Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Di Cafe
Setelah kepergian Niken,Viona yang memang masih berhasrat, ingin kembali memeluk Rayen,bermaksud ingin melanjutkan permainan yang sempat tertunda,, namun Rayen yang memang sudah tak bergairah menolaknya secara halus.
''Kenapa mas? kok gk mau aku peluk sih? ayolah sayang aku masih ingin melanjutkan yang tertunda tadi.'' rengek Viona
''Ada apa denganku,kenapa aku tiba-tiba tidak berhasrat lagi pada Vio, apa karna Niken?
Batin Rayen.
''Maaf sayang, mas baru ingat, pagi ini ada meeting penting,jadi mas harus segera kekantor.'' ucap Rayen sambil melangkah menuju kamar mandi
''Loh mas, kok gitu sih? aarrhhgg..., mas Rayen nyebelin sekali, padahal kan aku masih pengen.'' gerutunya
Sedangkan didalam sebuah mobil, saat ini seorang gadis remaja sedang melamun,tatapan matanya kosong, pikirannya masih teringat tentang om dan kekasihnya yang menurut Niken mereka habis melakukan adegan ***-***.
''Apa mereka selalu melakukan perbuatan itu? apa itu gaya berpacaran orang jaman sekarang?aku gk rela banget jika memang mereka sering melakukan itu, aku gk mau si tante pirang menikmati tubuh om Rayen, aku gk rela.
Batin Niken menggebu dan penuh amarah, sebenarnya hatinya sangat sakit saat melihat kenyataan yang ada didepan matanya tadi, ia marah dan juga sakit hati, namun Niken juga tak tau harus pada siapa dirinya meluapkan amarahnya saat ini.
Kini mobil yang Niken tumpangi sudah sampai di gerbang sekolah nya, sesampainya disana Niken disambut oleh kedua sahabatnya.
''Mang Diman, nanti gk usah dijemput ya,aku pulangnya sama temanku aja.'' ucap Niken pada supirnya.
''Baik non.'' jawab mang Diman dan langsung menjalankan mobilnya kembali.
''Tu muka kenapa ditekuk gitu pagi-pagi?'' tanya Windy
''Bette, pagi-pagi udah liat pemandangan gk enak aja.'' ucap nya membuat kedua sahabat nya itu saling pandang.
''Maksud loe kita berdua??'' sungut Putri,
''Memangnya aku bilang nya kalian ya? enggak kan?.'' ucap Niken
''Loh-loh, kok jadi kamu yang sewot sih Ken? lagi pula disini kan hanya ada kami berdua, gk mungkin kan kamu bettenya sama kedua orang tua kamu?.'' ucap Putri lagi, dengan nada yang mulai tinggi
''Heii sudah dong! kok jadi kalian yang bertengkar sih, Niken maksud kamu apa? memangnya siapa yang sudah membuat kamu badmood gini?'' tanya Windy
''Om Rayen.'' jawab Niken pelan
''Ooh, jadi karna om Rayen, ada apa lagi sama dia? apa dia nolak cinta kamu lagi? udah deh Niken sebaiknya kamu gk usah ngemis cintanya terus, lagi pula dia kan om kamu kayak gk punya harga diri aja.'' ucap Putri sinis.
''Maksud kamu apa bilang kayak gitu Put? kok kayaknya kamu sensi amat sama aku? aku tau,, mungkin gk seharusnya aku suka sama omku sendiri, tapi aku juga gk bisa mengatur hati dan perasaan ku harus pada siapa aku jatuh cinta.'' ucap Niken yang kini sudah berlinang air mata.
''Putri,kamu kok ngomongnya gitu sih sama Niken? dia kan teman kita seharusnya kita dukung dia bukan nya memojokin dia seperti ini.'' ucap Windy.
Putri hanya diam, mendengar ucapan Windy,sebenarnya dirinya sudah merasa kesel sejak awal pada Niken, karna maslah pergi ke Villa kemarin yang tidak mengajaknya sama sekali.
Tak lama terdengar bel sekolah berbunyi, yang menandakan jika sebentar lagi pelajaran akan dimulai.
