Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Zahara berjalan sendirian di trotoar jalan raya dengan membawa luka dan kepedihan. Air matanya tidak hentinya menetes dan membasahi pipi mulusnya.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.
" Zahara "
" Radit "
Zahara tak kuasa dan memeluk Radit dengan erat, di sana dia tumpahkan semua beban di hatinya dan menangis sejadi jadinya membuat Radit bingung " Zahara, ada apa? kamu kenapa katakan padaku mungkin saja aku bisa membantumu? ".
Dan pada saat itu ada tangan lain yang ikut mengusap kepalanya " Dek, katakanlah apa yang sudah terjadi padamu? Apakah Arhan menyakitimu? katakan pada kakak akan aku patahkan kakinya " .
Radit mengernyitkan keningnya " Arhan? Siapa Arhan? Apa hubungannya dengan Zahara? ".
" Kamu jangan sakit hati Radit, Arhan adalah suami Zahara " Jawab Danu.
Radit pun terkejut dan lemas seketika " Ja jadi benar rumor yang beredar di luaran sana kalau cucu Husein sudah menikah dengan cucu Admaja dan itu adalah kamu Zahara? ".
Zahara mengangguk .
Danu terdiam dan menepuk bahu Radit.
Zahara menarik tubuhnya dan menatap dua laki laki tampan yang saat ini berada tepat di depannya ( Radit dan Danu) " Tidak ada yang menyakitiku, aku saja yang bodoh tidak menyadarinya dan sudah membuat lukaku sendiri, hhh''.
Danu mengusap kepala Zahara dengan lembut
" Katakan saja pada kakak apa yang sudah Arhan lakukan padamu, biar aku patahkan tulang tulangnya" Ucap Danu sambil mengusap lembut pipi Zahara.
Zahara tak kuasa menahan kesedihan di hatinya dan luruh sambil tertunduk, kemudian Radit menuntunnya untuk duduk di salah satu bangku yang berada di pinggiran taman kota .
" Radit, aku tidak tahu dengan hatiku, aku benci aku benci " Ucap Zahara.
Radit menarik nafas dalam dalam dan mencoba untuk tersenyum kemudian duduk di depan Zahara " Hmm Zahara, kamu manis tau, apalagi kalau tersenyum " Ucap Radit menggoda Zahara meskipun hatinya sama hancurnya dengan Zahara, karena orang yang selama ini dicintainya ternyata sudah menikah dengan orang lain.Namun demi Zahara Radit tetap mencoba untuk tersenyum dan kuat menghadapi kenyataan.
Zahara mencoba untuk ikut tersenyum meskipun dipaksakan " Dit, kak Danu, terimakasih sudah membuatku lebih tenang, aku tidak tahu lagi harus bagaimana kalau kalian tidak datang padaku ".
Danu pun ikut tersenyum sambil menggenggam tangan Zahara " Dek, asal kamu tahu, di mata kakak kamu dan Radit adalah segalanya kamu sudah kakak anggap adikku sendiri, sejak kecil kalian tumbuh bersama dan hanya kalian yang kakak punya "
ucap Danu " Meskipun aku laki laki brengsek tapi aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menjagamu Zahara karena itu adalah janjiku pada kakek Husein, di saat semua orang menghina dan memfitnah ku hanya kakek Husein yang percaya dan membelaku" Batin Danu.
Radit dan Zahara sama sama menatap Danu yang mulai berkaca kaca , Danu selalu bersedih bila mengingat masa lalunya.
Hidupnya pernah menderita setelah ditinggal kedua orang tuanya , tanpa harta warisan justru hutang yang menumpuk milik papanya dan harus menjadi tanggungannya.
Danu hidup terlunta-lunta di jalanan, hingga suatu hari Danu bertemu dengan Husein yang sangat baik dan menolongnya serta membantu membiayai sekolahnya dan adiknya.
Danu merasa sangat berhutang budi kepada Husein dan sejak saat itu Danu berjanji akan menjaga Zahara karena yang dia tahu cucu Husein hanya Zahara, sedangkan Zahida entahlah di mata Danu dia bukan siapa siapa, gadis sombong dan angkuh.
