Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Mrs. Frank Carrington
"Saya tidak akan mentolerir kesalahan-kesalahan yang kamu buat setelah ini. Saya mengeluarkan biaya yang banyak untuk membayar mu. Sekali lagi kamu membuat kesalahan, maka kamu harus siap untuk di depak dari kantor ini. Perusahaan kami hanya membutuhkan orang-orang yang berkualitas. Setimpal dengan besarnya gaji yang kami berikan," ujar Frank tanpa mengalihkan pandangannya dari Scarlett.
"Baik Pak, saya berjanji tidak akan membuat kesalahan lagi," ucap Scarlett menganggukkan kepalanya.
"Umm... begini Pak. Bisakah anda tidak memanggil saya dengan nama belakang saya," tukas Scarlett berhati-hati. Scarlett lebih suka di panggil dengan nama depannya. Frank menaikkan satu alisnya.
"Panggil Sc__"
"Lalu kamu ingin dipanggil apa? Mrs Frank Carrington?" tanya Frank membuat Scarlett membulatkan matanya.
"Bu__ bukan begitu maksud saya," ucap Scarlett refleks melepaskan tangannya dari nampan.
"Prang.." nampan itu jatuh ke lantai menimbulkan suara gaduh. Oh tidak, Scarlett membuat masalah lagi. Scarlett menggigit bibirnya. Wajahnya pasti sudah memerah sekarang. Ingin rasanya ia segera pergi dari sana. Apalagi melihat wajah Frank yang sepertinya menahan rasa marahnya.
"Kembalilah ke ruangan mu!" perintah Frank. Scarlett mengangguk. Ia lalu mengambil nampannya dan lagi-lagi membuat masalah. Sekarang keningnya membentur sudut meja.
"Sial sekali hari ini," batin Scarlett menggigit bibirnya. Tangannya mengusap keningnya.
"Maafkan saya Pak. Saya permisi dulu," pungkas Scarlett tidak tahan berlama-lama di sana. Ia melangkah dengan cepat menuju pintu.
"Nona Balamy," panggil Frank membuat langkah kaki Scarlett terhenti, padahal ia hampir saja keluar dari pintu itu. Scarlett memutar tubuhnya, menatap Frank.
"Are you okay.." ucap Frank memastikan. Scarlett lalu mengangguk. Ia lalu berbalik dan tang sengaja keningnya membentur pintu. Double kill. Sekarang ia bertambah malu. Scarlett tidak berani lagi menoleh ke belakang.
"Akh...sial banget hidup ku pagi ini," gumam Scarlett mengambil cermin dari dalam tasnya.
"Untung saja tidak parah." Scarlet mengusap keningnya yang membiru.
Sore harinya Scarlett pulang ke rumah. Perutnya sudah keroncongan. Sebenarnya ia bisa saja berhenti di salah satu cafe saat dia lulang tadi. Hanya saja, Scarlett memang lebih sukan masakan rumah. Dulu, saat menjadi Gilda. Ibunya lah yang selalu membuat makanan untuk mereka. Masakan ibunya sangat enak. Hanya saja kemampuan memasak ibunya tidak turun padanya. Gilda tidak mau belajar dengan ibunya. Ia hanya bisa memasak makanan yang mudah saja. Itu pun tidak senikmat buatan ibunya. Dan untungnya, saat menjadi Scarlett lidahnya cocok dengan masakan rumahan mereka. Mia, ibu tirinya cukup pandai memasak. Ayahnya selalu tambah jika mereka sedang makan. Tentu saja Scarlett tidak akan tambah meskipun jiwanya meronta-ronta meminta untuk tambah. Hanya saja, ia tidak ingin memuji masakan Mia secara terang-terangan. Ia tidak ingin membuat wanita itu besar kepala.
"Selamat sore Nona Scarlett," sapa Doris.
"Selamat sore Doris, kemana yang lain?" tanya Scarlett menaruh tasnya di kursi yang ada di sampingnya.
"Tuan Wilson belum kembali. Nona Elyzia baru saja pergi bersama tuan Felix dan Nyonya berada di taman belakang menyiram bunga mawarnya," balas Doris. Nona mudanya tidak lagi seperti yang dulu. Banyak perubahan yang terjadi dengan Nona mudanya dalam beberapa minggu ini. Doris senang. Rasanya Scarlett lebih cocok dengan kepribadian yang sekarang.
Scarlett tak sabar lagi ingin menyantap makanan di meja. Dia akan makan duluan karena perutnya sudah lapar.
"Makanan apa ini? aku belum pernah mencobanya," ucap Scarlett mengambil sedikit makanan yang ada di dalam mangkok porselen ke piringnya.
"Nyonya bilang namanya Goulash," jawab Doris. Goulash adalah rebusan daging dan sayur-sayuran yang ditambahkan dengan paprika dan bumbu-bumbu lainnya. Makanan ini berasal dari Hungaria.
"Saya akan mengambil minuman untuk Nona," ucap Doris.
"Doris, aku ingin minum jus jeruk," kata Scarlett. Doris lalu mengangguk.