📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyesal
"Gaga." Queen mengikuti langkah kaki besar Dhyrga Miller yang keluar dari ruangan itu.
"Apa maksudnya ini?"
"Dhyrga? Gaga? Jelaskan padaku!" Tuntut Queen memaksa.
Dhyrga tak mengindahkan gadis itu, Dhyrga kadung jengkel dengan perlakuan konyol Queen.
Di sela langkah cepat mereka Queen terus menanyakan apa maksud dari percakapan Dhyrga bersama Raka barusan hingga sampailah keduanya di teras rumah.
"Gaga, kamu bilang suka sama Queen, kenapa sekarang ninggalin Queen di sini tanpa penjelasan setelah aku memutuskan Jee Yeon hah?" Queen berteriak, yang mana membuat Dhyrga menoleh.
Keduanya berdiri saling berhadapan di saksikan beberapa penjaga. "Kamu ingat baik-baik nama ku Queen, pengusaha kaya raya yang di pilih Daddy mu adalah aku, Dhyrga Miller, dan Gaga hanya sebutan untuk orang yang cukup dekat dengan ku."
"Hah?" Queen membelalakkan mata yang kian mengabur karena kaca-kaca.
Queen paham sekarang, kenapa Dhyrga memberikan kemudahan menjadi asistennya bahkan sampai memberikannya kartu kredit.
Dhyrga memang sekelas ayahnya yang penguasa. Gaga lahir dari keluarga Miller yang kaya raya dan kebetulan anak pertama dari putra pertama, Dhyrga 'Putra mahkota' bukan dosen seperti spekulasi nya.
Banyaknya buku-buku di rumah Dhyrga membuat Queen meyakini bahwa Dhyrga Miller adalah seorang dosen atau seorang ahli hukum dan lain sebagainya.
Tak pernah Queen melihat atau mendengar percakapan Dhyrga dan Rachel mengenai pekerjaan. Mereka hanya membahas berita di sosial media jika sudah sampai rumah.
Queen menutup mulut ternganga nya. Jadi, siapa yang dia lihat waktu itu? "Tapi dulu bukan kamu yang, ..."
"Aku menunggu mu berjam-jam seperti orang bodoh, berharap aku bisa bernostalgia dengan gadis cantik yang dulu memanggil ku handsome uncle. Tapi rupanya, dia lari dari ku hanya karena kesalahpahaman konyol."
"Hah?" Queen tercengang. "Tapi, ..."
"Tidak perlu di paksakan, tidak perlu repot-repot menerima perjodohan ini, aku menyerah mencintai mu." Dhyrga menyela kata-kata Queen. "Sakit memang, tapi bertahan dengan gadis yang hanya melihat ku dari penampilan rupa, aku rasa bukan pilihan yang tepat."
"Gaga." Queen menggeleng. Terlepas dari semua yang terjadi, selama ini Queen nyaman tinggal bersama pria itu.
"Kita tidak cukup dekat untuk kamu menyebutkan nama itu, lupakan saja perjodohan yang membuat mu harus lari dari rumah, aku menyerah, besok, aku kirimkan semua merchandise yang pernah kita beli di Paris bersama enam tahun yang lalu."
"Hah?" Queen menggeleng ringan, netra birunya mengeluarkan buliran air.
"Melupakan mu, adalah pilihan terakhir ku Queen." Kembali Dhyrga melangkah memutari kendaraannya menuju pintu bagian kemudi.
Keputusannya kali ini tepat atau tidak, Dhyrga tak mau ambil pusing. Bisa melupakan Queen atau tidak, Dhyrga tak peduli. Yang pasti, Dhyrga ingin sekali lagi berusaha melupakan semua obsesinya. Yah, mungkin hanya obsesi semata. Dhyrga menyerah.
Queen membeku menatap nanar kepergian pria tampan nan gagah itu. Terngiang di telinga saat Dhyrga mengatakan.
"Aku melamar dia."
"Siapa?"
"Kekasih ku."
"Entah lah, dia berbeda dari yang aku kenal dahulu."
"Dahulu? Memangnya Tuan muda sudah berapa lama menyukainya?"
"Enam tahun kira-kira."
"Jadi aku, aku yang dia maksud? Aku yang dia cintai dari enam tahun lalu? Aku anak bangsawan yang Murni bilang akan di jodohkan dengan Gaga?" Lirihnya.
Mobil Dhyrga telah berlalu namun Queen masih berdiri nanar di teras sana.
"Beberapa hari ini aku ragu untuk melanjutkan hubungan yang melelahkan ini bersamanya, mengejar cinta gadis terkenal itu sangat menyakitkan Murni."
