Dinikahi Tuan Muda

'Kecuali ruangan itu!', ucapku yang sudah berdiri di hadapan pintu ruangan yang di larang masuk oleh siapapun.

Sekarang, kalau aku membuka pintu itu, mungkin aku akan mengetahui rahasia dari seorang Marques Davinci.

Meskipun aku merasa ada yang bergejolak di hatiku karena ucapan cinta tadi sore, namun hati yang terluka tidak akan mudah untuk di buka.

Dia berkata bahwa aku berharga dan sikapnya pun juga membuktikan itu. Dia menghukum berat orang yang mengabaikan ku. Dia juga mengatakan bahwa dia mencintai ku dan melamar ku.

Karena itu, kalau dia memaafkan dan tetap mencintai ku, meski aku membuka pintu yang tidak boleh di buka ini..

Apa itu berarti cintanya tulus?

Tak

Kalau aku membuka pintu ini..

Apa dia akan memaafkan ku?

Klatak

Pintunya tidak di kunci?

Buka..

Jangan buka..

Buka..

Jangan buka..

Jangan..

Buka..

Set

Padahal orang itu tidak ingin memperlihatkan nya. Aku tidak menyangka aku akan memaksa untuk membuka nya. Apa ini juga termasuk kekerasan? Apa aku akan sama saa seperti Andreas?

Hah.. 

Bodoh sekali kalau aku memaksa orang lain untuk melakukan hal yang tidak ingin di lakukan nya. Untuk membuktikan cinta nya padaku.

Kalau di pikir ulang, Albert memberi izin untuk semua hal kepadaku kecuali satu ruangan ini.

Mungkin kalau aku minta, dia akan memberiku lebih banyak wewenang. Bodohnya aku..

'Aku sudah curiga padanya bahkan sebelum aku menyadari rasa terimakasih ku padanya!', ucapku dalam hati sambil berbalik meninggalkan ruangan itu.

Aku berjalan terhuyung - huyung merasakan sesak di dadaku.

Rasanya seperti ada yang hancur. Sebelum aku merasakan hal - hal yang buruk, aku tidak pernah mempertanyakan atau pun menguji kasih sayang seseorang kepadaku.

Kepalaku berkata bahwa sekarang aku boleh bahagia.

Tapi, hatiku tidak bisa merasa bahagia dengan tenang.

.

POV Albert

Tap

Tap

Tap

"Freya?", ucapku dengan nada berbisik yanga terdengar olehku.

Saat akan kembali ke kamar malam ini, aku melihat Freya melangkah dengan sedikit sempoyongan. Freya menuju arah ke ruang yang sudah ku perintahkan kepada Lily untuk tidak memperbolehkan siapapun itu untuk masuk kedalam.

Deg

Freya terlihat mulai memegang pegangan pintu di ruangan itu.

Cklek

Dia mulai membukanya.

Apa dia akan membukanya?

Reaksi apa yang akan dia tunjukkan ketika dia membuka dan melihat isinya?

Kaget?

Takut?

Benci?

Mau apapun itu, tidak ada perasaan bersahabat yang terpikirkan olehku.

'Tapi kalau memang itu pilihannya, apapun itu..' aku masih berperang dengan hati kecilku.

Sreet

Freya terlihat kembali melepaskan pegangan tangannya dari pintu itu.

Tap

Tap

Tap

Kenapa dia tidak jadi membuka pintunya?

Setelah melalui hal - hal buruk itu, harusnya dia menjadi orang yang lebih buruk, tetapi..

Dia menghormati janji dengan orang lain..

Tidak serakah oleh kekuasaan..

Bahkan sifat aslinya tidak lantas hancur..

Meskipun masa lalu telah menorehkan luka yang mendalam di hatinya.. dia tidak berubah.

Aku lega dan juga Iba.

Apa yang harus aku lakukan agar kamu bisa senang Freya?

Aku memutuskan untuk keluar dari persembunyian ku.

"Freya..", sapaku kepadanya.

"Albert?", dia terlihat begitu terkejut melihat ku berada di sini.

"Apakah kamu tidak bisa tidur?", tanyaku padanya.

"Ah .."

Dia terlihat menunduk sendu.

.

POV Freya

Sejak kapan dia melihatku?

Apa dia melihatku berdiri diam di depan ruangan yang tidak boleh di masukin siapapun itu?

"Apa kamu mengalami mimpi buruk?", tanya Albert kepadaku.

Kenapa Dia tidak curiga ya?

Apa benar dia tidak melihat nya?

"Sedikit..", jawabku sedikit ragu.

"Meski pun hanya sedikit, kesehatan kamu bisa terganggu kalau kamu tidak bisa tidur. Lebih baik jika kamu konsultasikan dengan dokter keluarga", Albert berkata sambil menyampaikan jaketnya kepadaku, ya, aku hanya menggunakan gaun tidur tipis saat ini, sehingga udara dingin malam mampu menembus kulitku. Albert terlihat khawatir saat menyarankan ku untuk konsultasi ke dokter. Padahal aku yakin bahwa dia sendiri hanya sedikit tidur di malam hari, buktinya saat ini dia berdiri di depanku.

"Anda sendiri kenapa Masih saja terjaga?", tanya ku balik kepadanya.

Dia tertawa sedikit saat mendengar pertanyaan ku.

"Aku memang Biasa sulit tidur. Dan lagi, aku juga agak sensitif!", jawabnya sambil nyengir kuda.

Begitu ya..

Ahh aku tidak tahu..

"Tapi, mungkin saja aku bisa tidur nyenyak jika berada di samping orang yang aku sukai, Karena bisa merasakan kehangatan nya!", jawab Albert lagi kepadaku sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Yahh.. tapi selama ini aku tidak pernah menghabiskan malam dengan siapapun itu!", lanjutnya lagi.

Ah benar sekali..

Suatu saat.. kami harus menjalankan tugas..

Tugas sebagai pasangan suami istri..

Betapa penting nya penerus bagi keluarga bangsawan tingkat tinggi.

Mungkin aku bisa melakukannya..

"Saya.. selalu memikirkan tentang tanggung jawab yang harus saya lakukan", ucapku sambil menggenggam jaket yang di berikan oleh Albert erat - erat. Aku sangat gugup sekarang. Apakah sekarang Albert akan memintanya padaku?

"Freya, kamu tidak perlu menggenggam itu dengan erat seperti itu!", ucap Albert dengan sedikit tertawa namun di tahannya dengan kedua tangan.

Ah iya..

Aku bahkan tidak sadar karena terlalu gugup.

"Freya, perlu kamu ketahui satu hal ini! Aku ingin bersamamu bukan karena menginginkan penerus. Kalau kamu tidak menginginkan anak, kita bisa mengadopsi anak laki - laki. Kamu tidak perlu melakukan hal yang kamu takuti dengan terpaksa. Kamu adalah orang yang paling berharga dan manis. Jadi, Kamu cukup berada di sisiku terus seperti ini. Jangan mengubur dalam - dalam hal yang membuat kamu keberatan. Tolong katakan saja kepadaku apapun itu! Karena aku akan selalu ada di sisimu. Kalau kamu tidak siap, maka aku tidak akan melakukan apa - apa!", Ucap Albert dengan sangat jelas.

"Paham?", tanyanya.

Aku hanya bisa mengangguk sambil memahami kata demi kata yang keluar dari mulut Albert. Kata - kata itu bagai sebuah keajaiban di kehidupanku yang bertahun - tahun hidup dalam siksaan.

Aku masih tak percaya pada kenyataan manis ini, aku takut terbuai oleh manisnya dan tenggelam oleh kenyamanannya.

Dan ketika aku terbangun dari kenyamanan itu, aku kembali pada masa di mana aku tersiksa.

Aku perlu memastikan perasaan ini.

"Sung.. guh?" Tanya ku sedikit ragu.

"Tentu saja Freya!", jawab Albert sambil tersenyum dan mengusap rambutku dengan sangat lembut.

"Bagiku, kamu begitu berharga lebih dari yang kamu bisa bayangkan!", lanjut Albert sambil mencium rambutku yang terurai.

Sungguh hebat. Hatiku terasa jauh lebih nyaman Anya karena mendengar kata - kata Albert.

"Sekarang sudah waktunya untuk kembali tidur! Kalau kamu takut, bagaimana jika Aku berada di sisimu hingga kamu tertidur?", tawar Albert. Itu tidak buruk juga, dengan begitu aku akan lebih nyaman untuk memejamkan mata.

Albert memiliki kekuatan untuk melelehkan es yang membeku.

Semua kecemasanku meleleh bersama kata - Kata manisnya.

"Ya!", jawabku sambil tersenyum kearahnya.