Sequel dari novel Pesona Ayah Mertua.
Terpaksa menikah dengan Uncle Dom yang super dingin datar, membuat Emily merasa seperti tokoh protagonis wanita yang ada di dalam novel yang berperan menjadi istri yang tidak di inginkan oleh suaminya sendiri.
Penasaran dengan kisahnya? Jangan lupa subscribe agar kalian tidak ketinggalan pemberitahuan update Novel ini.
Follow IG emak @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan yang salah
Dom dan Emily sama sekali tidak bertegur sapa semenjak kejadian pada malam itu. Padahal kejadian itu sudah satu minggu berlalu. Perasaan Dom kini tidak karuan, karena dalam satu minggu ini dirinya tidak lepas dari bayangan malam pertamanya dengan sang istri. Rasanya ia ingin mengulang kejadian itu, akan tetapi dirinya berusaha untuk menahannya dengan cara bersikap datar kepada Emily.
Ara sudah memasuk ke universitas yang sama dengan Emily. Mereka berdua sering berangkat bersama dengan di antarkan oleh Sopir pribadi keluarga William.
“Lily, apakah kamu sudah melakukannya dengan pria datar itu?” bisik Ara kepada Emily yang duduk di sebelahnya. Saat ini mereka berada di dalam mobil, perjalanan pulang dari kampus.
“Menurutmu?” tanya Emily sambil memutar kedua matanya dengan malas, karena keponakannya ini selalu ingin tahu urusannya.
“Menurutku sudah, karena terlihat jelas dari jalan berjalanmu yang seperti bebek. Aku rasa milik Uncle Dom sangatlah besar dan panjang, maka dari itu membuat kamu sampai kesulitan berjalan,” jawab Ara tidak berfiter.
“Ara! Bicaramu!” omel Emily dengan nada sedikit keras.
“He he he, maaf, aku hanya menduganya saja,” jawab Ara sambil terkikik geli.
“Kenapa bisa Gery dan Allegra mempunyai anak yang gila sepertimu!” ucap Emily dengan nada kesal.
“Ish!” Ara mencebikkan bibir ketika mendengar ucapan Emily.
Tidak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di halaman mansion megah keluarga William. Emily dan Arra keluar dari mobil bersamaan, dari kedua sisi pintu yang berbeda.
“Kalian sudah pulang,” sapa Aslan kepada dua gadis itu yang baru memasuki rumah.
“Seperti yang kamu lihat!” ketus Emily lalu segera berjalan menuju kamarnya.
Aslan menatap punggung Emily yang mulai menjauh, kemudian beralih menatap Arra sambil bertanya, “dia kenapa?”
Arra menjawab dengan menaikkan kedua bahunya bersamaan, seolah berkata, “aku tidak tahu!”
*
*
Di sisi lain, tepatnya di sebuah ruangan yang ada di salah satu gedung tertinggi di kota tersebut, Dante menatap Dom dengan sangat tajam. “Kamu sudah melanggar kesepakatan kita, Dom!”
Dom hanya menghela nafas panjang seraya menatap Dante tidak kalah tajam. Bahkan pria itu tidak takut sedikit pun kepada Bos-nya yang merangkap menjadi Ayah mertuanya. “Aku sudah tidak peduli dengan omong kosongmu lagi, Dante!” tegas Dom terdengar sangat dingin.
“Kamu harus menanggung konsekuensinya!” balas Dante tidak kalah dingin.
“Lakukanlah!” tantang Dom tidak takut dengan ancaman Dante. “Apakah kamu sengaja melakukan ini Dante? Aku tidak menyangka jika kamu tega melakukan ini kepadaku!”
“Aku? Memangnya apa yang aku lakukan? Bukankah ini yang kamu inginkan? Sejak Lily belum lahir, kamu sudah meng-klaim dirinya sebagai calon istrimu! Jangan munafik Dom!” balas Dante penuh emosi.
“Aku adalah seorang ayah yang begitu baik, menyerahkan putriku kepadamu! Tugasmu saat ini adalah untuk membahagiakan dia, bukan malah menyakitinya!” lanjut Dante, rahangnya mengeras dan kedua tangannya terkepal erat, rasanya ia ingin memberikan pukulan keras ke wajah pria datar tanpa ekspresi itu.
“Itu hanyalah masa laluku saja! Anggap saja itu adalah cinta monyetku!” jawab Dom bertolak belakang dengan perasaan yang saat ini ia rasakan.
“Tidak bisa begitu, Dom! Nyatanya Lily saat ini sangat mencintaimu!” jawab Dante dengan perasaan yang di selimuti emosi.
“Aku tidak mencintainya! Dari awal kamu yang memaksaku untuk menikahinya!” jawab Dom terdengar santai. Ia berbohong akan perasaannya, ia sangat mencintai Emily hingga saat ini.
“Tapi, kamu sudah melakukannya dengan Lily! Padahal aku berharap kamu bisa menjaga dia sampai usia 20 tahun,” jawab Dante kesal, rasanya ia sudah tidak tahan lagi untuk menghajar pria yang ada di hadapannya ini.
“Aku mempunyai gairah yang harus di salurkan. Kamu tahu itu ‘kan!” balas Dom, semakin membuat Dante emosi.
***
Udah terungkap ya kenapa Dom selalu dingin sama Lily. Nyesek banget, duh gusti😭😭😭🤧