''Ayo kita masuk, jangan sempat kediluan bu Berta, bisa kena hukum kita nanti, dan gue harap kalian berdua segera baikan, karna gue gk mau liat kalian berdua berantem dan saling diam-diaman dikelas.'' ucap Windy sambil menarik kedua tangan sahabatnya menuju kelas.
Selama diruang kelas, Niken sama sekali tidak bisa fokus pada pelajaran, pikiran nya selalu tertuju pada om dan kekasihnya yang merutnya saat ini mereka mungkin masih melanjutkan kegiatan panas yang sempat tertunda.
Tak jauh dari Niken, ada Rangga yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Niken yang menurutnya seperti ada masalah.
Tak terasa jam pulang sekolah pun sudah tiba,Windy dan Niken saat ini sedang berada diparkiran rencananya mereka akan jalan-jalan ke mall, sedangkan Putri memilih untuk tidak ikut karna ada urusan mendadak.
''Udah dong Ken, jangan terus ditekuk tu muka, kita kan mau jalan-jalan, agar pikiranmu itu gk hanya tertuju pada om Rayen terus.'' jelas Windy,
Tiba-tiba ponsel Windy berbunyi dan dilayar ponsel tersebut tertera nama mama.
''Mama, ada apa ya ? tumben.'' gumamnya sambil menggeser tombol berwarna hijau.
''Iya hallo mah,ada apa? hah? iya mah aku akan segera kesana sekarang.''
Klik..suara sambungan telpon terputus
''Duuh, Ken, sepertinya hari ini gue gk bisa ngajak loe jalan, soalnya mama minta dijemput dirumah temannya sekarang, maaf banget ya?.'' ucap Windy merasa tak enak hati
''Yasudah gpp, sebaiknya kamu pergi sekarang,, biar nanti aku pulang naik taksi aja'' ucap Niken.
''Beneran gk apa-apa?''
''Iya, yasudah gih sana!"
''Iihh.. Niken, kok jadi ngusih sih. Yasudah aku pergi ya?.'' ucap Windy yang mendapat anggukan dari Niken.
Setelah kepergian Windy, Niken melangkah keluar dari gerbang, ia terus melangkahkan kakinya menyusuri trotoar jalan, hingga suara klakson sebuat motor mengagetkannya.
''Niken, kenapa kamu jalan kaki,mana supirmu? apa hari ini kamu gk dijemput?'' ucap suara seseorang tersebut yang tak lain adalah Rangga.
''Rangga,'' gumamnya pelan.
*
*
*
Saat ini Rangga dan Niken sedang berada didalam sebuah cafe, saat tadi Rangga menawarkan tupangan pada Niken untuk mengantarnya pulang, gadis remaja itu malah mengajak Rangga untuk jalan-jalan keliling kota,tentunya dengan senang hati Rangga langsung mengiyakan ajakan gadis yang disukainya itu, namun sebelum itu mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu.
Dari kejauhan , bahkan sejak mereka masuk sampai memesan makanan ada sepasang mata yang terus saja menatap tak suka pada keduanya, bukan keduanya namun cenderung pada sosok Rangga yang selalu tersenyum menatap kearah gadis yang saat ini sedang duduk dihadapannya.Bahkan orang tersebut mengepalkan tangannya saat melihat Rangga menyentuh tangan Niken.
''Sayang kamu lagi liatin apa sih?'' tanya seorang wanita yang sedang duduk disamping orang tersebut yang tak lain adalah Viona dan Rayen.
Viona yang tak mendapat jawaban dari Rayen akhirnya mengikuti arah pandang sang kekasih yang ternyata menatap kearah Niken.
''Oh, ternyata sejak tadi kamu liatin keponakan kamu ya? kok dia bisa ada disini juga, dan itu,, bukankah dia Rangga anaknya pak Haikal yang berulang tahun kemarin itu ya mas? apa Niken sedang pacaran sama pemuda itu?.'' ucapnya,namun membuat Rayen semangkin mengeraskan rahangnya.
''Mas bagai mana kalau ki---,'' belum sempat Viona melanjutkan ucapannya Rayen terlebih dahulu bangkit dan langsung melangkah menuju meja dimana saat ini Niken dan Rangga berada.
BERSAMBUNG
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami