NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Setelah selesai memilih gaun dan jas yang akan di pakai untuk menghadiri acara resepsi pernikahan klien bisnis nya, Faaris dan Balqis memilih untuk makan dulu di restoran, karena Faaris yang belum makan siang.

"Temenin doang kalau kamu gak mau makan." Ucap Faaris.

"Baik Tuan." Jawab balqy datar. Dia ingin tenang, diam di rumah, tidur. Tapi tak bisa dia lakukan selama Faaris masih suka berbuat seenaknya.

Balqis duduk berhadapan dengan Faaris, pria itu memesan steak dan french fries satu porsi, membuat Balqis mengernyitkan dahi nya heran, apa kenyang hanya makan satu potong daging? Kalau di rumah, pasti Balqis sudah menambahkan nasi.

"Memang nya bakal kenyang makan steak doang, Tuan?"

Tanya Balqis, membuat Faaris yang sedang memainkan ponsel nya itu mendongak.

"Kenyang, memang nya kenapa?"

"Enggak, kalau aku sih lebih milih mie ayam, lebih kenyang." Jawah Balqis, membuat Faaris terkekeh.

"Aku tak terbiasa makan banyak Balqis."

'Hah, apa katanya? Tapi dia selalu makan banyak kalau aku yang masak, menyebalkan.' Batin Balqis.

"Kenapa bengong, Balqis?" Tanya Faaris.

"Tidak Tuan, saya ingin ke toilet sebentar."

"Jangan lebih dari 5 menit." Ucap Faaris datar, balqy mengangguk dan pergi ke toilet, tiba-tiba saja dia ingin pipis.

Balqis masuk ke dalam salah satu bilik toilet dan menuntaskan hajat nya, perempuan itu duduk di atas kloset. Balqis menghembuskan nafas nya penuh kelegaan, setelah selesai dia berjalan ke wastafel dan mencuci tangan nya. balqy meraba wajah nya yang terasa sedikit kasar, sudah lama dia tak maskeran.

"Ohh kasar sekali, aku harus maskeran. Kalau tidak, kulit ku akan kering." Gumam Balqis, dia mencuci muka nya dan mengelap nya dengan tissu, lalu kembali ke meja tempat Faaris duduk. Pria itu terlihat beberapa kali melihat jam tangan mahal nya, mungkin menunggu Balqis tak kunjung kembali, setelah beberapa menit.

"Kenapa lama, Balqis?" Tanya Faaris saat Balqis kembali duduk di depan nya.

"Lama? Maaf sudah membuat anda menunggu, saya sudah melakukan nya secepat mungkin." Jawab Balqis.

"Ayo makan."

"H-ahh? Saya sudah makan Tuan." Tolak Balqis halus.

"Jangan menolak, aku sudah memesankan nya untukmu. Kali-kali makan daging, janga mie terus."

"Saya orang susah, nanti kecanduan kalau di biasakan makan daging." Ucap Balqis, memutar piring berisi steak, saus dan kentang goreng. Memang terlihat sangat menggugah selera, tapi harga nya membuat kantong jebol.

"Jadi, bagaimana? Kau setuju untuk mengandung anak ku? Aku jamin kau takkan kekurangan apapun."

"Tidak, Tuan." Jawab Balqis tegas, dia cukup kesulitan mengiris daging steak itu.

Faaris merebut pisau dan garpu dari tangan Balqis dan mengiriskan steak itu berukuran satu gigitan.

"Kenapa kau sangat keras kepala? Padahal aku menawarkan kehidupan yang lebih layak."

"Karena tuan pria beristri, itu saja." Jawab Balqis, dia menyuapkan satu potong daging itu dan mengunyah nya perlahan. Enak, tapi harga nya membuat Balqis akan berpura-pura tak menyukai nya, kalau saja makan nya bukan dengan Faaris.

"Kalau aku berstatus duda, apa kau mau?" Tanya Faaris lagi, pria itu belum menyerah juga.

"Mungkin saya akan mempertimbangkan nya." Jawab Balqis, dia mengendikkan bahu nya acuh. Lagi pun, kalau pria itu berstatus duda mungkin akan ada ribuan atau bahkan jutaan perempuan yang mengantri untuk menjadi pendamping seorang Faaris. Tentu nya dia takkan ada apa-apa nya nanti, karena di pastikan yang akan menjadi istri seorang Faaris bukan perempuan sembarangan.

