***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
***
Grace memijat keningnya pelan. Muak sekali rasanya sejak tadi mendengarkan bualan kedua wanita tidak tahu diri ini. Mereka mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak Grace lakukan. Bahkan Grace saja baru datang tadi dan sedang diam menunggu Daren agar dia bisa masuk. Tapi sialnya malah ada dua wanita penganggu ini.
Mereka memang diminta menjelaskan. Dua wanita itu dengan semangat menjelaskan kejadian tadi. Dan tentu saja semuanya tidak sesuai dengan fakta. Mereka malah melebihkan ceritanya dan terus menyudutkan Grace.
Tadi Grace terpancing emosi karena kedua wanita ini mengatainya dengan sebutan jal*ng. Grace tidak terima karena dia bukan wanita seperti itu.
"Intinya, dia memang penggoda pak. Semua karyawan di kantor ini jadi saksinya. Dia hanya karyawan baru, baru masuk beberapa hari saja sudah belagu. Dia bahkan satu minggu tidak masuk kantor. Dan hari ini dia masuk dengan tampang menggoda seperti ini. Seharusnya anda laporkan saja pada tuan Gavriel. Pecat wanita ini, membuat malu perusahaan saja," ucapnya.
"Apa anda hanya akan diam saja?" tanya pria bernama Mahes pada Grace.
"Apa gunanya saya berbicara? Bukankah sejak tadi kalian hanya sibuk bertiga? Membahas tentang saya yang tentu saja tidak sesuai dengan kebenarannya," ucap Grace dengan ekspresi yang flat.
"Jadi sebenarnya apa yang terjadi?"
"Anda mempercayai mereka kan? Jadi ya sudah kebenarannya seperti itu saja," putus Grace.
"Kan, pak. Dia memang penggoda, sudah pasti pekerjaan malamnya juga berada di club melayani pria hidung belang. Ah, bisa jadi dia tidak masuk selama satu minggu kemarin karena dia kelelahan melayani banyak pria hidung belang disana."
"Anda bisa cek sendiri cctv yang ada disana. Meskipun tidak terdengar percakapannya, tapi anda bisa melihat siapa yang lebih dulu bertindak. Saya sudah telat dan belum mengerjakan jadwal untuk tuan Gavriel. Jika anda akan mengeluarkan saya dari perusahaan ini pun, silahkan. Dengan senang hati saya akan segera keluar dari sini. Saya permisi," putus Grace lalu bangkit dari sana dan berjalan pergi ke pintu keluar.
Belum sempat tangannya meraih tuas pintu untuk dibuka, lagi-lagi dia mendapatkan seragangan dari belakang. Rambut panjangnya ditarik dengan kuat sampai-sampai ia terhempas ke bawah.
"Lolita! Kamu ini kenapa?!" ucap Mahes terkejut. Ia langsung berjalan mendekat ke aah Grace dan membantu gadis itu untuk bangun.
"Sekali-kali bapak harus tegas pak! Saya sudah muak dengan tingkah wanita ini."
Namanya Lolita? Cocok dengan penampilannya saat ini. Tapi Grace tidak akan diam saja, dia sudah diserang berkali-kali. Bukan hanya dengan ucapan, tapi dengan fisik juga.
Grace pun berdiri dan berjalan mendekat ke arah Lolita dan langsung melayangkan tamparan keras. Saking kerasnya, sudut bibir Lolita sampai mengeluarkan darah.
"Sekali lagi lo ngomong sesuatu hal yang gak sesuai faktanya, lo abis ditangan gue. Bit*h!!" ucap Grace tajam.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Saat melihat siapa yang ada disana, semuanya langsung terdiam saat melihat siapa yang datang. Atlas, pria itu datang bersama dengan Daren.
Jika Mahes dan kedua karyawan ini hanya diam menunduk saat Atlas datang, lain halnya dengan Grace yang lalu berjalan mendekat ke arah Atlas. Lolita kira Grace akan mengadu, tapi ternyata wanita itu malah keluar begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Atlas yang melihat sikap Grace seperti itu pun tentu saja heran. Makanya dia langsung berjalan mengejar gadis itu. Sementara urusan dua wanita tadi dihandel oleh Daren.
