Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Aluna membolakan mata nya tak percaya, Aji yang dingin menyukai nya?
Apa itu benar?
Entahlah..
“Aku keluar dulu ya,Lun.. Istirahat lah!” kata Gita, sebenarnya Luna ingin bertanya tentang perasaan Aji yang kata nya menyukai nya, tapi tak etis rasanya membicarakan soal itu diantara kemelut masalah nya dengan mantan suami nya yang belum usai, serta sosok Gemilang yang belum tahu dimana keberadaan nya.
Perlahan Aluna membaringkan tubuh nya di ranjang, meski agak perih dan sakit tapi Aluna tetap mencoba mengistirahatkan tubuh nya.
Teringat kembali saat dulu pertama kali Wardana mengatakan cinta nya di hadapan teman-teman sedosen nya, Bahkan para mahasiswa sempat tergila-gila dengan sikap gentleman dari Wardana. Aluna pikir ia akan beruntung karena telah dipersunting oleh Seorang Wardana Raharjo. Nyata nya semua itu hanya awal dari semua penderitaan nya.
‘Cara mu sangat sadis mas! Kamu menyakiti ku dengan kata-kata cinta mu!! Yang seperti kamu saja sanggup menyakiti aku, bagaimana dengan yang lainnya?’ Tak terasa air mata Aluna menetes membasahi bantal disamping nya. Kilas balik perhatian Wardana kembali melintas bak memori yang berputar secara berurutan. Hingga tanpa terasa ia tertidur dengan sendirinya.
*
Dipenjara, saat Angga tengah pulang kerumah. Gemilang mengirimkan seseorang untuk membebaskan Wardana dari penjara. Dengan sedikit uang dan beberapa kelengkapan dokumen, akhirnya Wardana bisa bebas, begitu juga dengan Anita.
Saat Angga kembali, betapa terkejut nya ia saat tahu Wardana dan Anita sudah bebas dari penjara tanpa melalui persidangan lebih dulu. Apa yang akan ia katakan pada keluarga Aksaka serta wanita itu? Wanita yang tangis nya begitu mengusik hati seorang Angga.
“Kenapa dia bisa bebas?” tanya Angga pada salah satu teman sepekerja nya.
“Ada yang datang dan membebaskan dirinya, Jenderal sendiri yang menyanggupi itu!” jawab IPTU Rudi, sahabat Angga.
“Kalian mendukung perbuatan salah atasan kita?? Itu sama saja hukum di negara kita bisa dibeli!” kesal Angga, disini memang yang punya jabatan yang lebih tinggi lah yang bisa berbuat sesuka hati.
“Halah, kayak baru tahu Pak Gem aja!! Dia kan memang begitu, Ngga! Asal ada duit semua beres, kita yang cuma bawahan bisa apa?” kata Rudi lagi yang ikut menyuarakan pendapat nya. Karena memang seperti itulah kenyataan nya. Tak ada yang bisa mereka lakukan, selain mengikuti apa yang atasan mereka lakukan.
“Tapi ini salah,Rud! Aku sudah janji pada keluarga Aksaka untuk menjaga Wardana disini,”
“SUdahlah, bilang saja kalau ada yang bebasin dia tanpa sepengetahuan kamu!”
Rudi pergi dari sana, sedang Angga mengeram kesal, sudah sejak lama ia merasa kesal dengan seorang Gemilang Raharjo ini, atasan yang selalu berbuat sesuka hati. Angga gegas mengambil ponsel nya di saku dan mengirim pesan pada seseorang.
[Selidiki pria yang aku kirim foto nya! Berikut dengan seluruh keluarga nya! Aku butuh informasi nya dalam 15 menit!] send..
Angga kembali memasukan ponsel nya di saku, setelah itu ia langsung bergerak menemui Gemilang di ruangannya. Ia merasa harus bicara empat mata dengan komandan nya itu. Masyarakat sudah menilai kalau penegak hukum di negeri ini sudah tidak bisa dipercaya lagi. Ditambah Gemilang yang masih suka membebaskan orang-orang yang mendapat kasus besar.
Saat ia hendak masuk kedalam ruangan Gemilang, samar-samar ia mendengar percakapan Gemilang di telepon.
(Santai saja! Jangan gegabah melakukan pergerakan, nanti malam aku akan pancing wanita itu keluar dari rumah. Setelah itu kalian bebas melakukan apa saja! bawa dia ke markas kita!) kata Gemilang dengan seseorang di telepon.
Kening Angga mengerut, siapa wanita yang Gemi maksud. Selama ini ia memang tidak tahu tentang keluarga Gemilang yang terbilang misterius. Setiap ada acara apapun di bidang pekerjaan nya yang mengharuskan nya membawa Istri, Gemilang tak pernah melakukan nya. Apalagi anak! Ia sama sekali tak pernah menampakkan dengan jelas siapa anak nya.