Queen mengingat kembali enam tahun lalu saat masih tinggal di Arrondissement ke-9 yaitu kawasan yang terletak di tepian kanan sungai negara Prancis.
Dalam otaknya seolah berputar rentetan peristiwa seperti kaset kenangan indah bersama handsome uncle nya.
Tawa riang gembira Queen mengudara kala pemuda tampan nan menawan keluar dari gerbang rumah tetangga depan.
^^^"Will uncle take me around town?"^^^
"Of course."
..."Ok, let's go!"...
Beberapa pengawal handal mengiringi langkah kaki kedua pewaris bangsawan itu.
Dhyrga Miller dan Queen Kirana Rain menghabiskan waktu bersama. Mereka mengelilingi kota dengan mobil kuno ala Prancis.
Atap mobil yang terbuka membuat mereka bisa menikmati udara segar kota cinta itu dengan intensif.
..."You like? Baby girl?'...
"I really like uncle!"
Senyum Dhyrga kala itu terngiang kembali, Queen mengingatnya kali ini, kenapa semudah itu Queen melupakan kenangan bersama handsome uncle nya kalau kemudian takdir membuatnya nyaman pada orang yang sama.
Memang ada sedikit perbedaan wajah Dhyrga. Sebab saat itu Dhyrga masih belum memiliki jambang tipis. Dahulu Dhyrga masih terlihat cute meski sudah 22 tahun.
Ssssshhh.....
Suara mobil yang baru saja tiba membuyarkan lamunan Queen. Joon turun dari mobil bersamaan dengan Murni yang juga turun.
Rupanya, Raka menitahkan Joon untuk menjemput gadis polos nan malang itu. Murni hanya korban dari kenakalan Queen, maka Raka tak ingin menyulitkan gadis itu.
Melihat Murni Queen terisak menyadari kebodohan dan keegoisannya. "Murni." Gadis itu memeluk raga mungil kembar tidak sedarah nya, menyesal.
"Maaf Murni, maafin Gue, hiks." Ucap Queen tulus.
"Nggak apa-apa Queen, aku yang harus minta maaf. Aku nggak respon kamu beberapa hari ini, tapi semua boneka mu masih ada, itu cuma sandiwara Om Raka." Kata Murni.
Queen mengangguk, Queen tahu Raka takkan pernah mengizinkan semua benda kesayangan Queen terjual.
Berbagi dengan sesama adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan keluarga mereka meskipun tidak di tunjukkan pada sosial media.
"Ini bukan salah Lo, tapi salah Gue Murni, seandainya aja Gue nggak lari dari pertemuan waktu itu, Gue nggak akan mengalami ini semua."
"Tapi makasih, sudah ngasih pelajaran ke Hera dan lainnya, makasih memberikan kesempatan menjadi kamu yang di sayangi semua orang." Ucap Murni lembut.
Queen melerai pelukan. "Lo betah di sini?"
Murni menggeleng. "Ini bukan tempat ku, meskipun bagus dan mewah, tapi aku merindukan ibuku."
"Kita bisa berbagi kamar kalo Lo mau, bawa juga nyokap Lo ke sini." Kembali Queen memeluk Murni.
Di teras sana Krystal menatap keduanya. Ada haru yang Krystal rasakan, berharap Queen dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini.
Bagaimana pun, Queen masih belum dewasa. Perjodohan dini tentu saja mempengaruhi prespektif gadis itu.
Joon tak mengindahkan Queen dan Murni, pemuda tampan itu menaiki teras lalu melewati tubuh ibunya, Joon berwajah kecut, entahlah, Joon tak menyukai apa pun.
Di Korea sana Hyun Ki membuatnya ingin kabur, di Indonesia tak pernah ada yang paham bagaimana perasaannya. Joon mulai bosan.
"Joon." Krystal memanggil dan Joon menoleh. "Hmm?"
"Joon mau cerita sama Eomma?" Krystal tersenyum. Mungkin saja anak itu bisa meluah kan perasaan dengan berbagi cerita padanya seperti saat kecil dahulu.
"Joon mengantuk Eomma. So, Joon mau istirahat saja." Pamit Joon.
"Iya." Krystal mengusap lembut puncak kepala pemuda tampan itu.
...Uaah, kayaknya Dhyrga mau di kekepin Ayu Pasha deh... Kok malah di suruh menyerah gitu...😒...
jd menscrool tulun temulun ketulunan
gen rain tluuus gen milerr🤪
haiiiih skepo tu aqu