Bismillahirrohmanirrohim.
Siapa sangka dirinya akan terjebak di dalam novel buatan kakaknya sendiri, selain itu, sialnya Jia harus berperan sebagai Antagonis di novel sang kakak, yang memang digambarkan untuk dirinya dengan sifat yang 100% berbanding terbalik dengan sifa Jia sebenarnya di dunia nyata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hainadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan?
...Bismillahirrahmanirrahim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
...🍒Selamat membaca semua🍒...
"Sebentar, sepertinya di kasur sebelah ada orang lain juga."
Mereka seperti penasaran dengan orang yang berada di kasur sebelah kamar yang sama dengan Riska. Masih tidak menyangka satu kamar dipakai oleh dua pasangan sekaligus. Sebenarnya bukan pasangan, mereka yang melakukan hal licik tapi kena batunya kembali pada mereka sendiri.
"Tarik saja selimutnya, agar kita tahu siapa orang yang berada di dalam selimut," usul salah satu pengunjung restoran yang ikut melihat apa yang terjadi.
"Betul, lebih baik kita tarik saja selimutnya."
"Benar, ayo kita tarik bersama-sama saja," yang lain lanjut setuju dengan usul satu orang tadi.
Melihat keberisikan yang terjadi Jia diam-diam tersenyum penuh kemenangan, tidak ada yang sadar kecuali seorang yang sejak tadi berdiri di sebelah Jia. Pria itu seperti terus mengawasi Jia, tapi belum jelas apa tujuan sebenarnya melakukan hal tersebut pada Jia.
Ternyata suara yang semakin berisik ditimbulkan oleh orang-orang itu membuat orang lain yang berada di kasur sebelah sama dengan Riska terbangun.
"Berisik sekali!" kesalnya semakin menutup selimut pada dirinya dan seorang perempuan yang juga tidur di sampingnya dengan nyenyak.
Mendengar suara barusan dari dalam selimut para wartawan dan pengunjung restoran cukup terkejut, mereka merasa tidak asing dengan suara pria barusan.
"Kenapa suaranya mirip dari salah satu tuan muda keluarga Baskara," salah satu dari mereka membuka suara setelah merasa keganjilan yang terjadi.
"Iya juga, kalau tidak salah barusan itu suara tuan muda Raka. Tapi kenapa dia berada satu kamar dengan seorang model seperti Riska."
"Anehnya mereka berada di kasur yang berada atau jangan-jangan tuan muda Raka bersama perempuan lain."
"Bisa jadi begitu, jika dengan istrinya bukankah sekarang nona Jia ada bersama kita disini."
Sebuah senyuman tipis menghiasi wajah Jia lagi-lagi tanpa ada yang menyadarinya. 'Ayo kita memulai permainan lagi, Jia. Lihat orang-orang ini pasti akan bersimpati denganku dan terus mengejek Raka. Aku sudah tidak sabar melihat reaksi keluarga Raka bagaimana kelakuan putra tersayang mereka.'
Membaca pikiran Jia, Raymon menggeleng pelan. Masih tak menyangka Jia sudah tau jika yang berada di dalam selimut itu adalah suaminya sendiri, yang membuat Raymon bingung reaksi Jia malah terlihat baik-baik saja suaminya bersama perempuan lain.
"Ini terulang lagi," gumam Raymon, dia masih ingat betul pertama kali tak sengaja melihat Jia memergoki Raka bersama Sania berbuat tidak pantas, perempuan itu bukannya sedih malah terlihat senang sekaligus jijik melihat kelakuan Raka dan Sania.
Padahal informasi sebelumnya yang Raymon dapat, Jia sangat mencintai Raka terlebih apa yang dia buat Jia akan tutup mata dengan semua kelakuan bejat Raka. Yang Jia tahu dia hanya mencintai Raka saja tidak peduli dengan tingkah laku Raka yang selalu bersama Sania, Jia hanya ingin mendapatkan cinta dari Raka itu saja tidak lebih.
Jia yang melihat orang-orang menatap kearahnya mulai memanfaatkan momen tersebut untuk berakting.
"Maksud kalian semua apa? Suamiku tidak mungkin melakukan perbuatan yang seperti kalian tuduhkan," bantah Jia, tatapan menatap semua orang dengan tatapan tak percaya.
