NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gara-gara bule 21+

Yang tidak suka area 21+ please skip aja🙏🙏🙏

"Ooh jadi milikku masih kurang besar. Kamu ingin tidak bisa berjalan besok hmm? Okey." Ia langsung menerkamku saat itu juga.

"Ampun mashh aku cuma becanda mmhhhhhh masshhhhh." Aku langsung dibuat merem melek saat ia langsung membuka lebar kedua pangkal pahaku dan membenamkan wajahnya disana.

"Oohhh masshhh." Dia menikmatiku dengan begitu rakus disana, membuatku belingsatan karena kenikmatan yang membabi buta.

Ia bahkan memasukkan satu jari tangannya untuk mengobrak abrik pertahananku disana.

"Oooh tuhan massssh." Aku menggelinjang saat mendapatkan pelepasan pertamaku. Ia menarik wajahnya dengan tersenyum.

"Mari kita lihat, bagaimana milikku yang kurang besar ini akan membuatmu tidak bisa berjalan besok."

"Agh." Dia membenamkannya dengan satu kali hentakkan. Nampak ia tersenyum smirk. Ia menggendongku dengan keadaan menyatu, membuat sensasi saat ia berjalan terasa begitu menyenangkan.

Ia membawaku menuju balkon dan mendudukkanku pada meja kecil yang ada disana.

"Mas, nanti ada yang liat." Aku berbicara sambil menahan sesuatu yang mulai menguasai diriku.

"Biarkan saja. Biar mereka tahu jika kamu hanya miliku."

"Agh." Ia kembali menghentaknya.

"Bagaimana? Aku akan menambah ukurannya jika kamu masih kurang puas."

"Ahh ahh ahh ahh." Ia kembali menghentakkan tubuhnya berkali-kali. Membuatku hanya bisa ternganga karena nikmat. Jangankan menjawab, ia seolah tak membiarkanku hanya sekedar membuka mata karena saking nikmatnya.

"Bagaimana?" Ia menatapku yang terkulai diatas meja.

"Enggak mas. Milikmu sudah sangat pas. Ah kamu benar-benar. Aku hanya becanda tapi kamu membuatku tak bisa berjalan beneran." Aku bangkit menuju ranjang dan beebaring disana. Dia benar-benar telah menguras tenagaku.

Kulihat ia berjalan mendekatiku.

"Makannya kalau bicara jangan ngasal. Aku gak suka ya kamu membayangkan milik pria lain." Ia menjatuhkan bobotnya di sampingku.

"Iya iya maaf." Aku memeluk tubuhnya yang polos. Iapun membalas pelukanku.

"Ngomong-ngomong anak papa ini sudah berapa bulan?" Ia mengusap perutku lembut.

"Gak tahu."

"Loh kok gak tahu?"

"Ya aku belum sempat cek kaandunganku ke dokter mas."

"Apa sudah lama kamu menyembunyikan ini dariku? Disaat kita ke rumah sakit waktu itu, apa kamu sudah tahu kalau sebenarnya kamu hamil? Hanya saja karena kamu ingin kita bercerai makannya kamu menyembunyikannya dariku?" Ia menatapku intens.

"Enggak juga. Aku baru mengetahui aku hamil saat aku cek pake tes pack hari itu. Hari dimana aku pergi. Ya meski memang sih, saat kamu bertanya di rumah sakit waktu itu aku juga sempat curiga, karena aku belum datang bulan lagi setelah kita melakukannya di rumah kakek."

"Jadi udah selama itu?" Mas bara nampak terkejut. Akupun langsung mengangguk.

"Oh sayang..." ia memelukku dengan erat. "Maafkan aku."

"Kumat lagi deh."

"Maafkan papa ya sayang sudah tak sadar akan kehadiranmu."

"Kamu dikasih jurus apa sama kakek? Kok bisa langsung jadi?" Sontak ia menatapku penuh tanya.

"Oh itu. Katanya kalau mau bikin anak itu melakukanny harus dengan cinta. Daaan." Ia menjeda ucapannya.

"Dan apa?"

"Dan harus sering-sering." Ia berbisik padaku.

"Ih modus itumah."

"Ya apa salahnya kan." Ia tersenyum smirk padaku.

"Oh iya. Apa kamu masih mencintai Satria?" Ia merubah ekspresi wajahnya.

"Kalau masih gimana?" Aku mencoba menggodanya.

"Hh kenapa sakit sekali mendengarnya ya." Ia memegang dadanya.

Sontak aku terkekeh.

"Mana bisa mencintai dua pria sekaligus mas."

"Jadi?"

"Ya aku tidak mencintaimu. Hehehe. Becanda." Aku tertawa senang melihat wajahnya yang hampir kecewa.

"Jadi, aku sangat mencintaimu. Dan hanya kamu. Titik." Aku memeluknya.

"Tapi hubunganmu. Kulihat dia sangat mencintaimu."

"Ya ya.. dia memang sangat mencintaiku. Tapi suamiku kan kamu. Yang mengambil keperawananku juga kamu, Dan ayah dari anakku juga kamu. Dan satu lagi yang memiliki hatiku juga kamu. Ya, semoga dia bisa merelakan aku untukmu. Ya kan?"

"Ish dasar ya. Bisa aja."

"Apa tahu-"

"Dia tahu." Sebelum mas Bara menyelesaikan ucapannya aku sudah menjawabnya.

"Dia tahu aku mencintaimu. Dan dia memang laki-laki yang baik, karena ia menghormati setiap keputusanku demi kebahagiaanku."

"Kenapa aku merasa kepanasan ya saat kamu memujinya." Ia nampak menyindirku.

"Aku hanya memujinya. Sedang kamu terus perhatian padanya. Apa itu tidak membakarku hmm?" Aku kembali membalas sindirannya.

"Okey okey aku memang salah. Maaf. Sudah ya jangan bahas orang lain diantara kita. Aku janji, mulai sekarang aku akan menjaga cintaku dan kuharap kamu juga bisa menjaga cintamu."

"Tentu sayang. Cintaku hanya untukmu." Aku menatapnya dan mencium bibirnya sekilas.

"Apa kita lanjutkan?"

"Kamu gak kasihan apa. Aku kan lagi hamil, masa aku harus begadang sih? Belum cukup apa tadi satu jam non stop loh."

"Okey okey. Sekarang kamu istirahat okey." Ia menarik selimut guna menutupi tubuh kami.

Masih dengan keadaan polos, mas Bara membawaku menuju kursi yang ada di balkon. Ia mendudukanku dipangkuannya. Ia juga tak lupa membungkus tubuh kami dengan selimut.

"Lihat sayang. Sunset pagi begitu indah menyambut kita." Ia berbisik di belakangku.

"Iya mas." Posisi ini begitu nyaman. Dengan aku yang duduk membelakanginya membuat aku bisa leluasa melihat sunset didepan kami.

"Apa kamu menyukainya?"

"Ya. Ahhh." Aku memekik saat kedua tangan mas Bara meremas kedua buah bukitku dengan lembut.

"Bukankah ini sangat menyenangkan?" Bibirnya kini menciumi tengkuk leherku. Dan kalian pasti tahu bagaimana reakai tubuhku. Apalagi kulit punggungku dan kulit dadanya yang saling menempel membuat gejolak hasrat didalam tubuhku semakin liar.

"Masssh." Disaat tangannya yang terus memijatku di sana. Bibirnya pun tak hentinya mengecup leher juga pundakku.

"Nikmatilah sayang." Ia sedikit mengangkat tubuhku dan.

"Aaahhh." Kami melenguh bersama saat ia membenamkan miliknya di bawahku. Rasanya begitu menjepit. Apalagi posisi kakiku yang rapat membuat ia masuk dengan begitu terasa.

"Ini sangat nikmat sayang." Suaranya terdengar parau.

"Mashh. Aku menginginkanmu." Rasanya milikku sudah tak tahan ingin kembali ia obrak abrik. Iapun mengangkat pinggulnya bersama dengan diriku yang ikut terangkat.

"Ahh mash.. ini sangat nikmat." Kedua tanganku kuangkat keatas menuju kepalanya. Aku tak peduli dengan selimut yang mulai terjatuh.

"Nilmatilah. Biar aku yang bekerja." Ia terus mempmpa dirinya dari bawah.

"Ahhh masssh."

Pinggul kami bergerak bersama. Oh tuhan, ternyata bercinta semenyenangkan ini. Untung saja aku merasakannya setelah menikah.

"Ahh ahh ahh." Tak kupedulikan apapun saat ini. Rasa ini begitu memabukkan.

"Ooh ya tuhan. Ini sangat nikmat."

Kurasa gerakan mas Bara mulai melemah, ia dengan lembut membuatku tertelungkup diatas meja yang ada disana. Ia kembali memasukiku dari arah belakang.

"Aaah mashh aaah ahh ahh." Ia memacu dirinya dengan begutu cepat. Membuatku tak tahan akan ini.

"Ah ahhh ahhh ahhhhhhhhhh." Aku mengejang hebat saat ia melesakkan diri ya begitu dalam didalam diriku.

"Oough aku mencintaimu My love." Semburan hangatpun mulai membanjiri diriku. Tanpa melepasnya ia kembali membawaku duduk dengan posisi semula.

"Mas, ini sudah hampir terang. Aku takut ada yang melihat."

Cup

Ia malah mencium pipiku.

"Kita akan lanjutkan nanti. Tapi biarkan saja dulu seperti ini. Ini sangat menyenangkan." Ia memelukku dengan hangat.

"Aku sangat mencintaimu sayang." Ia mengecup pundakku.

"Aku juga sangat mencintaimu."

"Berjanjilah jangan pernah tinggalkan aku lagi hmm?"

"Aku janji mas. Selama kamu tidak menyakiti hatiku. Mana mungkin aku akan pergi darimu."

"Aku janji. Aku akan berusaha untuk tidak pernah menyakitimu walau sekecil apapun."

Cup

Ia kembali mengecup pipiku.

"Apakah kamu siap mencoba gaya baru?"

Aku mendelik melihatnya. Oh ya tuhan, cengirannya membuatku merinding. Sepertinya dia memang berniat membuatku tak bisa berjalan.

1
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!