"Andai saja dulu aku melanjutkan sidang cerai ku, mungkin kita sudah bersama Balqis." Ucap Faaris, mata nya menatap Balqis lekat.

"Hentikan hayalan anda tuan, ingat istri anda di rumah sedang sakit."

"Aku membayar orang untuk mengurus semua kebutuhan nya, jadi aku hanya perlu menemani nya saja." Jawab Faaris datar.

"Lalu kenapa anda memilih makan bersama saya, daripada menemani istri anda di rumah. Sebagai seorang suami, harus nya Tuan bisa mendengarkan keluh kesah Nyonya, dalam kondisi nya yang seperti ini, pasti membuat mental nya di uji."

"Kau tak perlu menggurui ku Balqis, aku tau benar apa yang aku lakukan!" Jawab Faaris.

Balqis memilih diam saja, tak ada guna nya juga bicara dengan pria keras kepala yang sedang di landa halu. Faaris menyelesaikan makan nya, dia menyilangkan garpu dan sendok nya pertanda kalau dia sudah selesai, tak lupa menyesap minuman beralkohol berwarna merah.

Balqis melongo melihat Faaris meminum minuman nya, sungguh demi apapun Faaris terlihat sangat sexy saat minum. Apalagi saat jakun nya naik turun, tak sadar Balqis menelan ludah nya dengan kasar. Memang baru kali ini dia memperhatikan cara Faaris minum, ternyata mampu membuat nya menganga, padahal hanya minum.

"Ada apa Balqis? Kau menatapku, seperti wanita yang haus belaian." Celetuk Faaris, membuat Balqis tersedak ludah nya sendiri.

"Minum Balqis, pelan-pelan.." Faaris mengulurkan minuman dan Balqis menenggak nya hingga tersisa setengah. Faaris terkekeh, melihat Balqis yang salah tingkah membuat nya merasa gemas sendiri.

"Kau tak berniat mencoba minuman ini? Ini bisa membuat tubuh mu hangat." Tawar Faaris. Tapi Balqis langsung menggelengkan kepala nya, dia takkan mau meminum minuman seperti itu meski di paksa sekali pun.

"Tidak, saya tak mau mencoba nya."

"Memang nya kenapa? Mencoba seteguk takkan membuat mu mabuk."

"Tidak tuan, saya tak mau." kekeh Balqis.

"Baiklah, sudah selesai makan? Kita check in." Ucap Faaris, membuat Balqis yang sedang minum lagi-lagi tersedak.

Uhukk.. uhukk..

"Ya ampun Balqis, kenapa selalu tersedak, ada apa dengan mu?"

Tanya Faaris sambil menepuk nepuk tengkuk Balqis dengan pelan.

'Kata-katamu itu yang membuat aku terkejut hingga tersedak, Tuan.' Rutuk Balqis di dalam hati.

"Ayo cepatlah, aku sudah tak sabar." Goda Faaris, membuat Balqis memerah.

"Tuan, jangan.."

"Jangan apa? Ini hukuman mu, Balqis."

"Tapi tuan, kalau saya di hukum sekarang besok saya takkan bisa berjalan." Ucap Balqis.

"Lalu?" Tanya Faaris singkat.

"Bukan nya besok kita pergi ke resepsi kolega bisnis?" Tanya Balqis, membuat Faaris menepuk kepala nya, mungkin lupa dengan rencana nya sendiri. Padahal dia sudah memesan gaun untuk Balqis menemani nya besok sore, sekalian menemani malam nya.

"Oke, karena aku sedang berbaik hati. Jadi hukuman mu aku undur, besok!"

"Hufffttt, baiklah terserahh anda saja." Pasrah Balqis. Hukuman dan hukuman, padahal dia tak tau letak kesalahan nya dimana. Kalau hanya karena berdekatan dengan laki-laki lain, itu kan haknya, memang nya Faaris siapanya? Hanya bos yang suka ngatur dan seenaknya.

Tapi itulah Faaris, pria itu meminta vitamin pagi padanya, menggagahi nya dengan alasan hukuman, padahal dia sendiri pria beristri. Aneh bukan? Apalagi istri nya sedang sakit di rumah, dan kata dia sendiri saat ini kondisi nya tengah kritis, lalu kenapa dia memilih bersama Balqis daripada bersama istri nya? Entahlah, hanya Faaris yang tau alasan nya.