'Bagus, mereka percaya padaku, jika aku memang sangat sedih. Sejujurnya aku sama sekali tidak peduli dengan Raka bajingan itu.'
"Kalau benar pria di dalam selimut itu Raka. Sungguh sangat keterlaluan!"
"Istri sangat setia dan membela sang suami, tapi suaminya malah tidak menghargai istri sendiri.
Kamar yang semakin berisik membuat dua orang yang berada di dalam selimut semakin merasa terganggu. Belum sadar sepenuhnya Sania perempuan yang bersama Raka itu bersuara seraya membuka selimut yang menutupi seluruh badan keduanya.
"Sayang kenapa berisik sekali? Bukankah kita berada di dalam kamar!" Sania semakin memeluk erat Raka begitu juga sebaliknya.
"Wah berita besar! Lihat Tuan muda pertama keluarga Baskara berselingkuh dengan sahabat masa kecilnya. Padahal di kabarkan jika Sania sahabat kecil tuan Raka dekat dengan istri tuan Raka. Mereka sudah seperti sahabat juga."
Baik Raka maupun Sania terbelalak mendengar ucapan seorang seketika itu kesadaran keduanya penuh. Betapa terkejutnya mereka di dalam kamar itu sudah banyak orang. Mata Raka yang tak sengaja bertemu dengan mata Jia, dia melihat dari tatapan sang istri yang penuh kecewakan menatap kearahnya.
"Cepat ambil foto dan videonya, ini akan menjadi topik yang sangat hangat. Satu kali dayung dua kali sungai terlampaui, kita akan mendapatkan bonus besar."
Para wartawan itu semakin gencar mengambil foto dan video Raka dan Sania. Riska juga masih ditahan di dalam kamar tersebut bersama pria yang tidak dikenali.
"Stop fotonya!" kesal Sania, dia mulai sangat malu sekarang.
Apalagi barusan sebelum sadar sudah banyak orang, Raka dan Sania masih sempat bermesraan di depan semua orang. Raka menatap Jia dengan tatapan bersama, tak lupa Jia yang masih dalam akting matanya mulai berkaca-kaca.
'Sekarang ayo kita jadi pahlawan Jia. Agar ketiga orang ini merasa berhutang denganku. Tenang saja Raka, Sania aku belum akan balas dendam sepenuhnya hari ini. Aku sudah menyampaikan waktu yang lebih tepat daripada hari ini.'
Kali ini Raymon senang dengan pikiran Jia, membaca pikiran Jia barusan Raymon tak sengaja tertawaan pelan membuat Jia yang berdiri di sampingnya menoleh sebentar. Jia tidak sadar jika pria yang sejak tadi berdiri disebelahnya adalah bosnya sendiri.
"Kenapa ketawa?" Raymon menggeleng pelan, namun Jia sudah tidak memperhatikan lagi, dia harus segera jadi pahlawan.
"Tolong stop!" suara Jia yang cukup keras menghentikan semua aktivitas para wartawan dan pengunjung yang terus mengeluarkan kata-kata kasar dilontarkan untuk Riska, Sania dan Raka.
"Kenapa harus berhenti?"
"Saya mohon tolong jangan foto dan video lagi. Tolong kalian pergi, saya tau semua ini salah tapi saya mohon sudah hentikan semua ini, bagaimanapun juga mereka orang-orang yang aku kenal, aku tidak ingin mereka terus dipermalukan," akting Jia benar-benar berhasil, entah datang dari mana air matanya, benar di hadapan para wartawan dan pengunjung Jia mengeluarkan air mata.
Bahkan ekspresinya terlihat sangat meyakinkan, kalau saja Raymon tidak bisa membaca pikiran Jia mungkin saja dia akan percaya jika Jia memang tidak ingin ketiga orang itu terus dipermalukan. Tapi berbeda Raymon yang memang bisa membaca pikiran Jia justru niat perempuan itu sebaliknya.
Pengunjung dan para wartawan merasa kasihan dan iba dengan Jia, mereka juga salut akan Jia yang begitu baik. Awalnya mereka merendahkan Jia kini semua orang mulai merasa Jia sangat baik.
'Hahaha, memang tidak sia-sia aku kuliah mengambil jurusan entertainment. Lihat sekarang, seperti aktingku berhasil.' Jia senang semua berjalan sesuai rencananya.
'Makanya jangan berani main-main dengan seorang Jia Anastasia Mahendra!'