Follow ig author yuk🙌🏻 @hhnsaaa_
___
Dijodohkan memang tidak enak, maka dari itu Bella memilih jalan nya sendiri, dan untung nya Gevano menerima kenyataan itu dan memilih membantu Bella untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Saat usai menikahkan Bella dengan lelaki yang di mau nya, Gevano pun mendapat keberuntungan yang begitu berharga dan sangat bernilai. Andina Putri.
Wanita 22 tahun, yang menjadi pelampiasan lelaki pilihan Bella, memilih untuk pasrah dan menerima takdir nya yang ditinggal pergi.
Tetapi tak berselang lama, datang bak pangeran berkuda, Gevano melamar nya.
Akankah mereka hidup bahagia? Sanggup kah Gevano dengan tingkah laku Andin yang begitu di luar kepala?
___
Cerita ini berdasarkan khayalan author semata jadi jangan baca deskripsi, cukup baca tiap bab dan jangan lupa tinggalin jejak berupa like & komen.
Mohon pengertiannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Apa yang terjadi tadi?" tanya Gevano, sebelum dia menyelidiki sendiri, dia akan bertanya pada sang istri, siapa tau istri nya mau bercerita.
"Anak sama Bapak bikin kesal aja tadi, untung aja aku di ajarin buat jadi wanita kalem malam ini sama Mama kalau nggak bisa-bisa udah aku jambak rambut tu cewek" oceh Andin langsung tak bisa menahan kekesalan nya.
Gevano terus melirik ke arah Andin yang masih nampak kesal. Ia segera melajukan mobil nya meninggalkan hotel bintang lima itu.
Mereka memang tidak menginap di hotel itu, tapi hotel yang lain yang investor terbesar nya keluarga Gevano dan hotel nya juga termasuk bintang lima.
"Apa mereka membuat mu kesal Sayang?" tanya Gevano di angguki Andin yang masih kesal.
"Mereka pokoknya benar-benar bikin aku kesal, kalau nggak banyak orang tadi ku injak kaki dia pakai high heels ini" Andin masih terus bergejolak karena kesal.
Gevano terkekeh. "Kamu lucu kalau lagi marah gitu. Tapi coba kamu ceritain apa yang bikin kamu kesal sama mereka? Biar aku lurusin masalah itu" ujar Gevano dengan mengusap rambut Andin agar Andin lebih tenang, sedikit.
Andin menghela nafas dan mulai bercerita semua yang di alami nya waktu Gevano mengambil air minum.
Gevano menyimak semua penjelasan dari Andin, hingga membuat nya tersenyum bangga.
"Istri ku ternyata bar-bar juga ya, untung lagi mode kalem" puji Gevano membuat Andin cengir kuda.
"Iyalah, susah nyari yang kayak aku gini, kalau nyari yang kayak wanita tadi pasaran di luar sana" sahut Andin membuat Gevano manggut-manggut.
"Untung aku lebih dulu ketemu nya sama kamu ya, kalau nggak aku bakal selingkuh sih sama kamu" ucap Gevano mendapat lirikan tajam Andin.
"Nggak boleh selingkuh-selingkuh, Bapak ku Tentara jangan macem-macem" sentak Andin dengan nada tak suka.
"Nggak akan selingkuh, palingan nanti saingan nya anak sendiri nih, kalau itu aku bisa ngalah sedikit" sahut Gevano mulai berkhayal ada anak yang hadir di kehidupan mereka.
"Sabar lah, baru juga bikin tadi malam, masa langsung jadi anak" ketus Andin, sebenarnya dia malu membahas hal itu tapi dia coba untuk meminggirkan malu nya.
Gevano tertawa. "Bikin lagi yuk, katanya biar cepat jadi harus rutin" ajak Gevano dengan kerlingan mata.
"Ih apasih mana bisa cepat jadi asal kamu tembak dalam ya cepat isi lah" seperti nya kedua nya sudah tak bisa menyaring perkataan masing-masing jika sudah berdua.
"Ayo kita bikin lagi" seru Gevano melajukan mobil lebih cepat menuju hotel tujuan.
Andin tertawa kecil. "Ayo!" sahut Andin membuat nya melupakan kekesalan nya terhadap anak dan Bapak tadi.
Sampai di hotel, kedua nya segera masuk dengan tangan bergandengan.