"Kau ingin pulang ke rumah atau ke rumah sakit?" Tanya Faaris, karena hari sudah mulai sore.

"Ke rumah sakit saja Tuan, saya akan tidur disana menemani Ibu." Jawab Balqis.

"Apa kau nyaman tidur sambil duduk begitu, Balqis?"

"Tentu tidak, tapi saya tak mungkin meninggalkan ibu sendirian di rumah sakit." Jelas Balqis.

"Baiklah, ayo aku antar." Ajak Faaris, pria itu berdiri dan mengancingkan jas nya lalu menarik tangan Balqis, menggenggam tangan perempuan itu seperti biasa nya. Balqis yang mulai terbiasa pun hanya pasrah saat pria itu menarik nya.

"Ke rumah sakit Pak." Ucap Faaris saat kedua nya sudah duduk di bangku belakang dengan nyaman.

"Baik Tuan." Jawab Pak Agus . Balqis meneliti mobil ini, terasa ada yang aneh. Tapi apa?

Ahh ya, ada gordeng di tengah nya. Tapi kapan di pasang nya? Padahal kemarin saat dia menaiki mobil ini belum ada, tapi sekarang ada.

Srekk..

Faaris menarik gordeng itu hingga menutupi antara bangku depan dan belakang, lalu Faaris mulai memagut bibir Balqis, seperti biasa pria itu tak tau waktu dan tempat.

"Bibir mu rasa nya seperti steak yang kita makan tadi." Ucap Faaris setelah melepas ciuman nya, membuat Balqis tersipu karena dia belum gosok gigi tapi Faaris keburu nyosor.

Balqis menutup bibir nya dengan tangan, tapi Faaris dengan cepat menggenggam kedua tangan Balqis.

"Kenapa?"

"Saya malu, belum gosok gigi." Jawab Balqis malu-malu.

"Tidak apa-apa Sayang." Jawab Faaris, makin memerah saja wajah Balqis saat mendengar panggilan sayang yang meluncur begitu saja dari mulut Faaris.

Faaris mengusap wajah Balqis dan kembali menyambar bibir Balqis, sebelah tangan nya juga menekan tengkuk perempuan itu agar ciuman nya semakin dalam. Tangan Faaris mulai merayap kemana-mana, meraba apa yang biasa dia raba dan buah kembar nan kenyal milik Balqis adalah target nya.

Faaris meremas lembut buah itu, sedangkan Balqis menyingkirkan rambut nya ke belakang agar tak menghalangi sesi ciuman panas nya dengan Faaris, dia juga melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh Faaris.

Faaris mendorong Balqis dan membuat perempuan itu setengah terbaring di kursi mobil yang tengah melaju, suara decapan nikmat mewarnai suasana mobil itu, membuat Pak Agus langsung memutar musik agar tak terpengaruh dengan suara-suara laknat yang di buat oleh sepasang insan di belakang kursi nya itu.

Faaris melonggarkan dasi nya dan kembali mengungkung tubuh Balqis, dia juga membuka tali blouse Balqis, mengeluarkan buah kenyal nya itu dan mengulum puncak nya dengan tak sabar.

"Aahhhh..." Balqis mendesah saat Faaris menggigit puting susu nya. Hingga permainan itu terus berlanjut hingga mobil berhenti di kawasan rumah sakit. Pak Agus memarkir mobil dengan hati-hati, dia keluar lebih dulu takut mengganggu bos nya yang sedang beradu bibir di dalam mobil itu sambil berjaga kalau-kalau ada yang melihat mobil bergoyang.

Faaris menyelesaikan permainan, dengan menyesap kuat leher Balqis hingga berbekas kemerahan yang begitu jelas di leher Balqis.

"Kemana pergi nya tanda yang tadi pagi aku buat?"

"Saya menutupi nya dengan concealer, Tuan." Jawab Balqis dengan nafas ngos-ngosan.

"Baiklah, tapi jika sedang bersama ku tak usah menutupi nya."

"Baik tuan, apa ini sudah sampai?"

"Ya, sepertinya sudah, Pak Agus juga tak ada di tempat nya."

Jawab Faaris, dia merapikan dasi nya juga pakaian nya, terlebih celana nya yang kusut karena si junior bangkit.

Balqis bangkit dari rebahan nya, dia juga sibuk merapikan pakaian nya dan keluar bersamaan dengan Faaris.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!