NovelToon NovelToon
Pengganti Adik Ku

Pengganti Adik Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas dendam pengganti
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Dengan kebesaran hati seorang wanita muda bernama ( Azalea 26 tahun ) yang rela menggantikan posisi adik nya sebagai pengantin di hari itu.

Ternyata kebaikan hati Azalea di balas kebencian oleh pengantin lelaki (Arta 32 tahun ) yang sudah sah menjadi suami nya itu.

Sampai di titik itu, dimana Arta sadar bahwa Azalea lah yang terbaik. Tapi apakah Azalea masih mau bersatu dengan Arta ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20.

"Wanita ini sudah berhasil membuat Arta jatuh cinta, dua wanita sudah berhasil ada di dalam hati Arta. Itu akan membuatnya tidak fokus dalam menjalankan tugasnya sebagai pemegang tunggal perusahaan itu. " Batin ibu mertua Lea meronta-ronta, tidak sabar ingin melihat keterpurukan Arta.

"Kata ibu juga apa, sarapan dulu. Arta tidak mungkin membiarkan istrinya pergi dalam keadaan perutnya yang masih kosong. " Dengan wajah sangat teduh wanita licik itu memperhatikan Lea.

Ingin rasanya Lea mencabik wajah wanita itu.

"Sudah Mas, jangan terlalu banyak. Aku tak sanggup untuk menghabiskannya. " Gumam kecil Lea menyenggol kaki Arta.

"Kita makan berdua saja, agar cepat habisnya. " Jawab Arta.

Lea menoleh ke arah Ayah dan Ibu mertua, namun enggan menoleh pada Atala.

"Ini kan yang kalian mau ? " Tanya Arta dalam hatinya.

"Oh iya Nak, Ayah butuh akses untuk mengontrol perusahaan yang ada di daerah selatan. Ayah ingin tahu seberapa besar kekuatan cabang perusahaan itu. " Tiba-tiba Ayah Arta lebih tepatnya Ayah tiri Arta berbicara.

"Baik, nanti akan Arta berikan. " Arta tidak ingin berbicara panjang lebar. " Ayo sayang ! " Arta menarik tangan Lea.

Saat berjalan menuju keluar rumah, Lea berusaha berjinjit saat ingin berbisik pada Arta. " Mas, kenapa kamu memberikan apa yang mereka mau ? "

Arta menoleh pada Lea. " Bukan urusan mu, lagian mereka kan keluargaku mereka berhak dengan apa yang mereka inginkan. "

Lea saat itu juga mengultimatum bahwa Arta begitu sangat bodoh.

"Ya sudah kamu masuk ke mobil saya, biar saya antar. " Perintah Arta.

"Tidak, biar aku pergi sendiri. " Tolak Lea.

"Saya tidak suka di bantah, ayo cepat jangan buang waktu saya di kantor sedang membutuhkan saya. " paksa Arta.

"Kalau begitu Mas pergi saja, jangan urusi aku. Lagian aku tidak mau merepotkan Boy nantinya. "

"Kenapa Boy ? Nanti Saya yang akan jemput. "

"YAKIN ? " Tanya tegas Lea.

Dari saat itu Arta sadar jika memang ia selalu mengingkari ucapan nya sendiri pad Lea kala Sherin ada di dekatnya.

"Diam kan ? Jangan terlalu memaksakan diri, fokus saja sama apa yang kamu inginkan. Lagian jangan sakiti wanita mu itu, sebentar lagi perjanjian itu akan habis. " Ujar Lea mengingatkan hal yang tidak ingin di ingat oleh Arta.

Arta menarik tangan Lea, namun Lea menepisnya lalu pergi memasuki mobilnya. Ia hanya mampu melihat nanar kepergian Lea.

Di dalam mobilnya Lea terus saja menyalahkan dirinya sendiri, " Ayolah Lea. Jangan pakai hati, dia pun tidak mau mendengarkan mu. Tapi kenapa kamu masih khawatir ? "

Seketika Lea teringat pada masing-masing wajah yang ingin menjatuhkan Arta. " Aku tidak mungkin meninggalkan Mas Arta seorang diri. "

Waktu berlalu, namun para pemberontak yang ingin menghancurkan Arta terus saja menyusun rencana mereka.

"Boy, buatkan akses ganda pada perusahaan yang ada di bagian selatan. " perintah Arta pada tangan kanannya.

"Baik Bos. " Boy memang orang yang bisa di andalkan oleh Arta.

Lea yang kini sedang sibuk memainkan laptop kerjanya, menjadi semakin antusias untuk mengetahui perusahaan suami nya itu.

"Tadi dia bilang perusahaan di bagian selatan. Aku akan coba meladeni permainan Ayah mertua ku itu. " Senyum licik mengembang di sudut bibir Lea.

Beberapa hari berlalu, Lea merasa muak kala melihat Sherin terus saja mengusiknya. Entah itu secara langsung atau hanya lewat pesan singkat saja.

Entah kenapa Arta semakin jijik saat berdekatan dengan Sherin, padahal sebelum Arta mengetahui vidio persekongkolan Sherin dan Ibu tirinya Arta sangat menyayangi Sherin. Dan selalu saja menginginkan Sherin.

Arta mengambil pekerjaan di luar negri selama beberapa hari, Arta ingin memperkuat pertahanan perusahaannya.

"Sudah empat hari Mas Arta pergi, namun saat itulah wanita bandit itu terus saja meneror ku. Bisa-bisanya Mas Arta mempertahankan wanita kotor itu, Malas sekali jika harus bersaing dengan wanita seperti itu. " Gerutu Lea yang memilih untuk tinggal di rumah pribadinya di banding tinggal di rumah besar itu.

Hari ke lima Arta memutuskan untuk pulang tanpa memberikan kabar pada Lea, entah kenapa Arta begitu merindukan Lea begitupun dengan Lea.

Arta yang mengetahui keberadaan Lea, langsung menuju rumah pribadi Lea. Arta tidak akan merasa kesal karna Lea keluar dari rumah besar itu, di rumah pribadi Lea lebih aman karna tidak ada Atala. Dengan mudahnya Arta mendapatkan akses untuk masuk ke rumah Lea.

"Ya sudah aku mandi saja dulu. " Ucap Lea, kala ia merasa penat karna harus mengerjakan tugas kantornya di rumah.

Saat dirinya di dalam kamar mandi, Arta memasuki rumah Lea. Arta merasa beruntung karna Lea tidak ada di ruang tamu dan juga di kamarnya.

"Lea sedang mandi rupanya. " Arta pun duduk di tepian tempat tidur milik Lea.

Lea yang tidak sadar ada orang lain di kamarnya, merasa bebas ingin melakukan hal apapun. Lea keluar dari dalam kamar mandi dengan mengunakan kain handuk yang hanya di lilit saja. lebar handuk itu tidak bisa menutupi bagian paha Lea.

"Aaaaaaaaa .... " Teriak Lea kala melihat seseorang sedang tidur di kamarnya.

Arta terbangun, karna ia sempat memejamkan matanya beberapa detik saat menunggu Lea dari rutinitasnya di dalam kamar mandi.

Lea ingin sekali kembali ke dalam kamar mandi, namun entah kenapa pintu kamar mandi itu seperti terkunci dari dalam.

Arta yang melihat putihnya paha Lea menjadi segar kembali, Lea melihat Arta mendekat ke arahnya. Lea terus memegang kuat handuknya.

"Kenapa meski takut, ini suamimu. " Bisik. Arta menyentuh dagu Lea.

Lea gemetar kala tangan Arta menyelinap masuk ke dalam kain handuk itu. Nafas Lea seketika menderu, kala tangan Arta menyentuh lembut area sensitifnya.

"Aku rindu Sayang. " Bisik Arta pada daun telinga Lea membuat Lea seketika memejamkan matanya.

Tak di pungkiri meskipun Lea kadang suka bersikap acuh pada Arta. ia pun ingin menumpahkan rasa rindunya pada Arta.

Lea membiarkan tangan Arta melakukan apa yang dia inginkan, tubuh Lea terasa kesat dan harum membuat Arta semakin bernafsu untuk menguasai tubuh Lea.

Mata keduanya kini saling beradu pandang, Arta ingin menguasai mulut Lea terlebih dahulu. Dengan mengerti mengalungkan tangannya di leher Arta.

"Sayang, hal seperti yang selalu aku rindukan. " Bisik Arta.

Dengan perlahan kain handuk yang menutupi tubuh polos Lea pun terjatuh, Arta semakin buas dan meminta Lea untuk membantunya melepaskan semua pakaian yang masih menutupi tubuhnya.

Kini Lea dan Arta sudah terlihat polos, Arta membawa tubuh istrinya ke atas tempat tidur.

Mereka melakukan pemanasan, sampai akhirnya Arta membuka kedua kaki Lea agar ia bisa menguasai area sensitif Lea.

Suara aneh keluar dari keduanya, ketika barang milik Arta memaksa masuk ke dalam gua sempit milik Lea.

Mereka menikmati setiap sensasi yang di berikan satu sama lain. Sampai pada titik dimana mereka mencapai puncak kenikmatan bersama.

"Ternyata bukan hanya aku yang merindukanmu, ternyata kamu juga. " Bisik Arta mengoda Lea.

Lea membenamkan wajahnya di dada bidang Arta. Arta tertawa kecil dan memeluk erat tubuh Lea.

