Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 19
🍁🍁🍁
"Alah! Berapa si semalam yang harus saya bayar? Sepuluh juta? Seratus juta? Saya mampu untuk membayar tubuhmu itu."
"Saya tegaskan sekali lagi kalau saya bukan wanita seperti itu."
"Sok jual mahal sekali kamu, memangnya kamu masih perawan sehingga sok jual mahal seperti itu. Perawan saja tak sesombong dirimu."
Deg!
Rasanya sakit mendengar hal itu. Nayra mengingat bahwa dirinya sudah tak perawan lagi, tapi apa salah dia tak perawan lagi karena akibat pemerkosaan? Padahal bila tak terjadi pemerkosaan waktu itu mungkin Nayra
masih perawan sampai saat ini.
"Apapun itu saya tetap tak mau!!!"
Nayra ingin pergi dari sana, tapi laki-laki tua bangka itu mencegahnya.
"Mau ke mana kamu? Kamu harus melayani saya dulu baru kamu bisa pergi dari sini."
"Saya tak mau! Minggir, saya mau pergi."
Nayra berusaha keluar dari sana tapi laki-laki tua bangka itu tetap menghalangi Nayra keluar. Sampai Nayra ditarik sampai terjatuh ke lantai.
Dekat semakin dekat laki-laki tua bangka itu mendekat ke arah Nayra yang terjatuh. Laki-laki itu mulai membuka jasnya dan membuangnya ke sembarang arah.
"Bapak mau apa?" dengan kaki Nayra yang terasa sakit karena terjatuh tadi membuat Nayra tak bisa berjalan. Tapi ia tetap berusaha menghindar dengan cara menyeret tubuhnya lebih jauh dari laki-laki tua itu.
"Jangan takut Sayang, malam ini kita akan menikmatinya. Tenang saja saya akan membayarmu nanti setelah kamu melayani saya."
"Tolong lepaskan saya!"
"Layani saya dulu baru saya melepaskan kamu."
"Tolongggg! Tolong! Siapapun tolong saya," Nayra berteriak sekuat tenaga agar ada orang yang menolongnya.
"Berteriak lah sekencang apapun yang kamu bisa, karena di sini tak akan ada orang yang datang."
"Hiks... Tolongggg.... Siapapun di luar sana tolong bantu saya hiks... Tolong lepaskan saya Pak!" Nayra menangis sekencang mungkin karena begitu takut. Dia tak mau kejadian lima tahun silam akan kembali terjadi.
"Hahaha...." laki-laki tua bangka itu begitu senang melihat Nayra begitu ketakutan. Perlahan-lahan ia mendekati Nayra yang masih duduk di lantai itu. Ia memajukan tubuhnya mendekat ke tubuh Nayra.
Sedangkan Nayra memejamkan matanya sambil berharap akan ada orang yang datang menyelamatkan dirinya dari tua bangka ini.
Bug!
"Tuan Andrian!" tua bangka itu begitu kaget melihat Andrian datang langsung memukulinya.
Mendegar suara pukulan membuat Nayra langsung membuka matanya. Ternyata Andrian datang membantunya dan memukuli tua bangka itu. Nayra seketika bisa bernafas lega karena laki-laki tua itu belum menjamah tubuhnya.
"Siapa kau beraninya berbuat kotor di acara pesta ini?"
"Ampun Tuan, saya kira dia wanita bayaran jadi saya memintanya untuk melayani saya."
Bug!
Sekali lagi Andrian memukuli wajah laki-laki tua bagka itu dengan sekuatnya. Ia tak rela bila Nayra dianggap sebagai wanita bayaran.
"Ampun Tuan! Saya khilaf."
Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!
Andrian tak henti-hentinya memukuli tua bangka itu dengan pukulan yang bertubi-tubi, entah kenapa dia begitu marah melihat Nayra hampir diperkosa oleh laki-laki lain. Apalagi laki-lakinya terlihat sudah begitu tua.
"Sudah Pak!" lerai Nayra. Ia tak tahan melihat Andrian memukuli tua bangka itu, lagian ia juga belum diapa-apakan oleh laki-laki itu.
"Lihat saja perusahaan mu akan hancur sehancurnya karena ingin mencoba melecehkan Nayra."
