~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️
Seminggu setelah kejadian itu Jessika datang ke kantor Dimas.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia menyelonong masuk ke ruangan Dimas yang mana pada saat itu ada Stefi di sana dan pintunya tidak ditutup.
'Brak' Jessika tiba-tiba menggebrak meja di samping Stefi.
"Apa-apaan kamu" Emosi Dimas terpancing karena tiba-tiba saja Jessika masuk tanpa meminta izin dan langsung marah-marah.
"Apa maksudnya ini?" Jessika menunjukkan foto seorang model yang sedang memegang produk perusahaan itu.
"Apa yang salah dari foto itu?" Tanya Dimas.
"Apa yang salah?" Tanya Jessika.
Jessika tidak terima foto dirinya yang mengiklankan produk perusahaan tersebut tidak dipublikasikan, malah perusahaan itu mempublikasikan foto model yang menurutnya jauh dibandingkan dengan dirinya.
"Karena saya tidak suka dengan anda." Ucap Dimas tepat di depan wajah Jessika.
"Oh itu alasan kamu, kita lihat saja nanti, bagaimana reaksi istri kamu saat tahu masa lalu kita." Ucap Jessika.
Rahang Dimas mengeras, ia menggebrak meja kemudian mengusir Jessika dari dalam ruangannya.
Sedari tadi Stefi menyaksikan perdebatan mereka.
"Ternyata Jessika mantannya Pak Dimas, tapi kenapa waktu itu mereka makan bersama, ada yang ga beres ini." Ucap Stefi dalam hati.
Melihat kondisi atasannya yang sedang tidak baik-baik saja itu Stefi memilih untuk pamit keluar dari pada ia juga kena marah.
"Jangan-jangan Jessika mau jadi pelakor, terus dia pura-pura temenan sama Tisya biar bisa rebut Pak Dimas." Ucap Stefi saat di dalam lift.
Setelah mengetahui bahwa Dimas adalah suami Tisya, saat itu juga Stefi sudah tidak terobsesi dengan Dimas. Sebab ia tidak mau mengulangi kesalahannya untuk ke dua kalinya.
Dia sempat membuat Tisya tekanan batin karena ulahnya mencoba mendekati Bian dulu, dan sekarang ia tidak mau itu semua terjadi.
'Ting'
Pintu lift terbuka dan ia langsung melangkahkan kakinya keluar, namun ia tidak menyangka ada seseorang yang hendak masuk ke dalam lift tersebut.
'Bugh'
Stefi menabrak dada pria yang ada di depannya dan membuatnya terpental ke belakang. Untung saja pria itu sigap menahan tubuh Stefi sehingga ia tidak terjatuh.
Stefi melihat wajah pria itu dan ternyata dia adalah Juan.
"Lain kali kalau jalan hati-hati." Ucap Juan.
"I... iya" Jawab Stefi.
Juan masuk ke dalam litf yang pintu hampir tertutup itu kemudian Stefi kembali ke ruangannya.
...****************...
"Bu minggu ini kita launching produk baru lagi, mungkin besok kita ada pemotretan lagi." Ucap Ratih Karyawan Tisya.
"Kamu siapkan semua ya." Ucap Tisya.
"Baik bu, tapi untuk pemotretan kali ini Mbak Jessika punya ide untuk outdoor karena tema baju kita kali ini berhubungan dengan alam." Ucap Ratih.
"Emm boleh itu bagus malahan, kamu atur aja di mana tempatnya." Ucap Tisya.
"Tadi Mbak Jessika bilang di taman depan cafe Angel bagus bu, saya ada fotonya." Ucap Ratih.
Ratih menunjukkan foto yang dikirim oleh Jessika pada Tisya.
"Bagus, tempatnya aesthetic, kamu share lok aja besok saya langsung ke sana aja." Ucap Tisya.
"Baik buk." Jawab Ratih.
Setelah Ratih keluar dari ruangannya Tisya langsung memeriksa keuangan bulan ini setelah itu ia langsung kembali pulang.
Selama hamil Tisya jarang ke butik karena Dimas melarangnya. Namun sesekali Tisya sembunyi-sembunyi pergi ke butik.
Tisya sengaja mematikan CCTV di depan rumah supaya Dimas tidak tahu saat Tisya pergi ke butik.
Setibanya di rumah Tisya memarkirkan motornya dengan posisi sama seperti saat motor itu belum digunakan. Setelah itu ia masuk ke dalam rumah dan menyalakan kembali CCTV nya.
"Huhhh untung ga ketahuan." Ucap Tisya.
Sengaja Dimas meminta istrinya untuk tetap di rumah, sebab usia kandungan Tisya tergolong masih rentan keguguran. Ia tidak mau istri dan anaknya terjadi apa-apa.
Namun Tisya merasa terkekang, ia merasa bosan jika harus di rumah sendiri terus.
Tisya langsung masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya setelah itu ia pura-pura berbaring di atas ranjang sebab Dimas mengabari kalau hari ini dirinya pulang siang.
Tisya memejamkan matanya dan tak sadar ia sudah terlelap.
...****************...
Dimas memasukkan laptopnya ke dalam tas pribadinya kemudian ia mengunci ruangannya dari luar. Sebelum pulang ia masuk ke dalam ruangan Juan.
"Saya mau pulang, kalau terjadi apa-apa telpon saja."
Belum sempat Juan menjawab Dimas sudah menutup pintu ruangan Juan dan pergi dari sana.
Dimas merasa moodnya kali ini tidak bagus. Ia memilih untuk pulang saja dari pada ia terus uring-uringan di kantor.
Selain itu ia juga merasa cemas dengan istrinya. Entah mengapa Dimas memiliki firasat yang tidak enak.
Semenjak kedatangan Jessika tadi, Dimas menjadi was-was. Ia takut Jessika berbuat yang tidak-tidak pada Istrinya. Ditambah lagi Tisya mengenal baik Jessika.
Setibanya di rumah Dimas langsung memarkirkan mobilnya di garasi. Ia melihat motor dan mobil Tisya posisinya sama seperti saat ia berangkat ke kantor.
Dimas langsung masuk ke dalam rumah dan tidak menemukan istrinya di sana. Ia membuka pintu kamar ternyata istrinya tengah tertidur pulas.
Belakangan ini Tisya sering merasa ngantuk, kata ibu-ibu di komplek Tisya mengalami hamil kebo.
Tidak mau mengganggu tidur istrinya, Dimas mengambil pakaian gantinya sendiri kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tidur Tisya terusik kala mendengar suara gemericik air dari kamar mandi.
Ia membuka matanya kemudian duduk. Ia melihat sepatu suaminya tergeletak di lantai.
"Udah pulang ternyata." Ucap Tisya.
Tisya membuka selimutnya kemudian meneguk segelas air putih yang ada di sampingnya.
'Klek'
Pintu kamar mandi terbuka, terlihat Dimas keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak lebih segar.
"Eh sayang ku udah bangun." Ucap Dimas
Dimas menghampiri istrinya kemudian menghujani wajah istrinya dengan ciuman.
"Ihh kakak." Tisya memukul dada suaminya.
"Hehe"
"Kenapa ga bangunin aku?" Tanya Tisya.
"Buat apa bangunin kamu?" Tanya Dimas balik.
"Ya masa suaminya pulang istrinya malah tidur." Jawab Tisya.
"Ga papa lah, kan dedek utunnya juga pengen bobo." Ucap Dimas sambil mengelus-elus perut Tisya yang sudah terlihat sedikit berisi.
"Sayang kakak ada sesuatu." Ucap Dimas.
"Apa?" Tanya Tisya.
"Bentar." Jawab Dimas.
Dimas berjalan ke arah meja dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
"Taraaa, lucu kan." Dimas menunjukkan kupluk bayi berwarna biru.
"Kakak beli?" Tanya Tisya.
"Iya, kemarin waktu cek lokasi di Bandung." Jawab Dimas.
"Ihh kak mitosnya ga boleh beli keperluan bayi sebelum usia 7 bulan, pamali." Ucap Tisya.
"Jaman sekarang masih percaya mitos yang." Ucap Dimas.
TBC.
"apakah mitos beneran ada?"