Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sifat Sebenarnya Riano.
Saat ini Arlina memutuskan untuk menyelidiki mengenai pria yang diduga melakukan korupsi. Dia pergi menuju gerbang timur untuk menjadi pria yang dimaksud yang diduga sebagai tindakan korupsi. Matanya terus mencari keberadaan penjaga dengan ciri-ciri yang disebutkan.
Saat matanya menelusuri orang-orang yang dimaksud ketemulah pria dengan ciri-ciri yang sama yang dikatakan oleh masyarakat. Arlina melihat penjaga itu yang nampak bersantai dan malah menyuruh penjaga lainnya untuk melakukan tugasnya sampai menyuruh-nyuruh penjaga lainnya yang diluar tugas mereka.
"Hey kau! Cepat ambilkan aku minum. Cepat, atau aku akan memecatmu. " ucap pria itu yang bernama Riano.
"Tapi aku harus menjaga disini, " ucap pria bernama Oregon.
"Benahi kau ya. Mau saya pecat! " ancam Riano dengan nada tinggi.
"Dengar ya, aku adalah senior disini. Jadi lakukan tugasmu atau aku pastikan kau benar-benar kehilangan perkerjaanmu! " bentaknya. Mendengar ancaman Riano membuat Oregon ketakutan dia tidak mau sampai dia dipecat.
"Ba-baik kak, " Oregon langsung pergi.
Sementara Riano tersenyum puas melihat ketakutan Oregon. Apalagi melihat pria itu melakukan sesuai keinginannya. Kemudian Riano melihat kearah penjaga lainnya.
"Ngapain kalian lihatin saya, hah! " bentaknya. Membuat Junior lainnya yang tadinya melihat langsung mengalihkan tatapannya.
"Ti-tidak kak, " ucap mereka takut.
"Yaudah sana jaga! " bentaknya.
Hal itu membuat penjaga junior langsung kembali berjaga. Melihat hal itu Arlina tidak menyangka jika penjaga itu melakukan hal itu. Dia menyuruh penjaga juniornya menjaga sementara dia duduk santai padahal penjaga lainnya sudah sangat kepanasan.
Saat tengah mengamati tiba-tiba datang seorang wanita berlari mendekat kearah Riano dengan tergopoh-gopoh.
"Tuan, to-tolong tas saya dirampok! " ucap wanita itu dengan panik.
"Terus, kau ingin aku menangkap nya? " respon Riano nampak acuh.
"Tolong dapatkan tas saya tuan.. " mohon wanita itu.
"Kau harus membayarku jika aku ingin menolongmu. " ucap Riano.
"Ba-bayar? " bingung wanita itu campur terkejut.
"Iyalah bayar kau pikir gratis! " sinis Riano.
"Tapi bukankah kalian sudah dibayar oleh istana? " ucap wanita itu.
"Heh! Dengar ya. Siapapun yang ingin aku bantu harus bayar, tidak ada yang gratis. Jadi jika ingin aku menolongmu maka kau harus membayarku terlebih dahulu! " bentak Riano membuat wanita itu tersentak.
"Ba-baiklah i-ini.. " wanita itu langsung memberikan uang dan Riano tersenyum puas.
"Nah gini! " lalu diapun pergi.
Detik kemudian dia kembali.
"Tuan bagaimana? " tanya wanita itu melihat Riano kembali.
"Aku tidak menemukan perampok itu maka tasmu hilang. Anggap aja sudah hangus. " ucap Riano seakan nampak tidak peduli.
"Tapi Aku sudah membayarmu, kenapa kau tidak menangkap perampok itu? " tanya wanita itu yang terdengar nada sedih dan kecewa.
"Kau meragukan perkerjaanku! Kau membayarku dengan harga kecil, jelas aja aku melakukan sesuai bayaranmu. Jika kau beri lebih maka aku akan mendapatkannya! " teriak Riano.
"Kau itu penjaga, kau harusnya membantuku. " ucap wanita itu marah dan kecewa.
"Jika hilang, ya hilang aja. Perampok itu hilang maka tasmu juga hilang emang mau ngapain lagi? Mencari gitu! Kalau kau ingin baku mencarinya maka bayar aku dengan lebih banyak, dan bayaranmu 100 koin emas. " bantah pria itu.
"100 koin emas? Bagaimanapun bisa kau merampok rakyatmu sendiri. Kau itu sudah dibayar istana, apa bayaran itu kurang dimatamu! " teriak wanita itu.
Plak
"Akhh! " ringis wanita itu merasakan sakit dipipinya karena tamparan Riano.
Juniornya yang melihat itu jelas saja terkejut.
"Lancang! Beraninya kau bicara seperti itu. Kau hanya rakyat kecil, kau itu miskin. Apa yang aku lakukan itu urusanku. Jika kau keberatan pergi saja cari bantuan lainnya! " bentak Riano membuat wanita itu ketakutan.