"Tunggu dulu. Kenapa jalan mu cepat sekali? Padahal kau memakai hells yang tinggi," ucap Atlas seraya menarik lembut lengan milik Grace.
Grace terpaksa berhenti dan menatap ke arah Atlas.
"Demi apapun, aku sudah muak dengan drama di kantor mu. Aku ingin keluar dan tidak mau bekerja disini lagi!"
"Hanya itu?"
"Kau tidak mengerti, Atlas. Seumur hidup ku, tidak pernah ada yang berani mengata-ngataiku dengan sebutan jal*ng. Bahkan seumur hidup pun tidak ada yang pernah berani menampar ku. Tapi karyawan mu itu, mereka bertingkah sekali. Aku diam, aku tidak melakukan apapun. Tapi mereka selalu saja melakukan sesuatu hal yang membuat ku lelah!!"
Atlas bisa melihat memang gadis ini sangat terlihat lelah. Sorot matanya tidak bisa bohong. Tapi yang menjadi heran, selama tidak masuk ke kantor kemarin, gadis ini melakukan apa? Dia terlihat sibuk sekali dengan laptop. Apa dia bekerja diperusahaan lain? Tapi itu tidak mungkin. Namanya sudah tercatat jadi karyawan tetap di kantornya ini.
"Aku tetap tidak akan melepaskan kamu dari kantor ini, Grace."
"Fck!! I hate you je*k!!" umpat Grace kesal.
Ia pun berlari pergi dari hadapan Atlas. Malas sekali rasanya meladeni pria pemaksa itu. Dia bahkan tidak memikirkan seperti apa rasanya berada di posisi Grace saat ini.
Beruntungnya di area lorong ruangan ini sepi, jadi tidak akan ada yang melihatnya berlari sembari menahan tangisnya ini. Baru kali ini Grace merasa kesal sampai ia ingin menangis. Grace mencari jalan lain untuk keluar dari perusahaan ini. Bukan jalan depan yang melewati lobby, karena disana sudah pasti banyak orang. Alhasil Grace pun lewat melalui jalan samping yang sering jadi lalu lalang parang OB.
"Kekunci lagi," gerutu Grace kesal saat pintu di depannya tidak bisa terbuka.
Ia juga tidak tahu pasti apakah ini pintu keluar atau tidak. Yang jelas ada tulisan exit-nya, jadi sudah pasti ini pintu keluar. Tapi entah keluar dari sebelah mananya.
"Pintu darurat akan terbuka otomatis jika alarm darurat berbunyi."
Grace menghela nafasnya pelan. Dia lagi. Apa tidak bisa sedetik saja biarkan Grace diam dan tenang?
"Awas," ucap Grace seraya mendorong tubuh Atlas agar menjauh dari depannya. Memang setelah pria itu berbicara, Grace langsung berbalik dan hendak pergi dari sana. Namun Atlas malah menahannya dan menghadangnya.
Pria itu terus berjalan sampai-sampai membuat Grace memundurkan langkahnya. Posisinya cukup mentok, area pintu darurat ini cukup kecil, hanya bisa dilewati oleh satu orang secara bergantian. Tidak bisa beriringan.
"Apa mau mu?? Aku ingin keluar dari perusahaan ini," ucap Grace.
"Sudah ku bilang bukan? Aku tidak akan pernah melepaskan mu apapun alasannya."
"Apa kau akan membuat ku gila karena menahan ku dikantor mu ini??"
"Kau tidak akan gila selama ada aku."
"Atlas, come on! Aku sudah lelah, aku ingin istirahat sebentar."
"Kau lelah?"
"Ya. Apa perkataan ku kurang jelas?!" kesal Grace.
"Baiklah, sepertinya aku akan membuat mu tambah lelah dengan kehabisan nafas," ucap Atlas dengan smirk yang sangat terlihat jelas sekali.
"Apa maks- shmmppttt!!"
Atlas langsung membungkam bibir gadis ini sebelum dia kembali mengoceh tidak jelas. Keluar dari perusahaannya? Sepertinya itu hanya akan jadi mimpi gadis ini saja.
tbc.
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya
#InYourDream 😁