Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.
Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.
Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.
Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Luluh?
Keesokan harinya sehabis pulang sekolah, Rey membawa Fahira ke pusat perbelanjaan di Kota Bandung.
Dari parkiran mall, pria itu berjalan dan tak pernah berhenti menggandeng tangan Fahira yang masih merasakan telapak tangan nya yang kasar.
Terlihat juga wajah Fahira yang hitam, kucel dan berminyak. Cowok mana yang gak gatel coba melihat kondisi cewek nya seperti itu.
"Kita sebenarnya mau kemana sih?!" Tanya Fahira kepo.
Pria itu hanya menoleh tanpa memberi jawaban.
"Kalau lagi di tanya tuh jawab!" Fahira menabok lengan Rey.
"Beli makeup dan baju, seenggak nya biar kamu enak dipandang"
"Jadi menurut kamu, aku?..." Belum tuntas Fahira bicara, tubuhnya tiba-tiba di dorong masuk ke dalam dekapan Rey.
"Penting nya untuk kamu merawat diri"
Fahira mendongak tipis menatap wajah Rey dari balik dada nya. "Hm..."
Bukan mau membandingkan sih, tapi Rey baru merasakan telapak tangan seorang gadis yang kasar dari kemarin. Umum nya telapak tangan gadis itu halus dan lembut.
Tapi Fahira menunjukkan sisi kalau ia pekerja keras yang selalu membantu ibu tiri nya masak, nyapu, ngepel, nyuci pakaian hingga pernah mengangkat barang-barang berat yang di bawa ayahnya ke rumah.
Karena hal itu Bu Vio terus memuji Fahira ketimbang anak kandung nya sendiri yang malas nya minta ampun.
Kelemahan nya, Fahira tak bisa merawat diri nya sendiri, apa emang dirumah Eca tidak memperbolehkan saudara tirinya tampil cantik atau bagaimana?
Pikiran itu seolah sudah menghantui di dalam otak nya Rey.
Rey dan Fahira sudah masuk ke dalam mall, mereka menaiki eskalator menuju ke official Store kosmetik yang mendominasi warna hijau tosca di lantai dua.
Di pintu masuk, Rey mengambil keranjang belanja, Fahira terus mengamati sekitar dengan waspada.
Karena kebetulan rombongan Eca juga setiap hari pergi ke mall ini. Apa lagi setelah pulang sekolah.
Setelah merasa aman Fahira menatap Rey yang terlihat sedang menahan sabar.
"Lagi mantau siapa sih?" Rey melihat area sekitar ruangan tersebut.
"Ini Gabriel sering datang kesini" Kata Fahira.
"Ya, terus kenapa? emang kamu salah apa sebegitu waspada nya dengan dia?"
"Gimana ya, aku takut kalian ribut aja"
Rey menghela nafas "Why, kenapa takut?"
"Gak apa-apa sih" Fahira menoleh kembali ke arah ruang toko. Ia mendongak tipis, Gadis itu sangat suka dengan tatanan rak yang berjarak cukup luas, jadi lebih banyak gerak dengan leluasa.
"Eh Rey" Panggil Fahira.
"Hm.... iya kenapa?"
Fahira nunjuk sesuatu yang menarik "Mau..."
"Sok ambil, kamu boleh pilih produk apapun yang kamu mau, saya yang bayar!"
Kalimat tersebut sukses membuat Fahira menoleh ke arah nya "Seriusan?"
"Iya, Sayang"
"Wah HAHA... Baik banget"
"Heum... Yaudah ayo pilih" Rey menadahkan telapak tangan ke arah rak tersebut.
Fahira mengangguk, dia mulai berjalan sambil melihat-lihat Rak berisi Sunscreen, Cushion, Pensil alis, Eyeshadow, Eyeliner, Maskara, Lipstik dan masih banyak lagi.
Fahira berhenti melangkah untuk menoleh ke Rey dan berkata "Sumpah, aku bingung..."
"Lah?" Fahira aja bingung, apa lagi Rey yang ikut bingung.
"Banyak banget soalnya ini"
"Setidak nya buat wajah kamu bersih dulu, Fahira" Kata Rey sedikit greget.
"Oh, oke deh" Jawab Fahira.
