NovelToon NovelToon
AMEEZA

AMEEZA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ana Hasna Raihana

(#HIJRAHSERIES)
Keputusan Bahar untuk menyekolahkan Ameeza di SMA Antares, miliknya mengubah sang putri menjadi sosok yang dingin.

Hidup Ameeza terasa penuh masalah ketika ia berada di SMA Antares. Ia harus menghadapi fans gila sepupu dan saudaranya, cinta bertepuk sebelah tangan dengan Erga, hingga terlibat dengan Arian, senior yang membencinya.

Bagaimanakah Ameeza keluar dari semua masalah itu? Akankah Erga membalas perasaannya dan bagaimana Ameeza bisa menghadapi Arian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Hasna Raihana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Ameeza Cemburu?

"Kamu ...."

Bahkan Erga pake aku-kamu.

"Aku Molla, salam kenal," ucap Molla seraya mengulurkan tangannya ke depan Ameeza.

Ameeza tak menerima uluran tangan dari Molla. Perempuan itu menyibukkan diri dengan mengaduk-aduk minumannya. "Gue Ameeza," balas Ameeza cuek.

"Ah, ya Erga kamu ada waktu?" tanya Molla beralih memandang Erga yang tampak sibuk menghabiskan bekal makanannya.

Erga mengangguk.

"Oke, kalau gitu nanti pulang sekolah tunggu di depan pos satpam, yah," pesan Molla tak lupa dengan senyum manis yang terpatri di wajahnya.

Emang gak bisa, yah bilangnya nanti aja. Kenapa harus di depan gue gitu.

Eh, tapi kenapa gue ngamuk, yah? Ah bodo amat!

Erga mengangguk.

"Kalau gitu ... Erga, Ameeza aku pamit. Mau nyari meja juga, takut kehabisan."

"Di sini aja," tawar Erga membuat Molla menghentikan langkahnya.

Segitu pentingnya, yah si Molla?

"Boleh?"

Erga mengangguk.

"Oke kalau gitu, aku pesen makanan dulu," pamit Molla buru-buru melenggang pergi ke salah satu stand jajanan yang cukup ramai.

Ameeza menahan diri untuk tidak membanting gelas kaca di depannya. Bisa berabe urusannya.

Suasana semakin canggung setelah Molla duduk di samping Ameeza. Ketiganya sibuk menghabiskan makanan dan minuman masing-masing tanpa ada yang mau berniat membuka obrolan. Kalau Ameeza sudah pasti malas. Kalau Erga tentu karena laki-laki itu tidak terbiasa berbicara panjang. Sedangkan Molla perempuan itu tentu saja merasa canggung.

Molla menatap Ameeza yang menjauhkan gelas kaca yang sudah kosong. "Kalau boleh tahu istirahat berapa menit lagi? Aku gak bawa jam."

Ameeza cuek.

"Lima menit," jawab Erga.

Oke, ini mulai mengesalkan. Entah mood Ameeza mendadak buruk hanya karena Erga cukup peduli pada Molla. Apakah kepala Ameeza benar-benar konslet? Atau pernah terbentur sesuatu sampai bisa-bisanya merasa kesal karena hal sepele seperti itu.

...-oOo-...

Erga menghampiri Molla. Mengajaknya pergi ke taman yang letaknya tidak terlalu jauh dari SMA Antares. Ameeza yang tak sengaja melihat itu jadi penasaran. Kira-kira Molla dan Erga mau pergi kemana? Mau membicarakan apa? Hubungan keduanya cukup mengejutkan.

Pundak Ameeza ditepuk oleh Arian membuat perempuan berambut cepol itu berjengit kaget. "Sialan lo!"

Arian menampol mulut Ameeza. "Kebiasaan ngumpat itu gak baik," nasehat Arian. Cowok itu melihat kemana arah pandang Ameeza. Setelahnya tergelak. "Ah ... kalau jealous bilang aja, sih," goda Arian tak lupa ekspresi wajahnya yang masih menahan tawa.

Ameeza mendengus sebal. Perempuan yang sekarang sudah mengganti roknya dengan celana jeans itu menendang kaki Arian sampai laki-laki itu tersungkur. "Rasain!" Senyum Ameeza terpatri. Perempuan itu buru-buru berlari keluar dari gerbang depan sebelum kehilangan jejak.

"Tendangannya lumayan juga." Arian berdiri sembari tersenyum miring menatap tubuh Ameeza yang semakin kecil termakan jarak.

"Lo lihat Ameeza, gak?"

Arian menoleh mendapati Angga dan Izzi di sampingnya. "Ah, tadi udah keluar."

"Lo tahu dia kemana?"

Arian sempat berpikir untuk memberitahukannya. Namun, setelah dipikir-pikir sepertinya tidak usah.

Arian mengangkat bahu. "Entah."

Angga dan Izzi melenggang pergi. Sempat ia mendengar perdebatan antara Angga dan Izzi.

"Gue bilang juga apa, gak usah terlalu khawatir sama dia," cibir Izzi.

"Dia itu adik kita, lo tega?" Sorot mata Angga menajam.

"Gak peduli."

...-oOo-...

Erga dan Molla duduk di kursi taman. Walaupun cukup ramai, Erga yakin pembicaraannya dengan Molla tidak akan diindahkan orang-orang. Toh, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Seperti yang kamu duga, aku yang selalu ngirim kamu surat itu." Molla menatap langit yang perlahan-lahan berubah menjadi warna jingga. "Aku berhenti dan gak lanjutin ngasih surat lagi."

