Sinopsis :
Bagian 1
Seakan tak percaya pada hidup yang seolah khayalan. Baru semalam ia tertidur karena kelelahan dan sekarang ia berpindah jiwa ke masa lampau, Chu Wei memasuki tubuh seorang janda berusia 32 tahun yang namanya sama dengan nya, memiliki 3 anak laki-laki yang sudah dewasa. Beruntung di keajaiban masih ada keajaiban, DING! 9"Sistem Pasar, beli dengan harga murah, jual dengan harga mahal" setidaknya ada sistem yang bisa membantu nya dari kelaparan.
"Ibu mertua saya sangat misterius sekarang, dia selalu mengeluarkan barang-barang secara misterius. Mengapa selalu mengumpulkan sayuran? Darimana uangnya itu datang? Namun saya tidak berani bertanya, asalkan ada makanan untuk di makan, itu sudah cukup."
Bagian 2 :
Dari seorang janda petani miskin menjadi pejabat yang di hormati satu benua? Bagaimana bisa? Penasaran gak?
Note : Slowmo Update, min 1 hari sekali (karena author sibuk sekolah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Makaakim daerah bermarga Xun, nama hakim daerah adalah Xun kutao. Ia bergerak turun dan langsung menghampiri Li Zheng.
"Berdirilah, tidak perlu bersujud, saya bukan orang suci. Semuanya berdirilah. "
Hakim Xun membantu Li Zheng berdiri. "Saya mendapatkan laporan jika seorang wanita di desa ini menemukan cara untuk memusnahkan belalang dan membuat warga terhindar dari wabah belalang, saya datang untuk ini."
Semua orang berdiri dan mereka tidak berani melihat hakim Xun, namun hakim Xun menanyakan mengenai cara menangani wabah belalang yang membuat belalang musnah, itu semua berhubungan dengan Chu Wei. Mereka berpikir apakah Chu Wei akan mendapatkan keberuntungan dari hakim daerah.
"Benar, saya akan membawa anda menemui Zhi Niang." Li Zheng membawa hakim daerah ke rumah Chu Wei.
Di sepanjang jalan hakim Shen melihat jutaan bangkai belalang di atas tanah ladang. Ia sudah yakin jika wanita desa menemukan cara untuk membunuh jutaan belalang adalah benar.
Di kediaman Chu Wei, awalnya ia tidak ingin keluar untuk melihat keramaian. Namun Bibi Wang memberi tahu nya bahwa hakim daerah mencarinya dan akan ke rumah nya.
Maka dari itu ia bergegas pergi keluar, dan ternyata mereka sudah ada di depan halaman.
"Rakyat biasa sudah bertemu dengan hakim daerah! " Chu Wei bersujud, di ikuti dengan anggota keluarga nya.
"Berdirilah, berdirilah! Anda tidak perlu bersujud. Saya datang hanya ingin berbicara dengan anda."
Chu Wei berdiri dan mengangguk.
"Saya ingin bertanya apakah anda benar-benar menemukan cara untuk menghancurkan wabah belalang? "
Chu Wei mengangguk. "Iya, saya akan ambilkan gulungan untuk di jelaskan."
Chu Wei memasuki rumah nya dan keluar membawa gulungan berisi proses eksperimen yang telah ia catat sebelum nya.
"Saya telah mencatat semua hal nya di sini, saya menggunakan obat herbal untuk membunuh belalang. Tumbuh Mamba banyak di temukan di gunung, dan anda hanya perlu membakar nya untuk mendapatkan asap dan membunuh belalang." Chu Wei menjelaskan secara gari besar.
Hakim Xun begitu tidak sabar dan membuka gulungan tersebut. Ia begitu terkejut dan tak menyangka tulisan wanita desa cukup bagus dan setiap kata tersusun dan sangat rapi
"Hebat, hahaha... Tenang saja, anda pasti akan mendapatkan balasan karena telah membantu pemerintah." Hakim Xun begitu puas.
"Sudah menjadi kewajiban setiap manusia menolong manusia lainnya, saya sangat senang hal ini dapat membantu banyak orang." Ucap Chu Wei dengan sopan.
