Jodoh, rezeki, maut, semuanya adalah rahasia Ilaha, yang tidak pernah tahu kapan datang dan pergi. sebagai mahluk hamba, kita hanya bisa menjalankan hidup dengan baik dan tidak lupa untuk bersyukur dengan semua yang sudah di takdirkan untuk hidup kita.
kadang yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, dan begitu juga sebaliknya!.
Bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Vina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 33
Setelah melewati banyak rayuan dan bujukan akhirnya pemilik rumah mau menjual di angka yang di tawar Anton.
"Baiklah, karena anda ingin membayar lunas maka akan saya berikan " jawab pemilik rumah.
"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah " ucap Vina.
Senyum merekah terbit di hibur Anton, akhirnya mereka memiliki rumah sendiri walaupun ukurannya sangat kecil untuk mereka tapi setidaknya mereka tidak kehujanan itu yang membuat mereka bersyukur.
"Terimakasih pak " ucap Anton pada pemilik rumah
"Sama-sama, oh iya ini kunci rumah dan surat tanah akan saya pindah nama begitu pembayaran dan segala urusan selesai " ucap pemilik rumah.
"Baik pak " jawab Anton lagi.
Setelah menemukan kesepakatan bersama akhirnya pemilik rumah pergi meninggalkan mereka, setelah memberikan kunci rumah dan sekarang rumah sederhana ini menjadi milik mereka.
"Alhamdulillah ya Allah terima kasih atas bantuan mu " ucap Vina membatin, tidak henti-hentinya Vina bersyukur atas kemudahan urusan mereka untuk hari ini.
Ayu yang melihat kebahagiaan di wajah Vina ikut bersyukur, walaupun rumah memang sangat kecil untuk ukuran keluarga tapi melihat mereka begitu bahagia tentu Ayu juga ikut merasakan bahagia.
"Vina tolong bantu bereskan yang masih kurang rapi, ayah akan jemput ibu mu sekarang " ucap Anton.
"Baik ayah " jawab Vina
Setelah kepergian Anton menyisakan Ayu dan Vina di rumah baru Vina ini, melihat itu ayu ikut membantu sahabat membereskan semuanya.
"Ayu, biarkan aku saja " ucap Vian tidak enak.
"Santai saja, biar cepat selesai Vina toh nanti keburu waktu kuliah tiba jika di bereskan bersama akan mempercepat pekerjaan selesai " ucap Ayu lagi.
"Terimakasih untuk semuanya Ayu " ucap Vina dengan tulus membuat Ayu menghentikan pergerakan tangannya mendengar ucap Vina barusan.
"Terimakasih untuk apa? " tanya Ayu.
"Terimakasih untuk semua bantuan mu, dari pekerja yang ku dapat dan sekarang rumah ini, jika tidak ada kau mungkin kami tinggal di jalan " ucap Vina.
"Bukankah sudah seharusnya saling membantu, aku juga senang bisa membantu mu Vina, dan kau harus semangat selalu ya Vina, aku yakin kau akan menjadi orang sukses suatu saat nanti " ucap Ayu
"aamiin ya Allah, semoga kita sama-sama menjadi orang sukses yu " doa Vina dengan tulus.
"amin " jawab Ayu.
"Ayo kita lanjutkan lagi nanti keburu waktu kuliah tiba " ucap Ayu lagi.
Akhirnya mereka melanjutkan membereskan sisa yang menutur mereka kurang rapi hal itu membuat mereka yang memandang tidak nyaman di buatnya.
***
di ujung kota, seorang pria yang sejak tadi terus memperhatikan Ponselnya berharap jika pesan yang dia kirim segera di balas oleh seseorang di seberang sana tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda di baca, entah apa yang di lakukan orang di seberang sana.
"Hi bro, kenapa kau bengong saja dari tadi? " tanya seorang pria.
"Kau sudah seperti orang yang putus cinta saja " celetuk seseorang.
"Bukan putus cinta, tapi menunggu cintanya " jawab Hengki.
Dua teman lain yang mendengar itu menatap Dimas dengan tidak percaya, secara Dimas yang tidak pernah terlihat mendekat wanita ternyata memiliki pacar? .
"Serius pacar? " tanya teman yang lain
"Siapa pacar mu, di mana dia tinggal? " tanya lagi.
"Kuliah di mana dia? " tanya lagi.
"Dia tinggal di kampung, kuliah juga di sana " jawab Dimas.
"jurusan apa? " tanya lagi.
Sedangkan Hengki diam saja, mendengar apa yang teman-teman bicarakan.
"Kalian ini kepo sekali" jawab Dimas yang langsung bangun dari duduknya, terlalu malas meladeni mereka semua.
Tinggal Hengki dan yang lain yang duduk meninggalkan tempat sebelum menatap ke arah kepergian Dimas.
"Dia seperti mencintai sekali pacar itu? "
"Namanya juga baru pacaran, pasti begitu lah "