Tak lama ia menjawab, Fahira memasukan Foundation, lipstik, liptint, concealer, bedak, maskara, eyeliner, pensil alis, dan blush on.
"Ini aja?" Rey mengerut kening.
"Lah kok? nanti mahal harga nya kalau aku beli banyak-banyak"
Rey menyamping kan tubuh menatap Fahira dalam-dalam "Ini gak seberapa, lebih mahal lihat istri saya bersih dari pada ngeluh ngeluarin uang untuk barang beginian"
Fahira membelalak tipis, ia merasa tidak enak sendiri, padahal sudah sewajarnya suami membelanjakan seorang istri.
"Tapi, Eh... seperti nya sudah cukup deh"
"Okey" Jawab Rey singkat. Keadaan pria itu masih memegang keranjang yang sudah di masukan barang-barang keinginan Fahira.
Mereka kini sudah berjalan ke arah kasir untuk membayar.
Kali ini, Fahira tak bisa menutupi rasa bahagia nya dengan pemberian alat-alat kosmetik dari Rey.
Perkataan Rey bukan hanya omong kosong, tapi pria itu sedang membuktikan rasa kasih sayang pengganti dari ibu kandung nya Fahira.
Sehabis dari toko kosmetik, Fahira di bawa Rey ke matahari store, beragam pakaian bagus di dalam nya.
Lagi-lagi Fahira mematung, sebab pilihan baju nya sangat banyak, dan kebanyakan sangat di sukai gadis itu.
Rey mengacak-acak rambut belakang Fahira, lanjutnya Rey menggandeng tangan Fahira untuk berjalan dan memilih pakaian yang dia suka.
Sesuai keinginan Fahira memilih outfit lengan panjang untuk berpergian, lalu ada hijab juga yang ia beli, piyama tidur dan daster panjang untuk waktu santai nya, untuk bagian bawah Fahira membeli beberapa celana jeans saja.
Dengan sigap Rey langsung membayar itu semua.
Sehabis dari toko pakaian, Fahira lagi-lagi dimanjakan oleh Rey dengan cemilan yang ia inginkan di dalam mall.
"A Rey" Panggil Fahira.
"A?" Rey kaget dengan perubahan sebutan nama dari Fahira.
"Aa enggak nyesal kan ngeluarin uang sebanyak ini untuk aku?"
"E- enggak" Jawab Rey singkat. "Wait kamu manggil aku Aa Fahira?"
"Kenapa? Bukan nya kita sudah suami istri? Gak suka ya?"
"Suka sih, kalau gitu saya panggil panggilan untuk kamu neng ya?"
"Hmm... Iya terserah A" Fahira tersenyum dan menghampiri Rey untuk bergelanyut di tangan nya.
"Yaudah yuk, kita lanjut beli jajanan"
"Lah? Uang kamu..."
Tanpa menjawab Rey langsung mengajak Fahira ke salah satu kedai makanan di dalam mall.
Dua puluh menit kemudian...
Seraya tersenyum, Rey bangkit dari tempat duduk, ia mengambil chunkee check yang sudah matang.
Setelah itu Rey membawa gadis itu untuk membeli teh manis dingin sebagai penutup kencan nya yang pertama kali dengan Fahira.
Butuh waktu hampir dua jam mereka berdua ngubek-ngubek di dalam mall. Tak terasa hari sudah malam, Fahira melihat jam sudah pukul 19.30.
"Ah aku telat astaghfirullah"
"Telat apa Neng? Kok gelisah sekali" Kata Rey.
"Gimana gak gelisah aku A, aku melupakan waktu sholat maghrib yang udah lama lewat"
Rey berkedip-kedip mata tak percaya, bukan apa-apa, tapi ia merasa berdosa sudah buat sang istri melalaikan ibadah nya.
"Ah... Ayo" Rey langsung mengajak Fahira untuk ke masjid terdekat yang sudah di sediakan oleh pihak mall.
Rey untuk yang pertama kali dalam hidup nya menjadi imam sholat yang di belakang nya ada Fahira yang resmi menjadi istri sah nya.
Sepertinya Fahira sudah mulai menerima Rey sebagai suami untuk hidupnya.
Melupakan pelik dalam hidup nya yang sudah di rusak oleh Rey.