Ting!
Ponsel Angga berbunyi, Gemi langsung menoleh kearah sumber suara.
“Iptu Angga? Ada apa?“ Gemilang mengerutkan kening nya saat tahu Yang ada di depan ruangannya adalah IPTU Panji Anggara. Seseorang perwira pertama yang tidak akrab dengannya sama sekali.
“Maaf , pak Gem! Saya hanya lewat ingin keruangan bapak Beni,”
“Oh! Saya pikir kamu ada urusan dengan saya!”
“Tidak pak! Maaf.. Bisa saya pergi sekarang?” izin Angga mengundurkan diri.
“Silahkan!”
Angga menarik nafas lega, bukan ia takut dengan Seorang Brigjen pol seperti Gemilang Raharjo, tapi belum saat nya saja dia terjun langsung mengatasi seorang Jenderal. Sembari berjalan untuk masuk keruangan pak Beni, Angga membuka ponsel nya.. Ternyata anak buah nya sudah mengirimkan file yang ia minta. Angga langsung mengklik file nya untuk melihat data-data yang ia inginkan.
Betapa terkejut nya Angga saat tahu, kalau Wardana Raharjo adalah anak dari atasan nya selama ini, Gemilang Raharjo.
“Sialan! Jadi Wardana anak Pak Gemi?? Pantas saja dia lolos begitu saja! Aku harus memberi tahukan pada keluarga Aksaka, tapi bagaimana cara nya?? Pak Gemi pasti mengirim kan mata-mata juga di sekitaran rumah keluarga Aksaka. Ayo berpikir Ngga!” ucap nya pada diri nya sendiri.
Cukup lama ia berpikir, hingga ia menemukan satu solusi nya. Ia memutuskan untuk kembali pulang dan berganti dengan pakaian biasa. Angga mengenakan kaos oblong putih lengkap dengan jaket denim nya, Angga juga mengenakan celana yang agak sobek depan nya supaya tak terlihat kalau ia seorang polisi. Tak lupa masker juga ia pakai. Setelah itu, Angga pergi menggunakan motor sport nya, sengaja ia menggunakan motor agar pergerakan nya tak terbaca.
Cukup lama ia mencari alamat keluarga Aksaka, hingga ia menemukan nya.
“Anda siapa? Dan ingin bertemu siapa?” tanya pengawal pribadi dirumah Pak Rima.
“Saya Angga, polisi Angga! Ini identitas saya..” Angga menyodorkan kartu kepolisian nya pada pengawal Pak Rima, lalu pengawal tersebut menelpon pak Rima lebih dulu untuk memastikan nya.
Setelah mendapatkan akses, Angga langsung masuk kedalam, Rima dan Aji juga Bintang ternyata ada disana, Angga hanya mengenali Aji dan Pak Rima saja. Sedang Bintang ia belum pernah melihat nya sama sekali.
“Ada apa pak Angga?” tanya Pak Rima tanpa basa basi.
“Sebelum saya menjawab apa tujuan saya, bisa katakan dia siapa?” tunjuk Angga pada Bintang. Karena tak mungkin jika dia asal bicara apalagi ada orang lain disana.
“Dia ada di pihak kita, anak teman saya yang ikut menangkap Wardana waktu itu!” jawab Pak Rima.
“Oke.. Kalau begitu saya langsung pada intinya, Wardana dan wanita yang bersama nya bebas tadi saat saya kembali kerumah sebentar!”
“Apa?? kenapa bisa pak? Anda janji akan membantu kami, kenapa bisa seperti ini?” Aji bangkit dan terpancing emosi mendengar penuturan Angga.
“Relaks pak Aji, dengarkan dulu penjelasan saya!”
“Aji! Bersabarlah.. Dengarkan dulu penjelasan pak Angga! Lanjutkan pak?”
“Apa anda tahu kalau ternyata Wardana Raharjo anak dari Gemilang Raharjo, seorang Brigjen pol di polres kami?”
“Apa??”
Catatan :
Ini hanya fiksi ya guys, harap bijak membaca dan menikmati cerita nya.
Tidak bermaksud menyudut kan , menyinggung ataupun merusak nama penegak hukum di negara kita. Jika ada yang bilang rasa nya gak mungkin petinggi polisi melakukan kejahatan , berarti dia tidak mengerti apa itu fiksi ya. Ini hanya cerita yang di buat untuk menghibur semata.
Ini hanya real Fiksi, yang sekelumit menceritakan tentang kejahatan saja. Tidak bermaksud yang lainnya ya..
Happy reading❤️