PEWARIS YANG HILANG

Mendengar perkataan Ayahnya yang akan menjual seluruh aset milik keluarganya membuat Riko mengatupkan mulutnya dan berkata,

Ayah, jika semua Aset milih keluarga kita dijual, lalu bagaimana dengan nasib keluarga kita?

Dimana kita akan tinggal? Saat kita sudah tidak punya apa-apa lagi, kita akan dianggap sampah oleh orang-orang dikampung. mereka pasti akan menjauhi kita.

Mendengar perkataan anaknya, Pak Obery hanya bisa menghela nafas berat.

sejujurnya saat ini dia tidak punya pilihan lain selain menjual semua harta yang ada dan menukarnya dengan kesehatan istrinya.

Riko. sejujurnya Ayah tidak tahu lagi harus berbuat apa selain menjual segala yang kita miliki.

Saat ini kesehatan ibumu adalah yang utama. masalah harta pasti bisa di cari asalkan kita dalam kondisi baik, kita pasti mempunyai kesempatan untuk menabung lagi.

Tepat ketika Pak Obery selesai berbicara, Seorang dokter tiba-tiba datang untuk memeriksa keadaan Ibunya.

Riko dan Pak Obery mempersilahkan dokter tersebut memasuki kamar tempat dimana ibunya dirawat.

Saat ini Riko bersama Ayahnya sama-sama terdiam dengan fikiran masing-masing.

mereka dengan sabar menunggu di luar.

Tepat beberapa lama dokter pun akhirnya keluar bersama kedua perawat.

Pak Obery yang melihat dokter telah keluar dari kamar istrinya dirawat segera menghampiri dan bertanya.

Bagaimana dengan keadaan istri saya Dokter? tanya Pak Obery dengan nada cemas.

Dokter yang bertugas memeriksa ibu Riko segera menarik nafas dalam-dalam. sedikit menggelengkan kepalanya.

Melihat gelagat ini mau tak mau Riko dan Pak Obery merasa semakin cemas.

Melihat raut wajah pak Obery, Dokter itu pun lalu berkata.

Silahkan Tuan datang ke ruangan kerja saya.

Setelah itu dokter pun melangkah meninggalkan kamar 06 menuju ke ruangan kerjanya.

Pak Obery dan Riko saling pandang lalu segera mengikuti Dokter itu dari belakang.

Setelah sampai di Ruangan Dokter tersebut, Pak Obery dengan tidak sabaran dan sedikit gugup bertanya kepada Dokter itu.

Pak Dokter, bagaimana dengan keadaan istri saya? Apakah kondisinya bener-benar memburuk?

Sebelum Dokter itu membuka suara, dia terlebih dahulu menatap kedua orang yang berada di depannya dan berkata,

Silahkan duduk katanya dengan ramah.

Setelah Riko dan Pak Obery duduk, baru lah dokter itu menjelaskan.

Tuan Obery... kata dokter itu memulai pembicaraan. raut wajahnya sangat tegas dan serius.

Keadaan istri anda benar-benar sangat memprihatinkan. Kerusakan pada ginjalnya saat ini sudah mencapai tahap kritis. Saya menyarankan kepada tuan untuk segera melakukan transplantasi ginjal. namun sejujurnya itu sangat Mahal.

Pak Obery menelan ludahnya sebelum berkata,

Kalau begitu pak dokter, Bisakah anda memberi tahu saya kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan agar istri saya bisa sembuh?

Dokter itu berfikir sejenak. membolak balik lembaran buku yang ada di meja nya lalu berkata.

Dalam kasus ini, sebenarnya tidak ada harga yang spesifik. Akan tetapi kita akan membuat hitung-hitungan terbesar dari yang terkecil. ini saya lakukan agar Tuan bisa menyediakan dana yang dibutuhkan dan tidak kekurangan dana disaat pendonor ditemukan.

Tuan Obery cepat-cepat menganggukkan kepalanya. dia segera mempersilahkan dokter tersebut untuk melanjutkan penjelasannya.

Menurut saya, Harga Untuk sebuah organ dalam tubuh tidak memiliki pasaran nilai. karena ini bukan barang yang bisa di perdagangkan dengan sesuka hati. oleh karena itu, tingkat kesukaran juga membuat harga ini bisa sampai ketahap yang paling tinggi.

Menurut beberapa pengalaman dalam kasus yang serupa bahwa seorang pasien pernah mengeluarkan uang bahkan sampai satu juta dollar. namun itu untuk ginjal dengan jenis tertentu dan kasus ini sebenarnya sangat langka.

namun untuk kasus yang dialami istri tuan, itu bisa mencapai paling tinggi lima ratus ribu dan paling rendah tiga ratus ribu dollar. ini jika kita meminta bantuan kepada Rumah Sakit lain setelah Rumah sakit di sini tidak mempunyai pendonor. maka biaya nya bisa naik menjadi beberapa ribu dollar.

Mendengar penjelasan dari dokter tersebut membuat jantung Pak Obery seakan berhenti berdetak.

Dia tidak menyangka bahwa akan semahal itu biaya untuk transplantasi ginjal. bahkan jika dia. menjual semua aset yang dia miliki, itu hanya sekitar tiga ratus ribu dollar. perhitungan terkecil dari penjelasan dokter tersebut. setidaknya dia harus mencari tambahan lagi sekitar seratus lima puluh ribu untuk menjaga segala kemungkinan. dengan ini dia menatap Riko dengan mata berkaca-kaca. dia tidak bisa membuat keputusan saat ini.

Riko yang mengerti kesulitan yang dialami Ayahnya buru-buru bangkit dari kursi, mengajak Ayahnya untuk bangkit dan berkata dengan hormat kepada dokter.

Tuan Dokter, kami mengerti dengan penjelasan yang anda berikan. dan dengan ini kami sekeluarga akan merundingkan untuk biaya yang dibutuhkan agar Ibu saya bisa dengan segera menjalani operasi. dengan itu saya mohon diri dulu. kata Riko sambil sedikit membungkuk hormat.

Dokter itu mengangguk sambil tersenyum dan berkata, Baiklah. silahkan merundingkan terlebih dahulu dengan keluarga anda, dan harap dimaklumi bahwa rumah sakit hanya menyediakan fasilitas namun untuk hal-hal lain, itu di luar kemampuan kami.

Saya mengerti maksud anda Tuan dokter.

dan kami akan secepatnya memberi tahu anda tentang kemajuannya.

Dokter mengangguk dan mempersilahkan Ayah dan Anak itu keluar dari ruangan kerjanya.

Sesampainya dikamar Ibunya di rawat, Riko kembali menangis pedih. bagaimana tidak, mereka saat ini sedang mengalami kebuntuan.

aset keluarga yang diharap bisa menutupi segala pembiayaan Rumah sakit sampai Ibunya sembuh ternyata tidak mencukupi.

Apa yang harus aku lakukan kata Riko dalam hati.

Hal yang sama juga sedang terfikirkan oleh pak Obery. Dia juga benar-benar buntu dengan masalah yang dihadapi saat ini.

Dia merasa malu pada dirinya sendiri. bagaimana tidak, Wanita yang terbaring di tempat tidur saat ini adalah wanita yang sangat dicintainya. dia telah bersama selama dua puluh lima tahun dalam suka dan duka. tidak pernah sekalipun berpisah.

Istri yang baik, tidak pernah mengeluh. tidak pernah menuntut terlalu banyak. selalu menerima apa yang diberi.

Saat itu dihati pak Obery benar-benar dalam kekalutan yang besar.

Sementara Riko dan Helen hanya memandang dengan perasaan berkecamuk didalam hatinya.

Riko dengan lembut memandang kearah adiknya Helen dan berkata,

Adik, jangan khawatir. kakak pasti akan menemukan cara untuk mandapatkan uang untuk ibu kita. walau apa pun yang terjadi, ibu harus sembuh dari sakitnya walau pun aku harus menukar nyawa dengan nyawa kata Riko sambil menangis.

Mendengar perkataan kakaknya, Helena hanya bisa tersedak dan menangis juga.

Saat ini Riko mengeluarkan telepon genggam nya dari saku dan berjalan menuju keluar kamar.

Pak Obery segera bertanya, Riko, kemana kau akan pergi?

Riko menjawab,

Ayah, Aku akan berusaha mendapatkan uang sebanyak dua ratus ribu dan akan menyerahkannya kepada ayah.

