Lanjutan dari novel GADIS MISTERIUS
"Apakah kau mencintaiku?" tanya Satya pada Salwa
"Aku akan mencintai suamiku dengan sepenuh hatiku dan aku mencintai suamiku karna Allah" kata Salwa tersenyum
Satya diam dengan segala penyesalan nya. Satya benar benar menyesal telah menyia nyia kan wanita sebaik Salwa. Betapa bodohnya Dia selama ini memilih Bella yang bahkan tidak mencintai nya dengan tulus dan malah menyia nyiakan Salwa yang mencintai nya dengan tulus.
Kisah rumah tangga yang banyak penghiatan di dalam nya. Kesabaran dan ketulusan seoarang istri akan membuat nya sadar. Inilah kisah Satya dan Salwa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Hari ini Syaida sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Gio pun ikut mengantar Syaida ke rumah baru yang debelikan Satya. Bahkan Salwa pun belum tahu dimana rumah yang di beli Satya.
Di mobil Salwa hanya melamun dan tatapan nya kosong. Satya menyadari sikap Salwa yang semakin hari semankin aneh.
Mobil pun sudah sampai di pekarangan rumah yang sederhana tapi sangat rapi dan bersih. Rumah sederhana tapi masih terkesan mewah untuk Salwa dan Syaida.
Mereka pun masuk ke dalam rumah. Rumah ini berisi 2 kamar, dapur , ruang keluarga dan ruang tamu. Sudah sangat cukup untuk Salwa dan Syaida.Mereka pun duduk di ruang tamu.
"Kaka tinggal disini?" tanya Syaida
"Iya dhe, kaka kan harus merawat kamu dulu" jawab Salwa lembut
"Tapi kan kaka sudah menikah. Kaka seharusnya tinggal sama suami kaka" kata Syaida
"Hmmm. Ka Satya kan sibuk dhe, jadi kaka tinggal dulu disini sementara ko" kata Salwa mencari alasan yang tepat
"Ohh. Baiklah kalau begitu" Syaida tersenyum
"Kaka mau ke belakang dulu dhe, mau buatkan makan siang untuk kita" kata Salwa berdiri dari duduk nya dan berjalan ke arah dapur
Satya pun berdiri dan mengikuti Salwa ke dapur. Sementara di ruang tamu Syaida masih memikirkan sikap kaka nya yang aneh akhir akhir ini. Syaida sangat khawatir pada kaka nya itu.
"Kamu kenapa?" tanya Gio yang melihat kegelisahan di wajah kekasihnya
"Eh. Gak papa ko" jawab Syaida gelagapan
"Kita akan menikah seminggu lagi ya" kata Gio membuat Syaida membelalakan matanya
"Kamu yakin Dokter?" tanya Syaida tidak percaya
"Yakin lah. Apa kamu tidak percaya padaku?" tanya Gio menatap Syaida
"Bukan begitu.Tapi kan pernikahan itu bukah main main. Apa Dokter sudah memberi tahukan pada orang tua dan keluarga Dokter? Apa mereka akan setuju?" tanya Syaida ragu
"Papa sama Mama aku setuju ko. Aku udah bilang sama mereka dan aku juga udah dapat restu dari mereka" jelas Gio
"Jika memang ini yang terbaik, saya akan menjalankan nya dengan ikhlas " kata Syaida tersenyum manis
"Dan mulai sekarang jangan memanggil aku dokter lagi" kata Gio tegas
"Terus aku manggil apa dong?" tanya Syaida
"Ya terserah. Manggil kaya kakamu ke Bang Sat juga boleh. Panggil sayang juga boleh banget" kata Gio menaik turunkan alisnya
"Ihh apaan. Gak boleh sayang sayangan kalau belum halal. Aku panggil Mas Gio aja ya" kata Syaida tersenyum malu
"Oke" Gio mengangguk dan tersenyum senang
Di dapur Satya dan Salwa masih saling diam dengan fikiran masing masing. Satya akan mencoba mendekati Salwa dan membujuk Salwa agar mau membuka hatinya lagi.
