Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 19" Dinner
Ellena mengajak ku dinner malam ini, di kafe dekat rumah nya, aku sudah menolak tetapi dia terus saja memaksa, hingga aku tak punya pilihan lain. Kaki ini masih sakit, aku berjalan pelan sambil mengeluarkan sepeda yg ada di garasi dekat mobil.
Angin malam ini sangat dingin sukses membuat ku kedinginan.
Setelah aku mengeluarkan sepeda , aku melupakan sesuatu, aku ingat - ingat jaket ku belum ku pakai ,dengan malas aku masuk lagi ke dalam.
Papah, mamah, kak Ryan, dan nenek sedang makan malam. Tiada obrolan di saat makan hanya ada suara dentingan sendok dan piring, membuat ku merasa asing karna mereka tidak hangat
" Kenapa balik lagi By?" Nenek akhir nya membuka topik sambil menaruh sejenak makanan nya lalu melirik ke arah ku.
" Jaket ku ketinggalan" aku dengan pelan menaiki tangga , aku segera menyambar jaket yg ada di kapstok, lalu turun kembali melewati mereka lagi.
" Hati - hati ya , semoga sukses" Papah memberikan senyum itu pada ku, aku hanya tersenyum , lalu kak Adi muncul membawa setangkap roti menghampiri.
" Dinner dengan cewek orang rasa nya gimana tuh?!!" kak Adi menggigit roti itu sambil melirik sinis pada ku. Membuat langkah ini terhenti sejenak.
" Dia emang cewek orang, tapi aku nggak akan ngerebut nya!!" Aku meninggalkan nya sambil memakai jaket, kak Adi mengaku bahwa Ellena kekasih nya , padahal Ellena tidak sedikit pun tertarik pada kak Adi.
" Dasar pembohong!!!" Kak Adi menaiki tangga sambil mendengus kesal, menghabiskan roti nya.
" Cukup Di!!" Nenek mengangkat bahu nya sambil melirik tajam kak Adi . Tanpa menghiraukan nenek kakak masuk ke kamarnya.
Papah pun mengangkat bahu nya meninggalkan meja makan, mamah dan kak Ryan hanya diam sambil melanjutkan makan nya.
Aku melangkah keluar untuk menemui Ellena. Dia pasti sudah menunggu ku.
Singkat, aku sudah sampai di pelataran kafe , sepeda ku di parkirkan sebelah mobil Ellena. Aku turun dan masuk dengan langkah pelan dan masih terasa sakit aku mendekati nya.
" Im sorry, aku lama" aku duduk di depan nya, sambil menahan sakit kaki ini , Ellena langsung bertanya padaku tentang kaki ini yg sakit.
" Nggak papa, kaki mu kenapa mas?" Ellena melihat kaki ku yg bengkak, wajah nya di penuhi rasa penasaran, aku menghela nafas sejenak.
" Aku kecelakaan kecil , tapi nggak ada yg serius kok, cuma terkilir aja" aku tersenyum sambil menatap wajah cantik nya.
" Kita ke rumah sakit aja ya, aku nggak mau ada hal serius!" Ellena mengangkat bahu nya sambil menarik tangan ku, kecemasan nya sangat terlihat.
" Nggak, aku nggak mau!" makasih" aku menahan nya sambil memohon. Ellena pun kembali duduk dan mengusap tangan ku.
" Ya udah, jangan sedih ya, kita malam ini makan aja aku udah pesan yg enak di sini" Ellena mengedipkan mata ke arah waiter yg sedang berjalan mendekati kami lalu lampu berwarna - warni pun menghiasi dinner kami.
" Silahkan di nikmati!" Ucap waiter itu sambil menaruh dua piring makanan yg terlihat lezat , di belakang ku ada pemain gitar , biola dan penyanyi nya , sungguh aku tidak menyangka kalau Ellena menyiapkan semua ini untuk ku.
" Sip, makasih ya"Aku tersenyum lebar sambil menikmati makanan itu dengan pelan, aku lihat wajah cantik Ellena dalam - dalam. Ku ingat kata - kata kak Adi tadi .
" Mas, kita jadian yuk!" Ellena membuka kotak berisi jam tangan berlapis berlian , membuat ku merasa tidak enak.
" Maafkan aku, aku bukan nya ingin menolak, tapi kau milik orang lain, orang nya kak Adi. Tadi dia bilang begitu pada ku" Aku menolak lembut sambil mengusap punggung tangan nya.
" Dia itu mengklaim sendiri , aku nggak pernah sudi nerima nya jadi kekasih ku, aku akan tunggu kok kalo kamu belum siap mas, aku nggak mau kamu tersiksa" Ellena memakaikan jam tangan itu pada pergelangan tangan ku.
" Makasih ya, jam ini akan ku jaga, tapi aku belum sanggup untuk menjalani hubungan ini, aku juga bukan ingin memberi harapan palsu pada mu, karna aku bukan tipe pria seperti itu. Aku tidak mau ada masalah lagi, aku sudah cukup menderita di rumah, diriku tidak ingin penderitaan ku bertambah setelah aku menjalin kasih dengan mu, aku sudah lelah, aku akan berusaha untuk menerima mu, tapi bukan untuk hari ini keputusan nya akan aku beritahu lagi" Aku berusaha membuat nya mengerti.
" Aku mengerti kok, tenang saja, aku tidak akan menduakan mu, aku akan menjaga hati ini hanya untuk mu" Ellena tersenyum sambil menyuapi ku makanan itu.
Aku hanya tersenyum sambil memakan nya, sungguh aku merasa malu, harus nya aku sebagai lelaki yg memberi nya cenderamata. Dinner malam ini membuat ku bahagia.
Setelah makanan kami habis , aku mengangkat bahu lalu mendekati nya .
" Terimakasih, aku nggak akan menyakiti mu ,dengan menolak semua ini, aku nggak bisa melihat berlian menangis, kau dan mamah ku adalah dua berlian yg paling berharga untuk ku, jadi jangan sedih suatu hari nanti kita akan bersama" Aku mengelus punggung tangan nya sambil tersenyum manis.
Ellena langsung memeluk tubuh lelah ku dengan erat dua butiran hangat jatuh membasahi pipi nya.
" Mas , hati ku memilih mu, aku akan terus menanti dengan sabar akan kesiapan mu untuk menjadi pendamping hidup ini" Ellena memeluk ku dengan erat .
" Sejujur nya aku sangat mencintai mu , tapi aku sadar diri"Aku mengecup puncak kepala nya sambil tersenyum.
Ellena hanya tersenyum , dia mengusap dada ku sambil penuh kehangatan , kedua mata indah nya berbinar .