Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi Dari Sebuah Peti Kuno
Disisi lain, Tera telah sampai di kerajaan cahaya dengan selamat bersama para pasukannya. Dia pun pergi menemui Raja Yuto yang masih berada di rumah sakit.
Tera mengetuk pintu ruangan. "Apa aku boleh masuk?" tanyanya
Raja Yuto yang mendengar suara Tera pun langsung mengizinkannya untuk masuk. "Masuklah," jawabnya
Tera pun masuk sambil memegang peta dataran kerajaan sakura yang di berikan oleh Komandan kerajaan api tadi. "Maaf karena mengganggu anda malam malam begini."
"Tidak masalah, jadi bagaimana keadaan disana tadi? Apa keadaannya cukup parah?" ucap Raja Yuto
Tera menghela nafas. "Situasinya benar benar sangat buruk, banyak penduduk yang terluka, dan mereka juga banyak kehilangan anggota pasukan."
Raja Yuto yang mendengar itu pun tiba tiba tidak sengaja menghancurkan gelas yang sedang dia pegang. "Ah... Sepertinya aku terlalu berlebihan ya," ucap Raja Yuto
Tera yang melihat itu pun sangat kebingungan. "Apa yang terjadi padamu Yang Mulia?" tanya Tera
"Tidak ada..." saut Raja Yuto
Tera pun langsung memperlihatkan peta dataran kerajaan sakura kepada Raja Yuto. Raja Yuto yang melihat itu pun kebingungan.
"Untuk apa kau memperlihatkan kerajaan dari dataran jepang ini?"
"Aku awalnya tidak tau kalau ada kerajaan yang bernama sakura dan berasal dari dataran jepang." ucap Tera
"Jadi? Apa maksudmu?" balas Raja Yuto
Tera pun menunjuk sebuah kerajaan tua yang sudah lama di tinggalkan oleh para penduduknya, dan tidak jauh dari kerajaan sakura. "Komandan dari kerajaan api sangat percaya diri kalau Raja Api sedang di tahan di kerajaan itu."
"Huh? Bukannya perjalanan ke sana memakan waktu selama 3 hari?" ujar Raja Yuto yang kebingungan
"Aku pun sedikit kebingungan dengan hal ini, tapi hal ini tidak mustahil juga karena kerajaan itu tergolong lumayan besar dan sangat cocok untuk menjadi tempat peperangan mereka." kata Tera
Raja Yuto yang mendengar itu pun mulai menjadi kesal lagi karena dia pasti tidak di izinkan oleh para Kementerian untuk meninggalkan kerajaan. "Aku ingin anda ikut dalam misi penyelamatan ini Yang Mulia," ucap Tera
Raja Yuto mengubah pandangannya. "Itu tidak akan bisa, Kementrian tidak mengizinkan ku setelah apa yang terjadi kepada Kerajaan Api."
"Apa? Tapi kami membutuhkan kekuatan mu Yang Mulia," ujar Tera
Raja Yuto yang mendengar itu pun mulai kesal. "Kenapa harus kekuatan ku? Apa kita tidak memiliki ksatria yang kuat lagi?" ucapnya
Tera yang mendengar itu pun mulai marah dan mengatakan apa yang ada di pikirannya. "Apa Yang Mulia yakin kalau para ksatria kegelapan tidak menjaga ketat tempat itu? Satu saja bisa membuat kita kewalahan, bagaimana jika mereka menurunkan 5 ksatria kegelapan sekaligus?"
"Itu tidak mungkin," balas Raja Yuto
Disisi lain, saat Valiant dan Lawkei berjalan kembali ke toko nenek itu. Lawkei yang penasaran dengan wanita itu pun menanyakannya kepada Valiant. "Siapa wanita yang berbicara dengan mu di toko roti tadi?" tanyanya
"Ah, yang tadi itu? Dia Kapten tim ku yang baru. Walaupun dia seorang wanita, tapi dia menjadi kapten di usia muda." ucap Valiant
"Di usia muda? Dia seperti berumur 20 an," balas Lawkei
Valiant yang mendengar itu tertawa sedikit. "Dia memang masih 22 tahun, tapi dalam sejarah kerajaan daun baru kali ini ada seorang pasukan yang menjadi kapten di usia segitu."
"Begitu ya," ujar Lawkei
Valiant pun merasa kalau mereka sudah terlalu lama pergi membeli roti. "Gawat, sebaiknya kita harus bergegas kembali sebelum peti itu berhasil terbuka."
Valiant pun berlari ke toko nenek itu. Lawkei yang melihat itu pun mulai kebingungan. "Hey tunggu aku!" ucapnya
Mereka berdua bergegas ke toko nenek. Namun saat sampai disana, mereka melihat Ziaz yang ingin keluar dari toko itu sambil membawa sebuah gulungan kuno.
Mereka berdua yang melihat itu pun sangat terkejut. "Apa itu isi dari peti yang kita dapatkan tadi?" tanya Lawkei
"Begitulah, sialnya kita sepertinya kurang beruntung karena gulungan ini memakai bahasa kuno." ujar Ziaz
"Gawat, bagaimana jika isi dari gulungan itu sangat penting bagi kita." ucap Valiant
Nenek tua itu keluar menemui mereka bertiga. "Tulisan kuno itu terakhir kali di pakai saat 100 tahun yang lalu, jadi aku tidak bisa membantu kalian menerjemahkannya. Tapi aku kagum dengan orang yang membuat gulungan itu dengan bahasa kuno agar tidak mudah di baca oleh orang lain,"
Mereka bertiga yang mendengar itu pun menjadi kebingungan karena tidak tau bagaimana mencari orang yang bisa menerjemahkan tulisan itu. "Lalu bagaimana kami dapat menemukan seseorang yang bisa menerjemahkan tulisan ini?" tanya Ziaz
"Entahlah, mungkin kalian bisa meminta bantuan Yang Mulia karena dia sering membaca buku dengan tulisan kuno." ujar nenek itu
"Kau yakin ingin meminta bantuan dengan Raja Daun?" bisik Lawkei kepada Valiant
"Tidak ada cara lain lagi," balas Valiant
Karena tidak ada pilihan lain lagi. Mereka bertiga pun memutuskan untuk meminta bantuan dari Raja Daun saja besok pagi. "Kalau begitu kami pamit terlebih dahulu nek," ucap Valiant
Nenek itu mulai tersenyum. "Berhati-hatilah," ujarnya
Mereka bertiga pun berjalan pergi dari sana. Valiant mengajak Ziaz dan Lawkei untuk beristirahat di rumahnya saja malam ini. "Sebaiknya kalian beristirahat di rumah ku saja malam ini," ucap Valiant
"Baiklah," balas Lawkei
Disisi lain, Alaric berhasil sampai di Kerajaan Jingga saat malam hari. Dia tidak menyangka kalau bisa sampai disana lebih cepat dari waktu biasanya. "Sial, dari jauh saja kerajaan ini sudah terlihat sangat megah." ucapnya
Alaric pun memacu kudanya mendekati pintu utama untuk masuk ke dalam kerajaan jingga. Namun saat dia ingin masuk ke dalam, beberapa penjaga menghalanginya dengan menodongkan tombak yang telah memakai teknologi terbaru dari kerajaan itu.
"Jangan bergerak atau kau akan terkena sengatan listrik dari tombak ini." ucap mereka
Alaric yang melihat itu pun langsung turun dari kudanya. "Tenanglah, aku datang kesini atas perintah dari Raja Yuto untuk penyelidikan." ujar Alaric sambil mengangkat tangannya
Para penjaga itu pun tidak percaya dengan apa yang Alaric bilang. Mereka pun terus menodongkan tombak mereka kepada Alaric. "Perlihatkan kami bukti kalau kau di suruh oleh Raja Yuto," ucap mereka
"Sial, aku menjatuhkannya sepertinya." balas Alaric sambil tersenyum
Tiba tiba seorang ksatria dengan simbol bintang di pundaknya, menyuruh mereka untuk menurunkan tombak. "Turunkan tombak kalian, dia ini tamu istimewa kita." ucapnya
Alaric yang melihat ksatria tersebut pun langsung mengeluarkan pedangnya yang membuat para penjaga menolak untuk menurunkan tombak mereka. "Jangan bergerak!" ucap para penjaga
"Senang rasanya bisa bertemu dengan mu Tuan Zerendale," ucap ksatria itu
Para penjaga yang mendengar itu pun sangat terkejut ketika mendengar nama Zerendale. Alaric yang melihat itu pun memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung.
___ END CHAPTER 27 ___