"Selamat malam Tuan Gevano dan istri nya. Ada yang bisa kami bantu dan sediakan?" resepsionis langsung mengenali Gevano yang baru memasuki pintu otomatis.
Gevano sudah sering ke hotel itu untuk sekedar beristirahat tanpa membawa gadis manapun, dan pertama kali nya sekitar beberapa minggu yang lalu Gevano datang langsung mengenalkan Andin sebagai istri.
"Ya malam. Suite room seperti biasa" ucap Gevano langsung resepsionis itu cari kunci dan segala keperluan Gevano.
"Ini ya Tuan, silakan menuju lantai 6" ucap resepsionis dengan membungkukkan kepala nya memberi hormat.
"Oh ya, siapkan satu botol wine dan beberapa buah, bawa ke kamar saya dan istri saya" ucap Gevano setelah nya langsung pergi melenggang menuju lantai 6.
"Wine? Kamu mau kita mabuk-mabukan?" bisik Andin nampak protes.
"Kamu aja yang mabuk, aku sih kuat kalau cuma satu botol" sahut Gevano membuat Andin mengerucutkan bibir nya.
Kedua nya masuk ke dalam lift khusus untuk para petinggi atau investor hotel.
"Ku kira suite room nya sama yang kayak kemarin itu" cetus Andin saat melihat isi kamar yang harga nya begitu fantastis.
"Nggak lah, bosan kalau itu terus" balas Gevano sembari memeluk Andin dari belakang.
"Selalu aja ya begini, tiap masuk ke dalam kamar langsung di peluk. Gimana jalan nya coba" protes Andin tak di gubris oleh Gevano.
"Kamu terlalu cantik dan menggoda untuk nggak di peluk begini" bisik Gevano memberi isapan kecil di leher Andin.
"Kamu nih ya, bisa aja nih gombal nya" ucap Andin terhenti karena mendengar suara bel.
Gevano melepas pelukan itu dan berbalik ke pintu, membukakan sedikit lebar agar troli wine di tambah buah itu bisa muat.
Andin memperhatikan troli itu dengan seksama. Ada buah strawberry yang begitu segar tersaji, di tambah buah yang lain.
"Ini dia jamuan penutup makan malam kita hari ini" ucap Gevano untung nya kedua nya sempat makan malam di rumah, jadi tak akan kelaparan lagi.
"Ini kenapa lebih banyak strawberry nya?" tanya Andin sembari mencomot satu strawberry.
"Karena aku tau kamu suka strawberry, kayak pasta gigi mu" jawab Gevano membuat Andin cengir kuda.
"Kamu nggak mau coba ini?" tawar Gevano sembari menuangkan wine ke gelas kecil.
"Nanti aku mabuk, kamu macem-macem lagi sama aku" ucap Andin mendapat tawa dari Gevano.
"Tau aja nih, biarin aja lah kan aku suami mu" balas Gevano setelah nya meneguk habis wine itu lalu menatap ke arah Andin yang sibuk melahap strawberry.
Andin mencebik tapi tak menanggapi ucapan Gevano, dia fokus pada strawberry yang rasa nya manis dan masih segar tanpa ada rusak sedikitpun.
"Benar-benar buah yang di pilih berkualitas semua" puji Andin mengambil satu lagi buah anggur yang begitu cantik.
Gevano tersenyum. "Makanlah buah-buahan itu sampai kenyang, karena setelah nya kita akan berolahraga" bisik Gevano membuat bulu kuduk Andin meremang.
"Aku nggak bawa baju ganti" cetus Andin baru sadar, bahwa pakaian yang di tubuh nya lah yang tersisa.
"Oh iya.. Aku pesan baju dulu deh, takut nya gaun mu akan robek nanti dan perlu ganti" Andin memutar bola mata malas.
Gevano benar-benar sudah begitu vulgar malam ini.
"Udah deh, kamu pesan yang biasa aja, jangan yang mewah-mewah" ucap Andin memberi usulan.
Gevano mengangguk-angguk, dia segera membuka hp nya untuk memesan pakaian nya dan Andin.
"Mau mulai kapan?" tanya Gevano segera menaruh hp nya di nakas.
"Nanti lah, aku belum puas makan buah nya" jawab Andin masih betah melahap buah strawberry.