Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
flashback!!
Malam itu, Bulan selesai latihan seperti biasa. Dia duduk di tepi lapangan seorang diri. Bulan mulai meneguk minumannya lalu mengelap keringat.
Tiba-tiba handphone nya berbunyi, ada notif masuk dari nomor tidak di kenal.
Seperti ini isinya.
+62 853 ********
Bulan kan, pacar Rendi ya?
^^^Iya kamu siapa?^^^
Aku?
Aku orang yang sering tidur sama dia.
Degh!! Seperti tersambar petir, Bulan terkaget bukan main, pacar yang dia banggakan ternyata berani tidur dengan wanita lain.
Bulan tidak tau harus membalas apa.
Kenapa?
Tenang aja aku cuma teman tidur dia
doang kok gak lebih!
^^^Gak mungkin Rendi seperti itu!^^^
Kasihan banget ya aku lihat kamu.
Cantik-cantik mau aja di begoin!
Bulan meletakkan kembali handphone nya dengan hati yang membara. Tidak lama handphone nya kembali bergetar, Bulan mengambil handphone nya dan mengangkat penggilan itu
"Halo, Rin. Ada apa?" tanya Bulan
"Lan gila banget, aku harus kasih tahu kamu sesuatu. Aku tidak enak, tapi aku harus jujur. Aku lihat Rendi di cafe bersama cewek lain. Mereka terlihat sangat dekat. Aku ambil foto sebagai bukti. Hati-hati, Lan. Jangan biarkan dia menyakitimu lagi."
Bulan terdiam sejenak kemudian kembali berbicara, "Sherlock, Rin."
Malam itu, tiba-tiba saja hujan lebat turun. Bulan, yang mengetahui fakta Rendi berselingkuh, mengemudi dengan emosi ingin memastikan kebenaran itu. Dia menerima panggilan telepon dari nomor tak di kenal itu. Di seberang sana tidak ada yang bicara, hanya saja terdengar suara Rendi dan seorang wanita dengan manja seperti sedang melakukan hubungan badan.
Hati Bulan hancur sampai dia tidak melihat seekor kucing yang melintas. Bulan banting stir, dalam kecepatan dia atas rata-rata sialnya sistem pengereman rusak. Mobilnya meluncur ke arah berlawanan dan menabrak mobil patroli yang berhenti tanpa menghidupkan lampu.
Polisi yang sedang berjaga, tidak memperhatikan mobil Bulan karena sibuk berbicara dengan pengemudi lain yang melanggar aturan. Pengemudi itu berusaha melarikan diri, membuat polisi itu sedikit terganggu.
Sedetik kemudian kedua mobil bertabrakan dan kecelakaan tidak terhindar kan. Mobil yang dikendarai Bulan terjun ke jurang, sementara 2 orang polisi terjepit di mobilnya.
Bulan terbangun di dalam kegelapan dengan kaki yang tidak bisa di gerakkan. Untungnya Bulan terpental dari mobil, sehingga tidak ikut remuk bersama mobil kesayangan nya itu.
Bulan berusaha menggerakkan kakinya, namun terasa sangat sakit, "Tolong!!"
Tidak ada yang Bulan dengar terkecuali suara serangga di tengah hutan. Bahkan ia tidak menemukan dimana jatuhnya mobilnya.
Sialnya handphone Bulan mati, dia mencoba berteriak minta tolong namun nihil, tidak ada yang mendengarnya.
"Tolong, kaki aku sakit!!" Ucapnya terus menerus sambil menangis.
Bulan menangis tersedu-sedu."Tolong kaki Bulan!"
"Lan.. Bulan..kamu kenapa?" Caka khawatir Bulan terus mengigau sepanjang jalan.
Tio dan Riko juga tidak kalah panik nya. Tio menepikan mobilnya di pinggir jalan. Lalu menoleh ke belakang.
Riko menyenggol kaki Bulan pelan, "Lan..Bulan..bangun, ada apa?"
Bulan terus menangis memegangi kakinya. Caka semakin panik, "Iya Lan, kakinya kenapa?."
"Bulan!!" kejut Tio yang akhirnya Bulan terbangun terengah-engah seperti habis lari 100 putaran.
Bulan terbangun dengan tatapan kosong. Dia mencoba mengatur nafas nya, lalu melirik mereka satu persatu yang di penuhi tanda tanya.
Melihat Bulan seperti ketakutan, Caka dengan sigap memeluknya bahkan sudah tidak peduli bahwa di situ ada Tio dan juga Riko.
Bulan menerima pelukan itu sambil menangis sesenggukan, "Ada apa, Lan?" tanya Tio dari kursi depan.
Bulan terus menangis, "Gapapa.. gapapa.. itu cuma mimpi buruk, oke!" Caka terus mengelus kepala Bulan kemudian melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Bulan.
Kalimat yang pertama di ucapkan Bulan adalah "Kita dimana?"
"Masih di tikungan dekat rumah nenek Tio, Lan. Tadi udah mau sampai tapi balik lagi handphone ku ketinggalan soalnya." jelas Riko.
"H-ha?" Bulan kaget melihat sekeliling jalan.
"Kenapa, Lan?"
"Kenapa lewat dari tikungan jurang ini?" tanya Bulan dengan mimik wajah khawatir.
"Tio putar balik, kita dari jalan awal aja." putus Caka.
"Jauh Cak, bakal muter."
Riko melihat Bulan yang tertunduk ketakutan, "Udahlah, muter aja, lihat Bulan ketakutan gitu, kamu gak kasihan apa?"
Tio sepakat dan akhirnya mereka putar balik lagi.