"Kenapa?"

Molla menatap Erga sekilas. "Lagian gak semuanya harus aku kasih tahu lewat surat. Ada beberapa hal yang emang seharusnya dibicarakan secara langsung."

"Aku bingung mau mulai dari mana," kata Molla sembari menatap lalu lalang orang-orang di taman.

"Awal," ucap Erga.

Meski singkat, Molla cukup faham. Ia berdehem sebentar. "Sepertinya aku cuma jelasin soal pesan dari mama kamu aja, yah. Aku gak jelasin gimana bisa aku punya surat itu." Molla menatap Erga. "Apa aku harus ceritain juga kronologi kejadian gimana aku bisa kenal sama mama kamu?"

Erga mengangguk.

Molla diam sesaat. Meski ia dan Erga sudah melakukan pertemuan saat hari libur semester, rupanya sikap Erga tetaplah pendiam dan tak banyak bicara. Entah apa yang membuat Erga menutup diri serapat ini. Molla rasa ada hal yang tidak beres. Tapi, buat apa ia mencampuri kehidupan Erga? Toh, ia hanya sebagai perantara untuk menyampaikan pesan mama Erga.

"Aku gak terlalu inget. Dan lagi aku juga baru nemu surat itu pas pertengahan semester. Aku tanya ke mama siapa Lisa itu. Dan katanya dia mama kamu. Dulu kita tetangga. Tapi, karena pas SMP kelas 9, aku pindah, yah udah." Molla diam sebentar. "Ah, kalau masalah gimana aku bisa tahu kamu. Itu ... ada campur tangan mama juga, sih. Mamaku  bantuin buat nyari anaknya Tante Lisa."

Molla mengulum bibirnya sebentar. Menatap kedua kakinya yang menapak ke tanah. "Gitulah ceritanya." Molla menatap Erga. "Ada yang mau kamu tanyain lagi?"

"Tahu soal kondisi keluarga aku?" tanya Erga penasaran.

Molla menggeleng. "Gak terlalu, tapi yang pasti aku sempet denger ribut-ribut dari rumah kamu. Aku kira hal biasa ternyata enggak. Aku tahu perceraian papa dan mama kamu aja dari mama."

Erga mengangguk. Sepertinya dugaannya salah. Molla ternyata tidak sedekat itu dengan ibunya.

Molla beranjak. Menepuk pundak Erga dua kali. "Apapun yang terjadi ... kamu jangan pernah merasa sendiri, oke?" Molla tersenyum. "Karena aku yakin kamu itu kuat." Molla mengembuskan napas pelan. "Yah ... di dunia ini segala macam cobaan pasti silih berganti menghantam diri, tapi ... cobaan itu bukan semata-mata gak ada maknanya. Cobaan itu datang buat kita jadi belajar untuk memperkokoh pertahanan diri. Biar ketika ada masalah yang lebih besar mengguncang, kita gak gampang tumbang."

Erga berdiri. Memeluk Molla cukup erat. Sedangkan Molla cukup terkejut dengan perilaku Erga yang tiba-tiba ini. Namun, kemudian ia tersenyum maklum. Ia paham sepertinya ada masalah yang cukup berat di pundak laki-laki pendiam ini. Molla merasakan pundak Erga sedikit bergetar dan pelukannya semakin mengerat. Molla balas memeluk Erga. Mengusap-usap punggung laki-laki itu. Agar Erga sedikit lebih tenang.

"Makasih," kata Erga.

"Sama-sama."

Sementara itu Ameeza yang bersembunyi di balik pohon cukup shock melihat Erga memeluk Molla. Ia merasakan ada sesuatu di dalam hatinya yang hancur. Dadanya cukup sesak. Apakah Molla memang sepenting itu?

Ameeza mengepalkan tangannya. Namun, sesaat kemudian kepalannya mengendur.

Yah, lagian gue cuma sebatas temen dia. Cuma temen gak lebih. Dan lagi pula gue juga berniat menjauh kalau Erga udah sembuh dari penyakitnya.

Ameeza tersenyum hambar. Yah, seperti kata hatinya ... dia cuma teman yang berniat membantu. Tidak ada celah untuk Ameeza melibatkan perasaannya lebih jauh lagi.

...-ooo-...

1
Senja
Ceritanya lumayan baguss, konfliknya lumayan banyak ya, gak cuma menyoroti tentang cinta aja. Tapi tentang keambisan belajar, konflik sama saudaranya, sampai ada bahas tentang mental health juga. Semangatt terus buat author yaaa🫶🫶
Ana HR: Makasih kakk🥹🫶
total 1 replies
Senja
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Senja
Semangattt selaluu nulisnyaa💗💗
Senja
Nexttt kak
Senja
Happy end dong kakk plis🥹
Senja
Lagian Arian iseng bgtt sih
Senja
Ameeza peka banget si
Senja
Arian kelamaan ngomong keburu ketauan guru kannn😩😩
Senja
Diluar nurul bgt tebakannya😭😭
Senja
Cie Arian 🤭
Senja
Bikin sakitt hati bangett kata-katanya🥲💔
Senja
Bener bangettt
Senja
Arian iseng banget😭
zennatyas
kecewa banget ya jadi Ameeza ngadepin Erga? wkwk
zennatyas
loh, Bu?
zennatyas
demi apa kalo liat cowok pingsan, Za?😭
zennatyas
Wahh, dari awal aja udah seruu nihh 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!