Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Setelah pulang dari kampung X, Raja yang ikut pulang bersama mobil Tiger hanya turun di halaman rumah saja. Dia mengambil motornya di garasi dan tak lupa memakai helm langsung tancap gas untuk menemui teman-temannya di tempat tongkrongannya.
"Lihat anak itu, baru saja sampai rumah sudah pergi lagi."
"Sudah, biarkan saja. Hari ini kan hari ulang tahunnya, siapa tahu dia ingin merayakan bersama teman-temannya ?"
Melisa berusaha menenangkan suaminya yang kesal melihat Raja selalu menghabiskan waktunya bersama teman-teman hingga malam hari.
*
Di kampung X, Laila sedang bersholawat karena besok akan ada lomba menyanyi di kampusnya. Dia mengikuti lomba tersebut dengan menyanyikan sebuah sholawat. Suara Laila terdengar hingga luar rumahnya.
Hingga tanpa dia sadari, Firhan yang baru saja datang karena di panggil oleh Abah Faris tersenyum sambil memejamkan matanya mendengar Laila bersholawat.
"Tumben Laila bersholawat Pak Ustadz ?" tanya Firhan setelah Abah Faris duduk menemuinya.
"Iya, besok akan ada lomba di kampusnya. Katanya dia ikut.." sahut Abah Faris.
"Ooh seperti itu, sayang sekali besok aku harus keluar kota. Jika tidak aku pasti akan melihatnya."
Kini Keduanya terus mengobrol sambil sesekali mendengarkan Laila bersholawat di kamarnya.
Sedangkan ditempat lain, Raja sedang mentraktir teman-temannya makan di sebuah Cafe karena dirinya ulang tahun hari ini.
"Eh Ja, kenapa sih lu betah banget jomblo ? Harusnya cowok ganteng kayak lu tuh udah punya dua cewek.." kata Erik yang juga membawa pacarnya disana.
"Iya Ja, lihat nih kita-kita. Bawa cewek masing-masing, nah lu ? Sendirian mulu tiap hari.." balas teman yang lain yang bernama Jaivant Indra yang biasa di panggil Ivan.
"Gue nggak sendirian, gue kan selalu ditemani kalian. Nih, gue juga lagi sama lu, lu pada.."
Raja dengan santai menjawab pertanyaan mereka, di hati Raja kini sudah di tempati Laila. Entah kapan dirinya mulai jatuh hati pada Laila, yang pasti setiap detik wajah Laila selalu terbayang di matanya.
*
Malam hari, Raja sudah sampai dirumahnya jam sebelas malam. Dia membuka bajunya di dalam kamar dan kembali keluar menuruni tangga karena ada yang terlupakan di dalam mobil milik Kakaknya itu.
Raja yang sudah masuk di dalam mobil mencari sebuah buku yang sengaja ia pinjam dari Laila pagi tadi. Setelah ketemu, dia lalu kembali menutup pintu mobil kemudian melangkah masuk ke dalam rumah melalui pintu samping.
Raja terus tersenyum sambil memeluk buku milik Laila, dia berputar-putar dengan membayangkan dirinya sedang berdansa bersama Laila. Raja menutup matanya masih terus memutar tubuhnya dan memeluk buku itu di ruang keluarga yang lampunya sudah dimatikan.
Sedangkan Melisa yang akan pergi ke dapur untuk mengambil minum, dia melihat ada seseorang di ruang keluarga sedang menari selayaknya orang berdansa.
Melisa lalu melangkah pelan agar tidak menimbulkan suara, dia menekan tombol saklar lampu di ruang keluarga agar bisa melihat siapa yang sedang menari.
Ceplek..
Raja terdiam dan menoleh ke arah tombol lampu dan melihat Melisa berdiri disana menatapnya dengan wajah penuh keheranan.
"Raja.. Kau sedang apa disini ?" tanya Melisa masih dengan wajah heran nya.
"Ah aku tadi ke garasi mengambil buku. Ini bukunya sudah ketemu, Ya sudah aku mau tidur dulu Kak.."
Raja melangkah cepat meninggalkan Melisa disana karena malu ketahuan sedang menari sambil memeluk bukunya.
"Raja.. Se.."
"Good Night Kak.."
Raja memotong ucapan Melisa dan terus melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Namun Melisa yang tak pernah melihat Raja bertingkah aneh seperti itu terus bertanya-tanya dalam hati.
"Kenapa dia ? Tumben nari-nari begitu ? Apa dia lagi mengigau ?"
Melisa menggelengkan kepalanya dan kembali mematikan tombol lampu kemudian melangkah pergi menuju dapur.
Sedangkan Raja yang sudah berada dikamar, menaruh buku yang sudah ia buka itu di wajahnya sambil berbaring terlentang. Dia merasakan keharuman parfum Laila dibuku itu, dia terus memejamkan matanya sambil menghirup bau wangi didalam bukunya.
"Lailaa..." lirih Raja terus memanggil nama Laila hingga sampai dia tertidur dengan sendirinya.
*
Pagi hari di kampus, Laila dan Bunga sedang bersiap untuk mengikuti lomba disana. Sekarang masih peserta lain yang sedang bernyanyi. Laila dengan wajah groginya menunggu nama nya di panggil oleh pembawa acara.
Tak lama Raja baru saja datang di sebuah gedung Aula yang biasa untuk acara kontes disana. Raja datang situasi masih gemuruh karena menyoraki peserta pria sedang menyanyi dengan suara yang begitu sakit didengar ditelinga.
Raja mengusir para penonton yang duduk di paling depan karena dirinya ingin melihat Laila tanpa dihalangi oleh seseorang dihadapannya. Saat baru saja duduk, Nama Laila di panggil untuk maju ke depan.
Para penonton yang di belakang menyoraki Laila hingga dia bingung harus mulai bernyanyi dari mana. Raja yang melihat itu langsung berdiri dan mencengkram kemeja penonton itu sambil mengancamnya.
"Hey, mulut mu yang jelek itu bisa diam tidak ! Aku kemari untuk mendengarnya bernyanyi, bukan mendengarmu bersorak ! Paham !"
Raja mengancam pria itu yang menyoraki Laila dengan nada mengejek. Raja yang sudah melihatnya terdiam lalu melangkah ke atas panggung untuk memberitahukan bahwa tidak ada yang bersuara selama Laila bernyanyi.
"Bisa aku bicara dengan mic yang kamu pegang sebentar ?"
Raja mengambil mic yang ada ditangan Laila untuk memperingati penonton agar diam selama Laila bersholawat.
"Dengar semua ! Aku sudah menyempatkan waktunya datang kemari demi mendengarnya bernyanyi. Jika aku mendengar ada yang bersorak ataupun bersuara selama dia bersholawat, maka aku akan merobek mulutnya sampai tak bisa lagi bicara ! Mengerti !"
Setelah bicara seperti itu kini Raja turun dari atas panggung setelah mengembalikan mic nya pada Laila. Laila yang diperlakukan seperti itu tersenyum senang, dia sengaja mengundang Raja saat pertemuannya di Masjid waktu meminjamkan bukunya pada Raja.
Setelah situasi tenang, Raja kembali berdiri untuk memerintahkan penonton memberikan semangat pada Laila.
"Semuanya beri tepuk tangan yang meriah untuk Laila.."
Raja yang masih berdiri juga ikut bertepuk tangan memberi semangat pada Laila. Setelah semuanya tenang dan duduk menatap Laila, kini Laila mulai bersalam dan menyanyikan sholawat dengan begitu merdunya.
Raja yang mendengar suara merdu Laila tersenyum kagum, Raja semakin dibuat terpesona dengan Laila. Tak lama Laila berhasil menyelesaikan nyanyiannya dan menunduk hormat sebagai tanda terimakasih pada penonton sudah mau mendengarkan.
Raja dengan spontanitas langsung berdiri menaiki kursi tempat ia duduk dan bertepuk tangan sambil memasukan dua jarinya di dalam mulut kemudian bersiul.
Semua penonton juga yang mendengar suara indah Laila ikut bersorak tepuk tangan karena Laila berhasil menyanyikan sholawatnya dengan begitu merdunya.
*
Selesai acara, Raja pergi ke kantin untuk mengisi perutnya karena sudah siang. Saat sedang memesan makanan, tak sengaja Laila juga akan memesan makanan disana.
"Laila.. Kau mau makan siang juga ?" tanya Raja sambil menyenderkan lengannya di etalase kantin.
Laila yang melihat Raja seketika menunduk dan menyahutnya dengan lembut.
"Iyaa.."
Raja yang mendengar Laila juga akan makan di kantin memilih untuk duduk bersama dengan Laila. Sedangkan teman lainnya di biarkan begitu saja di meja lain yang ada disana.
"Kau suka sekali mie ayam ya ?" tanya Raja memecahkan keheningan.
"Yaa dia suka sekali makan mie ayam, bahkan dia mampu menghabiskan dua mangkuk bakso jika sedang lapar.." sambung Bunga membuat Raja menarik bibir kirinya.
"Emm Laila siapa nama temanmu ini ?" tanya Raja pada Laila.
"Namanya Bunga.." sahut Laila singkat dan lembut.
Raja yang sudah tahu namanya menatap Bunga lalu bicara padanya dengan sopan.
"Bunga, aku bertanya dengan Laila. Jadi biar Laila yang menjawab, oke ?"
Bunga yang mendengar ucapan Raja langsung merapatkan bibirnya terdiam. Ternyata Raja tidak suka pertanyaannya pada Laila di jawab oleh orang lain.
Sedangkan Laila yang mendengar Raja bicara seperti itu pada Bunga melirik temannya disamping sekilas dan merasa sedikit canggung pada Raja karena secara terang-terangan bicara seperti itu pada Bunga.
...----------------...
Bersambung...