*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 21 — Darah Emas
Urat-urat hitam muncul di sekujur tubuh Taring Darah sebelum tiba-tiba mereka memuntahkan cairan hitam.
Liu Yuwen yang berniat memberikan serangan seketika gerakannya terhenti oleh kejadian tersebut, Liu Yuwen menyipitkan matanya dan ia baru menyadari efek samping pil suci mereka sudah bekerja.
Para Taring Darah berusaha meredakan rasa sakit yang dirasa dengan mengalirkan qi namun alih-alih bekerja, rasa sakit mereka semakin bertambah, kini sepuluh Taring Darah mulai meronta, merasakan rasa sakit yang demikian hebatnya.
Mereka berteriak selayaknya seperti hewan yang akan disembelih, seolah berharap rasa sakit yang mereka rasakan berkurang dengan cara tersebut.
"Kumohon siapa saja bunuh aku, aku tak kuat merasakan penderitaan ini!"
Para Taring Darah meronta seperti orang yang kehilangan kewarasannya, Liu Yuwen menghela nafas panjang, ia mengeluarkan pedang di cincin ruang sebelum menghabisi mereka satu persatu.
Dalam waktu singkat, sepuluh Taring Darah yang tersisa kehilangan nyawanya.
'Pil yang mereka katakan sebagai pil suci adalah pil yang keras, mengonsumsinya dengan jumlah besar dalam satu waktu tidak bedanya dengan bunuh diri...' Liu Yuwen menggelengkan kepalanya pelan melihat jasad para Taring Darah mengambang di atas air danau.
Para Taring Darah memang terlalu gelap mata saat Liu Yuwen membunuh salah satu dari mereka sehingga tidak memikirkan resiko ketika mengonsumsi pil suci selama beberapa kali.
"Senior..."
Suara lembut terdengar di belakang Liu Yuwen, pemuda itu berbalik dan menemukan Ji Yuanyin sudah keluar dari tirai kegelapan miliknya.
"Semuanya sudah selesai, kini mereka sudah tiada." Liu Yuwen tersenyum hangat.
Selama pertarungan berlangsung, Ji Yuanyin tidak bersembunyi terlalu jauh dari Liu Yuwen, dengan menggunakan teknik tirai kegelapan miliknya, gadis itu menjadi tidak terlihat lalu ditambah teknik menghilangkan hawa keberadaannya, maka keberadaan gadis itu seperti tidak ada di dunia ini.
Liu Yuwen mengambil cincin ruang milik 12 Taring Darah sementara Ji Yuanyin menatap mayat mereka sambil menelan ludah.
Ji Yuanyin menyaksikan pertarungan Liu Yuwen dari awal sampai akhir, semua teknik yang digunakan pemuda itu benar-benar luar biasa terutama teknik pedangnya. Di sepanjang hidupnya, Ji Yuanyin belum pernah melihat kultivator pedang se'menakjubkan Liu Yuwen.
Sayap kegelapan Liu Yuwen perlahan menghilang usai ia menyarungkan pedangnya kembali.
Liu Yuwen menghela nafas panjang, ia sebenarnya mempunyai kekhawatiran tersendiri dengan jumlah qi'nya saat melawan Dua Belas Taring Darah namun untungnya mereka malah membunuh diri mereka sendiri dengan pil yang mereka konsumsi.
Jumlah benang qi Liu Yuwen sekitar seribu benang qi lebih, di dunia persilatan, jumlah tersebut tergolong besar namun ketika kultivator tersebut mencapai Alam Kaisar, jumlah yang sama bisa dikatakan biasa saja.
Masalahnya jurus serta teknik-teknik yang dimiliki Liu Yuwen mengonsumsi terlalu banyak qi sehingga seribu benang qi masih tergolong kecil menurutnya.
'Sepertinya kalau ada kesempatan, aku harus berburu siluman lagi...' Liu Yuwen menggaruk kepalanya.
Satu hal yang baru Liu Yuwen ketahui ketika ia menggunakan sayap kegelapannya pertama kali, tingkat kultivasi Liu Yuwen memang meningkat satu tahapan namun disisi yang sama, menggunakan sayap kegelapan itu secara terus menerus dapat menguras banyak sekali qi di dalam tubuhnya. Liu Yuwen sepertinya harus mengaktifkan sayap kegelapan tersebut jika situasinya memang memungkinkan.
"Senior, Nona Ji, ada masalah besar! Matriark sekte sedang dalam kondisi kritis?!"
Para Tetua dan anggota sekte tak lama menghampiri Liu Yuwen dan Ji Yuanyin, wajah mereka menunjukkan kepanikan dan kekhawatiran.
"Apa ada sesuatu yang terjadi dengan bunda?" Tanya Ji Yuanyin yang ikutan cemas.
"Aku akan menjelaskannya saat di perjalanan nanti, saat ini lebih baik kita menuju Matriark Sekte berada, nyawanya sedang dalam keadaan terancam."
Liu Yuwen menaikan alisnya tetapi ia tidak bertanya lebih jauh, bersama yang lain, Liu Yuwen bergegas pergi menuju lokasi Ji Xiansun.
***
"Sial! Kenapa situasinya jadi seperti ini?!" Tetua Lan tidak henti-hentinya mengumpat sambil dirinya terus berlari.
Saat melihat Taring Ketujuh dan Taring Pertama terbunuh, Tetua Lan menyadari pertarungan mereka akan kalah sehingga ia menggunakan sebuah trik untuk melarikan diri dari para Tetua sekte yang dia hadapi.
Dengan menggunakan pil suci, kekuatan Tetua Lan meningkat pesat, ia memanfaatkan kondisi tersebut untuk kabur dari Sekte Bunga Anggrek tanpa memikirkan yang lain.
Andai saja para Tetua Sekte tidak sedang memikirkan keadaan Ji Xiansun, mereka mungkin sudah mengejar Tetua Lan namun saat ini, prioritas mereka adalah Ji Xiansun yang sedang diambang hidup dan mati.
Tetua Lan jelas tidak menduga Liu Yuwen bisa menghabisi Dua Belas Taring Darah padahal kelompok yang sama menjadi teror di Kekaisaran Langit Selatan yang telah banyak membunuh lawannya.
Yang dipikirkan Tetua Lan saat ini adalah ia ingin segera sampai ke markas Sekte Taring Serigala untuk melaporkan semuanya, selain itu ia juga meminta perlindungan dari sekte tersebut dari Liu Yuwen ataupun Sekte Bunga Anggrek.
Tetua Lan menyesali keputusannya tetapi sudah terlambat, padahal sebelumnya ia telah dijanjikan diberi harta jika membawa Tubuh Surgawi ke Sekte Taring Serigala namun kini hadiah yang dijanjikan belum tentu dapat sementara dirinya menjadi pelarian di sektenya.
***
Liu Yuwen terkejut saat tiba di tempat Ji Xiansun berada, perempuan itu sedang terbaring lemah dengan luka serius di sekujur tubuhnya.
Liu Yuwen sempat memeriksa kondisi Matriark Sekte tersebut namun setelah mengetahuinya, dengan kemampuannya sekalipun ia tidak bisa menyelamatkan Ji Xiansun dari kondisi kritisnya.
"Lukanya terlalu dalam untuk disembuhkan dengan qi, selain itu ada racun mematikan di tubuhnya, tanpa luka sekalipun racun itu bisa membunuhnya dalam hitungan jam." Jelas Liu Yuwen pada anggota sekte yang hadir di sana.
"Senior, apakah tidak ada cara untuk menyematkan Matriark?"
"Ada, dan kuyakin ia bisa langsung sembuh secara total." Alasan Liu Yuwen masih tenang setelah mengetahui kondisi kritis Ji Xiansun karena satu alasan. "Nona Ji, teteskan sedikit darahmu ke mulut Matriark Ji."
Di Sekte Bunga Anggrek, hanya segelintir orang yang mengetahui tentang Tubuh Surgawi sehingga pernyataan Liu Yuwen cukup membingungkan bagi mereka yang mendengar.
Ji Yuanyin yang sejak tadi tidak henti meneteskan air mata melihat keadaan ibunya jadi teringat sesuatu ketika Liu Yuwen mengatakan demikian.
Ji Yuanyin mengangguk, tanpa pikir panjang ia langsung melukai salah satu jarinya hingga berdarah.
Darah yang keluar dari Tubuh Surgawi tidaklah merah melainkan berwarna emas, ketika satu tetesan masuk ke tenggorokan Ji Xiansun, suatu fenomena tiba-tiba terjadi.
Tubuh Ji Xiansun mulai bercahaya keemasan selama beberapa detik, diwaktu yang sama, luka-luka yang di alaminya perlahan menghilang.
Liu Yuwen berdecak kagum menyaksikan hal tersebut, tidak hanya luka tetapi racun dalam tubuh Ji Xiansun langsung dinetralkan.
Ji Xiansun masih tidak sadarkan, wajahnya masih pucat karena terlalu banyak kehabisan darah namun secara total, tubuh perempuan itu sudah selamat dari kondisi kritisnya.
Para anggota sekte membuka mulutnya dalam waktu yang lama, sebagian besar dari mereka terpana sementara sisanya menganggap semua itu seperti ilusi.