Hakim Xun merasa puas melihat sikap Chu Wei yang rendah hati. Mereka kemudian membicarakan hal-hal yang terkait dengan wabah belalang ini.
"Untuk menghindari terjadinya wabah belalang lagi, setiap warga harus membakar tanah ladang sawah mereka agar telur-telur belalang di bawah panah dapat mati dan tidak menetas untuk menjadi belalang wabah."
Hakim Xun mengangguk mengerti ia mendengarkan setiap penjelasan yang di ucapkan Chu Wei, begitupun Li Zheng.
"Baik, terimakasih. Saya akan menuliskan hal ini kepada Perfek agar hal ini dapat di sampaikan ke desa-desa di luar kota Sin'an. "
Setelah itu Hakim Xun pamit dan pergi. Chu Wei pertama kali bertemu dengan hakim daerah ini dan ia merasa hakim daerah ini sangat baik dan peduli pada rakyat desa nya.
Keesokan harinya adalah hari dimana ia akan membangun rumah batu Adobe.
Sebelum nya ia sudah memilih beberapa pekerja untuk membuat rumah nya. Gaji nya delapan puluh sen perhari, adalah gaji yang sangat besar dan laki-laki tangguh di desa berbondong-bondong untuk mendaftar bekerja. Namun hanya sepuluh orang yang di pekerjaan Chu Wei dan sebagian tidak bisa bekerja.
Pembangunan rumah Adobe terletak di bagian tanah lainnya, tempat itu cukup luas dan Chu Wei bisa membuat rumah Adobe lebih besar dari rumah jerami nya.
Sementara itu pembuatan Es Jelly Mawar masih terus berlanjut, ia mendapat kan banyak keuntungan dari itu dan dalam sepuluh hari kemudian rumah Adobe telah selsai di bangun.
Chu Wei memindahkan semua barang-barang ke rumah baru. Empat kamar utama dan dua kamar tamu, totalnya ada enam kamar. Hal terpenting nya adalah Chu Wei membangun ruang kamar mandi khusus, dan ia membuat rancangan jamban otomatis menggunakan bambu yang di sambung-sambung yang tersambung ke spiteng.
Karena pada dasarnya di zaman ini jika ingin buang air besar akan di tempat kan wadah atau ember di bawah jamban dan setelah selsai buang air kotoran akan di angkut dan di buang.
Chu Wei berpikir hal itu terlalu ribet dan bau, jadi ia membuat peralon menggunakan bambu.
Siang harinya di rumah baru Adobe.
Gu Mao dan Gu Zhi kembali ke rumah setelah mengantarkan pesanan es, mereka masih saja gemetar memegang uang hasil Es, padahal itu hanya satu perak dan mereka begitu gemetar. Chu Wei tidak bisa berkata-kata terhadap putra-putra nya yang konyol.
"Ibu setiap hari keluarga ini mendapatkan setidaknya dua atau lebih tael perak. Bukankah kita bisa membangun rumah ubin biru? "
Chu Wei menggeleng. "Uang ini tidak setiap hari, kita menjual Es hanya pada saat hari panas dan sebentar lagi akan turun salju. Kita tidak bisa terus menjual Es Jelly, saat itu kita harus menyimpan uang ini untuk kebutuhan kita selanjutnya. "
Kedua anak tersebut mengangguk seolah mengerti. Man Yue datang dari belakang, "Bu kelinci berkembang biak dengan cepat dan saya pikir kandang itu tidak bisa terus seperti itu. "
Gu Mao. "Saya akan buatkan kandang untuk anda! "
Bagian belakang di tempat kan halaman cukup luas untuk kandang dan tempat tinggal Xiao Dai dan Xiao Hai. Chu Wei berpikir ia akan ke kota cepat atau lambat untuk membeli Bebek, karena bebek bisa memakan serangga jadi ia ingin memelihara bebek untuk menjaga padi dari serangga.
***
Follow Tiktok Author
Author Anan
di tunggu segera s2 nya thor.