"Memangnya apa hubungan Anda dengan wanita ini sehingga Anda begitu membelanya?"
Bug!
Lagi-lagi Andrian memukuli tua bagka itu sampai terkapar lemas tak berdaya.
"Dia kekasihku! Sekali lagi kamu coba menyentuhnya maka nyawamu jadi taruhannya," wajah Andrian benar-benar begitu emosi saat ini. Nayra juga begitu takut dan pertama kalinya melihat Andrian begitu marah seseram ini.
Andrian mengambil ponselnya di saku celananya. Ia menghubungi anak buahnya untuk mengurusi tua bangka ini.
"Kamu tetap di sini, sekarang anak buahku yang akan menyiksamu," ujar Andrian menatap dengan bencinya lelaki tua itu. Memang perkataan Andrian tak main-main.
Sekarang Andrian beralih melihat Nayra yang masih terduduk di lantai itu.
"Kamu tidak pa-pa? Di mana tua bangka itu memegang tubuhmu?" tanya Andrian begitu khawatirnya.
"Saya tidak pa-pa Pak! Hanya saja kaki saya terkilir sedikit jadi saya tak bisa berdiri untuk saat ini."
Tak lama kemudian terdengar langkah kaki seseorang memasuki gudang itu. Anak buah Andrian datang membawa laki-laki tua itu pergi untuk menyiksanya.
"Bawa dia! Dan beri dia hukuman setimpal dengan apa yang tua bangka ini perbuat."
"Baik Tuan!"
Semua anak buah Andrian megontong tubuh tua bangka itu pergi. Dan hanya ada mereka berdua saja di dalam gudang saat ini.
"Jadi kamu tak bisa berdiri saat ini?" Nayra hanya menggelengkan kepalanya saja karena memang kakinya tak bisa digerakkan saat ini.
"Baiklah aku yang akan membawamu pulang sekarang."
Tanpa aba-aba Andrian membopong tubuh Nayra dengan gaya bridal style. Lalu ia membawanya masuk ke dalam mobil. Untuk saat ini Andrian lah yang mengemudi mobil dan Nayra berada di sampingnya.
"Terima kasih Pak Anda sudah menyelamatkan saya."
"Hm..." jawab Andrian tanpa mengalihkan pandangannya ke arah kemudi.
"Bagaimana Bapak tau saya ada di sana?"
"Saya menyusul mu karena saya tau kamu tak tau di mana letak kamar mandi. Dan saya tak sengaja mendengar suaramu meminta tolong."
"Lalu kenapa Bapak begitu marah ketika saya ingin diperkosa oleh laki-laki tua itu?" lagi-lagi Nayra bertanya kepada Andrian.
"Saya tak suka melihat seseorang wanita dipaksa untuk melayani nafsu mereka." jawab Andrian. "Lebih tepatnya aku tak mau melihat siapapun menyentuh tubuhmu," batin Andrian.
Ada rasa sakit di dalam hati Nayra mendegar perkataan Andrian barusan. Kenapa perkataan dan perbuatannya tak sama. Bila dia tak suka melihat wanita dipaksa memuaskan nafsu laki-laki kenapa dulu ia melampiaskan nafsunya ke dirinya dulu sampai menimbulkan ia hamil di luar nikah.
Tak terasa air mata Nayra terjatuh karena sudah dari tadi menahan air matanya.
"Kamu kenapa? Apakah kamu masih mengingat tentang kejadian tadi?"
Tapi Nayra tak sama sekali menjawab pertanyaan Andrian. Ia malah menambah volume tangisnya.
"Kejadiannya sudah berlalu, jadi kamu tak usah khawatir lagi," Andrian coba menenangkan Nayra membuat Nayra perlahan-lahan berhenti dengan tangisanya.
Di tengah perjalanan Andrian tak tau harus ke mana mengantar Nayra pulang, karena ia tak tau di mana letak rumah Nayra. Ketika ingin bertanya kepada Nayra, ia malah melihat Nayra sudah pulas dengan tidurnya.
Andrian pun menyampingkan mobilnya karena tak tau harus melanjutkan ke mana. Sedangkan Andrian tak tega membanguni Nayra yang terlihat tertidur pulas.
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa