NovelToon NovelToon
Negeri Para Penyihir

Negeri Para Penyihir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Epik Petualangan / EXO
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya, Bumi terlempar ke dunia penyihir, tempat dimana kekuatan sangat di perlukan untuk bertahan hidup.

Bumi diangkat menjadi anak seorang penyihir wanita paling berbakat era itu. Hidupnya mulai mengalami perubahan, berpetualang menantang maut dan berperang.

Meski semuanya tak lagi sama, Bumi masih menyimpan nama kekasihnya dalam hatinya, dia bertekad suatu hari nanti akan kembali dan meminta penjelasan.

Namun, gejolak besar yang terjadi di dunia penyihir membuat semuanya menjadi rumit. Masih banyak rahasia yang di simpan rapat, kabut misteri yang menyelimuti Bumi enggan menghilang. Lantas saat semuanya benar-benar tidak terkendali, masih adakah setitik harapan yang bisa diraih?

*

cerita ini murni ide author, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu hanyalah fiktif belaka.

ig: @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Ujian pertama selesai ketika mendekati tengah malam. Abraham kembali berdiri, dia mengambil pengeras suara dan mulai membacakan nama-nama yang lolos ke ujian kedua.

Nama-nama dari keluarga Aureus dan Ater banyak disebut, sebagian kecil dari keluarga Caeruleus dan sebagian lainnya dari keluarga asing dari luar negeri. Nama Zavion juga ikut disebutkan, jantung Bumi berdetak kencang, namanya belum disebut sama sekali, padahal nama yang disebutkan sudah hampir mencapai setengah.

"Bumi Filius Caeruleus...."

Bumi mengucap syukur dalam hati saat namanya disebutkan.

"Sudah ku bilang kau pasti lolos,"kata Zavion di sebelahnya.

Bumi menanggapi dengan senyuman, jika dia tidak lolos konsekuensinya akan mengerikan, dia bisa kehilangan nyawa.

Calon murid yang lolos ujian kedua bisa menempati asrama sementara yang dibangun di belakang bangunan utama akademi langit hitam. Sekitar empat ribu lima ratus orang mengikuti Astifia, kepala asrama langit hitam.

Asrama langit hitam terbagi menjadi tiga bagian, asrama putri yang ada di belakang perpustakaan, asrama putra di sebelah kanan laboratorium dan asrama sementara yang sengaja di bangun untuk calon murid selama mengikuti ujian pendaftaran.

Astifia adalah penyihir dari klan Viridis, dia sudah menjadi kepala asrama semenjak lulus dari akademi. Wanita yang selalu memakai cadar ini memilih mengabdikan diri di tempat dia memperdalam ilmunya, alih-alih kembali kepada klan Viridis.

"Kalian bisa menempati kamar sesuai dengan nomor yang aku bagikan."kata Astifia mengeluarkan sihir yang berbentuk bola-bola kecil transparan didalamnya tertera sebuah nomor. Benda itu terbang ke tangan setiap orang yang langsung ditangkap oleh semuanya.

"Jangan merusak properti apapun." Kata Astifia memperingatkan, dia membuka pintu utama asrama, lorong dengan tonggak-tonggak tinggi menyambut kedatangan para calon murid, lorong panjang itu tidak kelihatan ujungnya.

Bumi mendapatkan nomor empat ratus lima puluh, haruskah dia mencari pintu dengan nomor tersebut? Seberapa luas asrama ini jika setiap orang mendapatkan satu kamar.

"Setiap kamar ditempati oleh sepuluh orang, kalian hanya perlu mencari nomor tempat tidur kalian. Tidak diizinkan menempati tempat orang lain, jika ada yang berani melakukannya pihak akademi akan langsung mengeluarkannya."Kata Astifia berhenti di tengah lorong, dia memindai setiap orang dengan mata tajamnya, "silahkan cari kamar kalian, segera beristirahat karena besok pagi ujian kedua akan dimulai."

Tidak ada yang menunggu lagi, semuanya bergegas mencari kamar mereka.

"Kau mendapatkan nomor berapa?"Tanya Zavion berjalan bersama Bumi.

"Empat ratus lima puluh," jawab Bumi, matanya berpendar memperhatikan nomor-nomor yang tertera di pintu.

"Sepertinya kita akan sekamar,"kata Zavion memperlihatkan nomornya, dia mendapatkan nomor empat ratus lima puluh tujuh.

Bumi hendak mengatakan sesuatu ketika sudut matanya menangkap satu orang yang dia kenal, tubuh semampai dan wajah cantiknya terlihat jelas meski dari jauh. Gadis itu bercampur bersama gerombolan perempuan di depan sana.

Kenapa Delima ada disini?

Untuk beberapa saat Bumi berdiri membatu, peristiwa malam itu kembali terbayang di kepalanya. Hatinya bergemuruh hebat, dia dengan tergesa-gesa mendekati kelompok murid wanita itu.

" Ifani, ini kamarmu. Kau harus istirahat, supaya besok pagi bisa mengikuti ujian dengan baik."kata Gadis cantik itu pada seorang remaja perempuan yang mungkin berusia sekitar lima belas tahun, wajah mereka mirip.

"Iya, kak. Kau harus segera pergi ke asrama mu atau kau akan kembali dihukum karena keluar tengah malam."kata Ifani.

Bumi bisa mendengar dengan jelas percakapan mereka, dia berhenti beberapa langkah dari kelompok itu, dia tidak bisa berjalan lebih jauh. Bumi mengepalkan tangannya, selain sakit hati dia juga merasakan kemarahan.

"Baiklah, sampai jumpa."

Bumi tidak melakukan apa-apa sampai gadis yang mirip dengan Delima itu berlalu pergi, dia lewat di depan Bumi dan tidak menyadari keberadaannya. Bumi tidak berusaha menghentikan, dia hanya menatap getir pada punggung yang semakin mengecil di pandangan nya itu.

Lalu tanpa bisa dicegah, kenangan mereka selama tinggal di Laskar merah hadir begitu saja dalam kepalanya. Gadis polos dan baik yang bisa menarik perhatian semua orang. Tapi, gadis itu yang sudah mencoba membunuhnya.

"Hei, apa yang kau lakukan disini? Kamar kita ada disana,"kata Zavion, dia menatap bingung Bumi yang masih terpaku.

"Tidak ada."ketus Bumi tanpa sadar. Dia berbalik dan berjalan cepat menuju kamar yang ditunjuk oleh Zavion.

Aku harus menjadi kuat secepatnya agar aku bisa menyelesaikannya dengan mudah. Kata Bumi dalam hati. Dia merasa marah, meskipun belum memastikan apakah gadis itu beneran delima atau bukan.

"Bumi, kau marah kepada siapa?"Zavion buru-buru mengejar, mengajukan pertanyaan yang membuat Bumi semakin marah.

Bumi mengangkat bahunya, dia tidak perlu menjawab pertanyaan itu. Dia masuk kedalam kamar, mencari tempat tidur dan bergelung disana tanpa memperdulikan orang-orang yang sudah mulai akrab. Dia tidak tertarik untuk bergabung dengan obrolan mereka.

Saat Bumi masuk secara sekilas Bumi dapat melihat teman-teman satu kamarnya kebanyakan berasal dari klan Ater dan Erythro. Mereka membahas tentang kakak kelas yang populer dan juga membahas nama-nama murid perempuan yang akan mereka dekati di masa mendatang. Bumi tidak tertarik untuk bergabung dengan obrolan semacam itu.

"Selamat malam," Zavion adalah orang terakhir yang masuk, dia menyapa semua orang dengan ramah dan melebarkan senyum ceria.

"Hei, malam Zavion."

Mereka melakukan tos ala pria, kemudian mengajak Zavion duduk melingkar di lantai.

"Teman kita yang satu itu sepertinya anak mami yang sulit bergaul," ejek alah satu anak dari klan Ater, dia menunjuk Bumi yang sudah membungkus dirinya dengan selimut.

" Kau punya nyali rupanya, berani mengejek anak bibi Lika."ucap anak lainnya.

"Itu hanya rumor,"

"Rumor bagaimana? Aku melihat sendiri bibi Lika mengantarkannya."

"Apa yang kau takutkan? Bibi Lika tidak akan datang kemari untuk menolongnya. Tonton aku memberinya pelajaran,"

"Daniel!"kata Zavion menatap pria yang hendak mengganggu Bumi, " lebih baik tidak mengganggunya."

"Huh!"Daniel mendengus, dia kembali duduk namun masih ada pandangan tidak suka di matanya saat melihat Bumi masih tidur. Tidak terprovokasi sama sekali.

Dengan Zavion ada disana tidak ada yang berani mencari masalah dengan Bumi. Sementara Bumi sudah tertidur sejak tadi, dia tidak mengetahui Zavion telah membela nya dari anak-anak nakal.

***

Like, komen dan vote...

1
biruu
💯
Ega
👍👍
Kevin
⭐⭐⭐⭐⭐
Alya
💯👍
Lunaire astrum
karya bagus
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
bisa" lu mikir gitu bumi haha
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
hah? cepet banget metong, dan lu makan kah isi perut dia del, makanya ilang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!