"Mas, aku mau tinggal di sini saja. " Pinta Lea.

"Saya tahu kamu tidak nyaman berada di rumah itu, tapi untuk sementara tolong bantu saya untuk menempati rumah itu. Rumah itu rumah ibu saya, saya tidak mau mereka menguasai rumah itu seenaknya. " Ungkap Arta mulai pada pokok permasalahannya.

"Mereka ? " tanya Lea.

Arta menghela nafas panjang, ia sangat malas saat ingin menceritakannya. "Ya mereka, Ayah dan Ibu yang kau anggap sebagai mertuamu. "

"Lantas kenapa mas sebut mereka itu seperti orang lain ? "

"Mereka memang orang lain dalam hidup saya, tapi saya tidak mau melepaskan mereka begitu saja. Saya harus melihat penderitaan mereka. "

Lea seketika Syok, " Apa ? "

Arta kembali membenamkan kepala Lea yang berusaha bangkit, " Sudahlah jangan urusi mereka. "

Lea pun terdiam, "Aku tahu mereka orang lain Mas. Tenang saja kamu tidak akan merasa sendiri. " batin Lea.

Seketika ponsel Arta berdering tanda ada panggilan masuk.

Lea melirik ponsel Arta, "Sherin. "

Arta yang berusaha mengambil ponselnya di cegah oleh Lea, seketika Arta heran biasanya Lea tidak pernah melarangnya.

"Mas bisa kah kamu diam bersamaku ? " Pinta Lea menatap teduh pada Arta.

"Baiklah jika kau meminta. " Jawab Arta memeluk kembali tubuh Lea.

Mereka sampai tertidur tanpa mau memperdulikan panggilan dari Sherin.

"Rasa ini perlahan mulai tumbuh Lea, maafkan aku jika aku tidak bisa mengungkapkannya sekarang. Itu akan membahayakan diri mu. " Batin Arta.

Saat pagi menjelang, Arta dan Lea pun bersiap. Lea baru merasakan kehidupan rumah tangga sebenarnya di rumah sederhana itu, di bandingkan di rumah besar itu.

Lea melihat dasi yang dikenakan Arta tidak sejajar, Lea mencoba membantunya. "Maaf Mas di kamar ku tidak ada cermin besar seperti di kamar mu. "

Arta menatap lekat wajah Lea, DA menyentuhnya lembut. " tidak apa-apa, Saya tidak perlu semua itu jika ada kamu di sisi ku. "

Entah kenapa Lea merasa terharu melihat kokohnya diri Arta di sekeliling lawan yang ingin menyerangnya.

"Kenapa menangis ? "Tanya Arta, Lea kali itu tidak bisa menghentikan air matanya. Sampai Arta mencoba memeluk Lea agar bisa tenang.

Sampai keheningan di ruangan itu terpecahkan oleh suara ponsel milik Arta. rupa-rupanya Sherin terus saja menghubungi Arta.

"Pergilah Mas, kali ini aku tidak akan menghentikan mu. Mungkin dia benar-benar sedang membutuhkan mu. " Ucap Lea menghapus tuntas air matanya.

"Saya pergi dulu, saya harap sebelum saya kembali ke rumah kamu sudah berada di sana. " Arta pun pergi meninggalkan Lea yang merasa tidak rela jika harus berbagi dengan Sherin.

Lea tidak mau menjawab perkataan Arta, sampai ia merasakan hal aneh di dalam tubuhnya, Lea berlari ke dalam kamar mandi dan menumpahkan semua makanan yang ada di dalam perutnya.

"Ooooo .... Ooooo ... kepala mual seperti ini. " Ujar Lea sambil menekan lembut perutnya.

1
RN
luar biasa
RN
yaallah ngeri amat 😢 kasian si bibi langsung meregang nyawa... smga secepatnya terungkap... lanjut Thor
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
RN
up
RN
lama sekali upy Thor 🙄pdhl bgs loh ceritanya
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
ya elah Arta dikasih bini yg bgus akhlaknya mlh maunya yg ky uler berbisa/Hey/
RN
lanjut
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lama lama jtuh cinta dia
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
mulai berlabuh kapalnya
Khusnul Khotimah
bagus lea jg lemah ikuti alurnya,,,,,,,diam bukan berarti kalah,,,,,,,,kala waktu perpisahan tiba angkat wajahmu dg angkuh lalu pergilah dg mantap,,,,,,,maka penyesalan adalah sakit yg tiada terperi yg akan dia rasakan,,,,,,demi seonggoh sampah membuang berlian
RN
lanjut kk
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
wah ada masalah apa tuh, jgn jangan ceweknya Arta di rebut atala ua
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
klo aku jadi Lea mah bodo amat😪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!