Sejak saat itu Zahara lebih memilih tinggal bersama Danu dan Radit di sebuah rumah mewah milik Danu yang berada di pinggiran komplek. Di sana Zahara tidak hanya tinggal bertiga tapi ada Renata manager Danu, seorang wanita yang tangguh dan tomboi jauh dari kata feminim. Pantas saja dia berani tinggal bersama dua laki laki yang bukan muhrim karena tidak ada yang berani macam macam dengan mbak Rena nama panggilannya sehari hari.
🍊🍊🍊
Laura dan Bima baru saja selesai memadu kasih di kamar pribadinya. Tiba tiba Zahida muncul dengan wajah cemberut kemudian merebahkan tubuhnya di sofa.
Laura segera memakai selimut dan dia lilitkan di tubuhnya yang masih sangat lengket oleh keringat.
" Zahida, ada apa? pulang tidak ketuk pintu,muka cemberut sudah kayak cucian kusut! "Ucap Laura sambil memegangi selimutnya.
Zahida mengernyitkan keningnya begitu melihat mamanya yang hanya memakai selimut yang dililitkan di tubuhnya " Ma, bisa gak sih mama menghentikan kebiasaan mama, malu sama tetangga , ingat gak mama dengan permintaan kakek untuk segera menikah dengan om Bima, bilang sama om Bima untuk serius jangan dipakai terus tapi tidak dinikahi ".
Laura melotot tajam " Eh eh ditanya bukannya jawab malah nyolot kayak kompor gas, lagi pula ini urusan mama kamu tidak perlu ikut campur, sekarang jawab mama dari semalam kamu kemana saja ! ".
Zahida menatap mamanya dengan penuh tanda tanya " Lho bukannya mama dan Zahida di hotel, kita sama sama jebak Arhan ".
" Stttt diam jangan kencang kencang Zahida, di dalam ada om Bima dia itu bajingan bisa saja dia manfaatkan keadaan untuk memeras kita " Bisik Laura sambil membungkam mulut Zahida.
Zahida mengangguk dan Laura pun melepaskan tangannya kemudian mulai mengatur nafas , dan tak lama kemudian Bima memanggilnya untuk melanjutkan kegiatannya.
Zahida mendengus dengan kesal " Hhh mama memang keterlaluan, sial sial " Gumamnya sambil memukul mukul perutnya yang terlihat masih rata.
Zahida mencoba memikirkan segala resiko dan kemungkinan yang terjadi bila gagal membuat Arhan menikahinya " Apa aku terus terang saja ya sama Danu kalau aku hamil anaknya, tapi bagaimana dengan Arhan meskipun dia tidak berguna tapi setidaknya dia masih kaya raya" gumamnya sendiri kemudian beranjak ke belakang untuk mencari makanan.
Zahida celingukan dan membuka penutup nasi tapi tidak ada apa apa, matanya membulat dengan kecewa " Aduh kok gak ada makanan sih " Zahida menggerutu dengan memanyunkan bibirnya, dan tiba tiba terbesit sebuah menu olahan dari lontong, petis dan kacang yang rasanya sangat menggoda.
" Hahh rujak uleg, pasti enak siang siang begini memakan rujag uleg pakai cingur sapi, hahhh tapi di mana ya aku bisa menemukannya " Gumamnya kemudian mencoba mencari cari di gawainya.
Setelah beberapa saat menjelajahi dunia maya akhirnya Zahida berhasil menemukan sebuah warung makan yang menjual rujag cingur paling enak di kota Bandung.
Zahida segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju tempat tersebut, dan hanya butuh waktu 20 menit dia pun tiba di sana.
Begitu sampai di sana, Zahida segera memesan seporsi ukuran jumbo.
" Nona maaf ya rujak cingur khas Surabaya dengan ukuran jumbo sudah habis " Jawab pegawai warung itu.
Zahida mengerutkan dahinya " Apa habis, mbak masa iya gak ada satu saja, kalau gak jumbo gak apa apa asalkan sekarang aku mendapatkannya " Rengek Zahida.
"Tapi non, maaf sekali tinggal satu ini pesanan masnya" Ucap pegawai sambil menunjuk pada seorang pemuda dengan topi warna biru dan duduk di bangku pojok.
Zahida mengernyitkan keningnya kemudian berjalan ke arah pemuda itu " Mas, aku mohon mas berikan pesanannya pada saya ya, mas akan mendapatkan banyak pahala kalau membantu orang hamil "
bersambung..