"Sal kapan kamu periksan kandungan lagi?" tanya Satya
"Bulan depan, periksa kandungan itu cuma sebulan sekali. Kecuali kalau udah mau masuk waktu lahiran baru 2 minggu sekali" jelas Salwa
"Kalau kamu mau periksa lagi, kamu kasih tahu aku ya biar aku yang antar" kata Satya
"Insya Allah" jawab Salwa singkat masih meneruskan masak nya
Satya hanya menghela nafas melihat sikap Salwa yang cuek padanya. Tapi Satya tidak akan menyerah begitu saja.
Selesai masak mereka pun langsung makan siang bersama. Selesai makan mereka kembali berkumpul di ruang keluarga.
Tok tok tok
Salwa langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu saat mendengar ketukan pintu. Salwa membuka pintu dan terkejut saat melihat dua pasang suami istri dan dua orang anak.
"Assalamualaikum. Bagaimana kabar mu Salwa?" Alisya langsung memeluk Salwa
"Waalaikumsalam. Alhamdulillah saya baik mbak. Bagaimana kabar kalian juga?" tanya Salwa
"Kita juga baik ko Sal" kata Siska
Salwa pun mempersilah kan tamu nya masuk. Mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Dasar kampret lo Gio, pulang gak ngabarin kita" kata Vano menoyor kepala Gio
"Sorry...Sorry gue sibuk Van, Bang Reno" kata Gio cengengesan
"Lo berdua gak mau kenalin bini kalian gitu sama gue?" tanya Gio melirik Alisya dan Siska yang masing masing menggendong anak mereka
"Ohh ya Sayang ini kenalin Gio temen sekolah aku dulu. Cuma Dia pindah ke luar negeri pas lulus SMA" jelas Vano pada istrinya
"Hay. Alisya"
"Siska"
"Gio" menjabat tangan Alisya dan Siska bergantian
"Ini anak kalian?" tanya Gio pada Vano dan Reno
"Iya, ini anak gue nama nya Resi" kata Reno
"Yang ini anak gue nama nya Felisya" kata Vano menggendong Felisya
"Lucu banget anak lo berdua gak kaya bapak nya" kata Gio mencubit gemas kedua anak kecil menggemaskan itu
"Hahaha" Satya tertawa puas melihat kekesalan di wajah mereka.
Salwa hanya terbengong melihat Satya tertawa. Salwa baru kali ini melihat Satya tertawa begitu lepas dan menambah kadar ketampanan nya.
"Sialan lo pada. Lo juga Bang Sat" kata Vano kesal
"Haha. Kan yang gue omongin bener anak kalian emang lucu banget" kata Gio tertawa mengejek
"Udah si kenapa malah berdebat" Siska menengahi perdebatan mereka
"Kalian mau minum apa?" tanya Syaida lembut
"Siapa ini Sal?" tanya Siska
"Ini adik saya mbak. Syaida" Salwa memperkenalkan adiknya
"Siska"
"Alisya"
"Syaida" menjabat tangan mereka secara bergantian
"Reno"
"Vano"
"Syaida" menjabat kedua tangan mereka bergantian
"Ternyata adiknya gak kalah cantik dari kaka nya ya" kata Reno jujur
"Iya lah calon istri gue gitu" kata Gio bangga
"Apa lo bilang? Calon Istri? Emang ada yang mau sama lo gitu?" tanya Reno tak percaya
"Sialan lo Bang. Gue kan genteng banget jadi gak mungkin cewe nolak gue" kata Gio narsis
"Hah dasar kampret lo" kata Reno
"Beneran lo mau nikah ?" tanya Vano tak percaya
"Iya, gue sama Syaida akan menikah minggu depan" kata Gio
"Syukur deh kalo lo udah mendapatkan yang terbaik buat lo" kata Vano
"Iya Bro" jawab Gio tersenyum
Mereka pun mengobrol dan bercerita banyak hal.
Kamu pasti dibohongi lgi sama bpk mu tdk sakit Salwa entah utk apa uang itu mendingan utk biaya berobat adik dan dirimu