Ayah tidak perlu tau bagaimana caraku mendapatkan uang itu. yang penting uang yang akan aku usahakan ini bisa menambah kekurangan yang ada agar ibu bisa segera menjalani operasi.

Pak Obery mengerutkan keningnya dan berkata dengan nada khawatir.

Riko. apa maksudmu. aku tidak ingin kau melakukan tindakan bodoh. ketahuilah, ayah tidak ingin kehilangan dirimu disaat kondisi ibumu sedang seperti saat ini.

Dengan senyum kecut Riko menjawab.

Ayah tidak perlu mengkhawatirkan Aku.

Aku tidak akan merampok atau mencuri.

yang pasti aku akan baik-baik saja. Ayah silahkan menunggu kabar dariku.

Dengan ini Riko segera berlalu pergi meninggalkan Rumah sakit.

setelah keluar dari Rumah Sakit, Riko kemudian menemukan sebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari kawasan itu. dia melangkah masuk ke kafe tersebut lalu duduk disalah satu kursi di dekat jendela. memesan Secangkir Teh dan mulai mengutak-atik telepon genggamnya.

Saat ini yang dia buka adalah google. mengetik di mesin pencarian tentang pinjaman uang tanpa jaminan. lalu dia menemukan sesuatu disana dan segera mengklik informasi tersebut. kemudian keluar lah sederetan tulisan dan segala macam syarat yang diperlukan. dia membacanya dengan cermat. dan mulai mencatat nomor telepon yang tertera disitu.

setelah memahami keterangan yang tertera di sana, Riko segera keluar dari Google dan mulai mendail nomor yang telah dicatat. tidak lama kemudian panggilan tersambung.

Terdengar diseberang sana suara lembut seorang wanita menjawab panggilan dengan keramahan.

Hallo, selamat siang. Anda telah menghubungi kantor peminjaman uang Arsend. apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu?. kata penerima panggilan dengan sangat profesional.

Riko segera berkata dengan semangat.

Ya. saya mendapat informasi dari platform online bahwa di perusahaan peminjaman anda saya bisa melakukan pinjaman tanpa jaminan. apakah informasi yang saya baca itu benar adanya atau hanya sekedar berita palsu?

Diseberang sana wanita yang menerima penggilan berkata denga tetap profesional.

Berita yang anda baca adalah benar tuan.

bahwa perusahaan pinjaman yang kami kelolah memang telah banyak memberikan pinjaman kepada peminjam tanpa jaminan apa pun dan dalam bentuk apa pun. Tuan hanya perlu menanda tangani surat perjanjian disertai kartu identitas anda untuk mengajukan pinjaman.

Setelah semua syarat dipenuhi maka anda bisa segera mendapatkan uang pinjaman dengan nominal yang anda tentukan sendiri.

Dan staf pegawai kami akan menagih setiap awal bulan bagi peminjam yang telah menerima uang pinjaman dari perusahaan kami dengan bunga sebanyak dua puluh lima persen.

namun pegawai kami hanya akan melakukan tagihan dengan cara mendatangi peminjam apa bila telah telat tempo yang sudah di tentukan.

Setelah Riko mendengar penjelasan dengan seksama dia menyimpulkan bahwa bunga yang di bebankan terlalu besar. dia memikirkan apabila dia meminjam uang sebanyak dua ratus ribu, maka total yang harus dia kembalikan adalah dua ratus lima puluh ribu berikut uang pokoknya.

Namun dia saat ini tidak memiliki pilihan selain setuju dengan persyaratan tersebut. baginya dia harus berani mengambil resiko untuk dapat membantu kesulitan yang dihadapi oleh Ayahnya yang sedang mengumpulkan uang agar ibunya segera bisa segera menjalani operasi.

Setelah agak lama terdiam tiba-tiba suara di seberang telepon kembali berkata.

Tuan, apakah anda masih tertarik dengan tawaran kami atau anda berubah fikiran?

Mendengar ini Riko buru-buru berkata agak tergagap

Ma... maaf maafkan saya saudari.

setelah mendengarkan penjelasan dari anda, saya menetapkan pilihan untuk melakukan pinjaman di perusahaan Arsend anda.

namun saya harus bertanya tentang proses transaksinya. apakah saya datang ke kantor atau akan ada seseorang yang menemui saya,

Mendengar pertanyaan ini, wanita diujung telepon segera menjawab.

Untuk urusan transaksi dan setelah transaksi selesai, maka anda sendiri yang harus datang ke kantor kami. dan setiap awal bulan anda juga harus datang ke kantor kami untuk melakukan cicilan pembayaran. kami tidak pernah melakukan penagihan dari jalan ke jalan dan dari rumah ke rumah kecuali memang yang bersangkutan tidak melakukan pembayaran paling lambat sampai tanggal lima di bulan pembayaran tersebut.

Namun ketika telah jatuh tempoh, maka pegawai kami akan mendatangi anda untuk menjelaskan mengapa anda telat melakukan cicilan bulanan.

Mendengar ini Riko menelan ludah pahit. namun dia tetap memaksakan diri menyetujui persyaratan tersebut. kemudian dia berkata.

Maaf Saudari, bisakah anda memberikan Alamat kantor anda? maka saya akan segera berangkat kesana dengan persyaratan yang dibutuhkan.

Mendengar permintaan dari Riko yang menginginkan Alamat kantor perusahaan peminjaman uang maka pegawai wanita tersebut mulai memberitqhukan alamat kantornya dengan sangat jelas.

Setelah mengetahui alamatnya dengan jelas, Riko kemudian menutup telepon. membayar teh yang dia minum lalu berjalan keluar menunggu taksi untuk segera berangkat menuju alamat yang diberikan oleh pegawai wanita tersebut.

Tidak berapa lama kemudian Riko sampai ke alamat yang dia tuju. Saat itu dia keluar dari Taxi dan berjalan menuju kantor peminjaman uang tersebut.

di depan dia disambut oleh resepsionis seolah olah dia sedang memasuki lobi Hotel berbintang. Riko membatin didalam hatinya, Kantor ini lumayan besar. segala sesuatu nya sangat rapi dan para stafnya sangat formal dan tampak seperti sangat profesional.

Riko melangkah memasuki kantor tersebut dan bertanya kepada seorang wanita yang dia duga adalah penyambut tamu.

Maaf nona. saya ingin bertanya apakah ini kantor peminjaman uang Arsend?

staf wanita itu menjawab dengan ramah.

Benar tuan. apakah anda sudah membuat janji?

jika sudah, dengan siapa anda membuat janji? mungkin saya bisa membantu. kata staf wanita tersebut.

Riko tersenyum ramah dan berkata.

Iya. saya memang telah membuat janji untuk bertemu dikantor ini dengan nona Alice.

apakah dia berada disini?

Staf wanita itu mengangguk dan berkata,

Oh anda telah membuat janji dengan Manajer Alice.

Lalu dua mempersilahkan Riko untuk masuk dan duduk di kursi. sementara dia permisi untuk memberitahu Manajer Alice bahwa seseorang telah datang untuk menemuinya.

Tak lama kemudian Staf wanita itu datang dengan seorang wanita yang lumayan cantik dan kira-kira sebaya dengan nya. lalu sambil tersenyum wanita itu berkata dengan ramah.

Apakah Tuan ini adalah Riko yang tadi menelepon saya dan ingin mengajukan pinjaman uang? tanya Manajer Alice dengan ramah.

Mendengar pertanyaan dari wanita itu Riko buru-buru mengangguk dan berkata.

Benar nona Alice. saya adalah Riko yang menelepon anda tadi.

Menejer Alice tersenyum dan berkata, jika Tuan Riko sudah menyetujui dan membawa beberapa dokumen persyaratan maka mari ikut dengan ku. kebetulan Boss saya sedang berada dikantor ini.

Mari tuan. ajak Manajer Alice sambil mempersilahkan Riko untuk mengikutinya.

Riko segera bangkit dari duduknya dan segera mengikuti Manajer Alice dari belakang.

Ketika manajer Alice berhenti melangkah, mereka telah sampai di depan pintu yang kelihatannya memiliki ruangan yang lebih besar dari ruangan lainnya.

Saat itu Alice sedikit melirik kearah Riko, tersenyum lalu dia segera mengetuk pintu tersebut.

Setelah pintu diketuk beberapa saat, terdengar satu suara yang tegas dari dalam memerintahkan,

Masuuuk!!!.....

Bersambung.....