aku harus segera bertemu dengan yang mulia Raja, meminta bantuannya untuk kembali ke kediaman Graysen. Setidaknya waktuku disini sudah cukup lama, pasti yang mulia Raja tidak akan menolaknya,kan?" Pikir Zi yang terus berputar di tengah-tengah ruangan tersebut,demi mencari pintu rahasia yang di katakan oleh Muchen sebelum pria itu menghilang.

Lama berputar membuat kaki Zi kecapean. Ia, duduk bersimpuh di lantai sambil pandangi bingkai pintu itu satu persatu. Semua pintu terlihat sama dan Zi jadi kebingungan setengah mati.

"Tuhan! Apa yang harus Zi lakukan, sekarang? Zi tidak mau Graysen menghukum Jusy yang tidak seratus persen bersalah." Lirih Zi dengan wajah lesu.

"Huh.." Zi,membuang napas panjang. Menetralisir pikirannya yang masih berharap akan adanya keajaiban yang datang untuk membantunya. Untuk memanggil Muchen datang dan membantunya, tentu saja Zi tidak tau caranya.

Setelah merasa capek sendiri, gadis cantik itu melangkah mendekati meja makan yang sebelumnya Zi duduk di tempat tersebut sambil memakan buah-buahan yang di tawarkan oleh Muchen padanya.

Perutnya kembali terasa kosong dan minta diisi segera. Zi, dengan gerakan anggun memasukkan potongan buah apel ke dalam mulutnya. Tidak memikirkan bagaimana caranya untuk menemui Muchen lagi,tapi memikirkan bagaimana caranya agar dirinya bisa menghabiskan makanan sebanyak ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!