"Kak, kenapa sampai memukulnya? Dia juga tidak salah? " protes salah satu penjaga.
"Diam kau! Dia seperti ini karena kalian tidak becus menjaga makannya ada perampok. Aku lebih senior dibandingkan kalian maks kalian harus mengikuti perintahku! " bentak Riano menatap tajam ke arah penjaga juniornya lainnya. Hal itu membuat penjaga lainnya terdiam ketakutan.
"Kau itu nggak bisa seperti itu, lagian apa yang dia katakan benar. Jangan Mentang-mentang kau lebih dulu sebagai penjaga ketimbang kami kau bisa seenaknya! " ucap Oregon. Yang baru datang.
"Kenapa, kau mau melawanku juga hah!? " bentak Riano.
"Aku bukan mau melawanmu tapi apa yang kau lakukan sangat keterlaluan. Wanita itu sudah melakukan apa yang kau mau tapi apa, kau tidak melakukan tugasmu dengan baik justru malah menyalahkannya. " ucap Oregon.
"Oh bagus! Berarti kau sudah bosan. Baiklah Aku pastikan kau akan dipecat karena membantah ucapan seniormu. Maka kau dipecat! " bentaknya.
"Bukan dia yang akan dipecat tapi kau! " seru seseorang membuat Riano, Oregon, penjaga dan wanita itu melihat kearah gadis.
"Menindas juniormu, tidak melakukan tugasmu dan mengabaikan masyarakat. Kau bener-bener pantas dipecat! " ucap gadis itu yang tak lain adalah Arlina.
"Siapa kau, beraninya ikut campur urusanku! " bentak Riano.
"Siapa aku itu tidak penting untukmu. Tapi yang pasti apa yang kau lakukan ini tidak akan membuatmu bertahan lama dengan jabatanmu. " dingin Arlina.
"Kau itu hanya gadis biasa tau apa kau tentangku!? " bentaknya.
"Banyak, salah satunya kau adalah aib untuk penjaga. Nama itu tidak pantas untukku. Beruntung aku mengetahui kebusukanmu itu aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman atas perbuatanmu itu! " jawab Arlina.
"Kau mengancamku, hah! " bentak Riano.
"Terserah kau menyebutnya apa. " dinginnya.
Lalu Arlina menatap Oregon dan penjaga lainnya. "Dan kalian kenapa diam saja melihat dia seperti ini? " tanya Arlina
"Di-dia mengancam kami dan dia juga senior kami. " jawab salah satunya.
"Senior bukan dilihat dari siapa yang paling lama sebagai penjaga tapi dia yang mampu memimpin dan mengarahkan anggotanya. Orang yang hanya seenaknya dan suka menekan orang lain bukan senior tapi sampah! " ucap Arlina tegas dan nada dingin setiap katanya.
Mendengar hal itu membuat Riano marah.
"Beraninya kau mengatakan hal itu hah! Tau apa kau tentang profesiku. Aku lebih lama dan wajar mereka semua menuruti semua perintahku! " bentak Riano.
"Sejak kapan mereka harus menuruti perintahmu? Kau tidak mengaji mereka, jadi kau tidak berhak memerintah mereka. Yang harusnya mereka patuhi adalah Yang mulia Alaska bukan kau! " tegas Arlina.
"Sekarang katakan apa hakmu menyuruh-nyuruh mereka seenaknya? Kau saja tidak becus melakukan tugasmu kenapa kau harus marah saat mereka tidak menuruti keinginanmu. Tak hanya itu kau juga memungut pajak dari orang-orang yang meminta tolong padamu, setelah orang itu membayar kau tidak melukakan tugasmu dengan baik justru malah menyalahkannya. Kau juga menyuruh penjaga lainnya seenaknya yang jelas-jelas itu bukan tugas mereka. Mereka kepanasan berjaga digerbang tapi kau justru bersantai-santai berteduh tanpa melakukan perkerjaanmu sama sekali! " bentak Arlina.
"Jika kau benar-benar lebih lama sebagai penjaga daripada mereka harusnya kau bisa jadi contoh buat juniormu tapi kau malah seenaknya, beban untuk mereka. Jika kau tidak ingin jadi penjaga keluar saja tidak perlu bersikap seenaknya seperti ini! "
"Kau benar-benar kurang ajar! Aku tidak memerlukan pendapat apalagi mendengarkan ucapanmu. Emangnya siapa yang memberikanmu hak berbicara seperti hah! " teriak Riano.
"Aku tidak memerlukan izin untuk memberikan pelajaran orang sepertimu! " bentak Arlina.
"Kau! Aku akan membunuhmu! " Riano berlari akan memberikan pukulan kepada Arlina tapi sebelum itu..
DHUAGH!
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