Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MINTA RESTU
BAB 35.
Keluarga Nisa di Jakarta sudah dapat kabar kalau Nisa sudah mendapatkan calon suami, yaitu karyawannya sendiri.
Nisa menelpon Elsye tentang keberangkatannya ke Jakarta mau minta restu papa, mamanya.
" Halo Nisa , gak bisa nelpon nya lebih malam lagi ? "
Goda Elsye dari seberang.
" Kak Elsye terganggu ya ? ".
" Gak akh kakak cuma becanda aja, apa kabar ?".
" Kabar baik kak, rencana Nisa sama Bang Fikri mau Jakarta hari Kamis ".
" Mantap tu tiket Pesawat PP biar kakak yang tanggung ".
" Eeee gak usahlah, duit Nisa ada kok ".
" Jangan membantah kakak ".
" Yaudah besok Nisa kabarin ya ".
" Hei Nisa , hati² malam pertama ".
" Kenapa kak ? ".
" Kamu kan dapat duda, udah gak lama main, ntar kamu di hajar , hahaha ".
Elsye menggoda Nisa.
" Ih...apalah kakak ni "
Elsye membayangkan saat pertama kali mertuanya menyentuhnya, lembut tapi kasar , nafasnya sampai tersengal² kayak habis lomba lari 100 km .
" Kakak kok diam lagi bayangin malam pertama sama bang Aldo ya ?."
" Hehehehe...tahu aja, bang Aldo perjaka kami sama sama² belum tahu, tapi kalau duda kan udah paham, apalagi dia haus dah lama gak dapat ".
" Ih..kakak ni, dah akh Nisa ngantuk ".
" Oke jangan lupa cepat kasih tahu pasti berangkat tanggal berapa ya ".
" Iya kak terimakasih ".
Pagi itu Fikri datang ke ruko Nisa , seperti biasa dia mengerjakan kerjaan nya dulu bersihin halaman dan membereskan bunga.
Setelah mulai kerja, Nisa mengumpulkan semua karyawan dan mengatakan kalau dia dan Fikri akan nikah.
Semua karyawan bertepuk dan mengucapkan syukur,
" ini baru pasangan ideal,semoga samawa".
Selesai itu karyawan mulai kerja.
Malam sebelum pulang Fikri menyerahkan uang Rp 30 juta pada Nisa.
" Nisa terima ini untuk uang transpor kita, beli tiket pesawat".
" Simpan aja bang tiket
Pesawat kak Elsye yang bayar PP ".
" Apa kita tidak merepotkan kak Elsye ?".
" Gak bang kak Elsye paling tidak suka ditolak "
" Iya tapi uang ini Nisa pegang aja dulu, mana tahu untuk keperluan apa2 nanti di jalan ".
" Gak usah bang duit Nisa ada kok, abang yg pegang aja ya "
Nisa dan Fikri sudah di Jakarta.
Nisa memeluk mamanya sambil nangis, rindu sekali sama mamanya, mamanya juga ikut nangis.
" Mama, ini kenalkan bang Fikri dan ini Rumi anak bang Fikri nanti pas Nisa nikah anak Nisa dah gede "
" Iya Oma, ini mama dari surga, mama cantik dan baik, mama Rumi udah pulang dari surga ".
Kata Rumi sambil mencium tangan Sofi.
Semua orang yang ada disana jadi sedih tak terkecuali mama dan Iyan.
Mama memeluk Rumi.
" Semoga Oma cepat sembuh ".
kata Rumi .
Mereka semua berunding dan duduk diruang tamu kali ini Aldo ikut dengan Elsye.
"' Papa ikut ke pekanbaru ? ".
"Tergantung mama, cuma papa lihat sekarang mama agak lemas dari biasanya, kalo dokter kasih izin , papa sama mama ikut, tapi kalau gak, pakai wali hakim saja nanti papa buat pernyataan dan vidio call.
" Pesta aja kak Nisa , biar Aldo yang tanggung "
" Kami gak pesta Aldo cuma syukuran aja, bukan masalah biaya bang Aldo masalahnya kami sudah duda dan janda "
" Oh gitu ya "
Malam itu.papa dan bang Fikri asyik ngobrol, kelihatan kalau bang Fikri itu gak kaku dan apa adanya.
Pagi bangun tidur habis subuh Fikri menyapu halaman rumah.
" Biar aja papa , Fikri " papa nongol.
" Gak apa pa, ini dah kerjaan Fikri "
Fikri membenahi bunga, mama yang banyak mati, mama malah mau mau ikut urus bunga terpaksalah papa bawa mama pakek kursi roda ke depan,
Nisa memilih daun bunga nya yang mulai kuning dan membuangnya.
" Biar aja Fikri ma, mama sarapan dulu makan obat,"
" Iyooo...Fikri ".
kata mama dengan cadel.
Kemudian papa membawa mama ke dalam rumah.
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/