Vernatha Aira Lexandra atau yang di panggil Natha, dia terlahir kembali.
Di kehidupan sebelumnya, Natha tidak pernah menyangka bahwa adik perempuannya mengambil suaminya dan mengambil semua yang Natha miliki.
Lalu, suami dan adik perempuannya itu yang selalu Natha percayai, mengkhianatinya. Mereka berhubungan di belakang Natha. Mereka juga bekerjasama untuk merebut warisan orang tua Natha sejak lama.
Natha merasa hidupnya selama 27 tahun di permainkan. Di detik-detik sebelum Natha mati, ia di tuntun mereka ke dalam sebuah jurang curam. Suaminya yang selalu Natha cintai dengan tulus, adiknya yang selalu Natha utamakan dalam segala hal, membunuh Natha dengan mendorongnya jatuh sehingga Natha mati di tempat dengan tubuh hancur.
Di sanalah hidup Natha berakhir dengan menyedihkan.
Natha bersumpah untuk membalas dendam.
Saat kelahirannya kembali, Natha mengubah semua takdirnya. Hal paling utama adalah Natha memilih suami pilihan pertamanya yang akan di jodohkan dengannya. Hanya saja dia mengalami cacat dan vegetatif. Pria itu tidak pernah bangun di kehidupan pertama Natha.
Namun suatu hari..
"Apakah kamu yang merawatku?"
Natha menoleh dan melotot kaget melihatnya bangun.
_______
Note;
• Konflik berputar-putar.
• Anti pelakor (Paling cuma pengganggu).
• Terdapat unsur dewasa 18+
• Bagi yang menderita uwuphobia, harap menjauh dari cerita ini!
• Harap Follow author sebelum membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8
Galen menatap ketiga anggota keluarga Lumian dengan ekspresi tertegun. Sekarang ia mengerti. Kecelakaan seseorang terpenting di keluarga Grissham, menjadi topik di seluruh kota. Selain karena menjadi cacat, dia tidak pernah bangun lagi sampai sekarang.
Banyak orang yang tidak tahu siapa menabraknya. Namun, keluarganya tahu. Termasuk dia sendiri.
Galen juga mendengar tentang pernikahan untuk pertanggungjawaban itu. Namun, kemarin ia tidak terlalu peduli. Sekarang dia sangat bodoh dan baru menyadari, ternyata putri mereka di tukarkan.
Galen menatap tajam dan dingin ketiga orang di depannya, "Kalian mengorbankan Natha."
Andre hanya menyeringai, "Kami tidak mengorbankannya. itu karena keinginannya sendiri."
"Dia tidak akan melakukan jika kalian tidak mengajukannya." Atensi Galen menatap tajam Nhita.
Galen sangat tahu bagaimana sifat Natha yang polos ketika di sekolah. Namun terkadang, Natha selalu melakukan sesuatu yang buruk hanya karena tangisan kembarannya. Dia selalu merasa kasihan. Oleh karena itu, Natha terbodohi.
Dan Galen tahu, siapa penyebabnya. Awalnya dia selalu heran dengan sikap Nhita yang tidak bersahabat sebagai saudara kembarnya sendiri. Sekarang dia mengerti, mereka bukan saudara kandung, namun hanya sepupu.
"Aku yakin, niat kalian tidak beda jauh dengan niatku. Kalian ingin mengambil hartanya, kan?"
Wajah keluarga Lumian berubah. Galen semakin menyeringai lebar, "Apakah kalian menyadari? Kalian membiarkan Natha pergi menikahi Tuan Muda Grissham. Lalu, bagaimana kalian akan mengambil hartanya? Semuanya masih ada di tangan pengacaranya sebelum dia berusia 18 tahun, kan?"
"Dia akan melupakan kalian dan mengurus lelaki cacat itu," tambahnya dengan tawa mengejek. Galen beranjak dan pergi.
Andre, Sonia dan Nitha terdiam linglung, sambil mengutuk kebodohan diri mereka sendiri.
Namun Andre kembali tersenyum setelah Galen pergi. Ia merangkul istri dan putrinya, "Lexandra masih di genggaman kita saat ini. Tenang saja, aku tidak akan membiarkan gadis itu mengambilnya."
***
Natha tidak tahu, pernikahan sepupunya bukanlah kebahagiaan, namun penyesalan.
Meskipun dia tahu pun, Natha tidak akan peduli. Karena itu bukan urusannya.
Yang menjadi urusannya sekarang adalah lelaki yang terbaring di hadapannya.
Dia menjadi terbiasa merawatnya, termasuk memandikannya. Walaupun awalnya ia yang malu sendiri, Natha akan menutup mata dengan wajah memerah.
Tidak ada yang membantunya. Karena tanggung jawab benar-benar sudah di serahkan kepadanya sepenuhnya.
Tiga hari ini, dia juga tidur di ranjang yang sama. Namun, memakai pembatas. Bukan karena apa-apa. Tapi, Natha takut ketika ia tidur, ia akan melakukan gerakan tidak sadar dalam tidur. Karena memang, ia tidak bisa diam.
Natha tidak mengalami mimpi buruk lagi dari malam pertama kali tidur di rumah ini. Apalagi dia merasa nyaman tidur seranjang dengan Abyan. Natha merasa aman dan lega.
Tiba-tiba sebuah pikiran terlintas. Natha melirik kalungnya yang masih tergantung di leher. Lalu, beralih pada kedua tangannya. Natha mengepalkannya dan.. berhasil.
Matanya berbinar senang.
Ia dengan cepat meraih gelas kosong. Lalu, air yang mengalir dan ia mengarahkannya pada gelas kosong hingga penuh.
Setelah selesai, Natha sedikit meminumnya.
Rasanya seperti pertama kali. Manis dan segar.
Dengan senyum masih mengembang, Natha melirik Abyan, "Apakah kamu mau mencobanya? Ini sangat Segar!" tanyanya antusias.
Natha memberikan minum kepada Abyan. Tentu saja lewat selang yang terdapat di dalam tubuhnya. Dia terus memberinya sedikit-sedikit.
Selama proses memberi minum, Natha mengamati lekuk wajahnya sedikit mendekat.
Alis seperti pedang terlihat tebal dan hitam, mata tertutup rapat, bulu mata tidak lentik ke atas tapi lurus ke bawah, namun terlihat lebih panjang.
Natha tidak tahu setajam apa jika kelopak matanya terbuka. Hidung mancung, bibir tipis pucat. Fitur wajahnya sangat indah membuat siapapun tidak bisa berpaling.
Natha tersadar. Ia tersipu sendiri dan menjauh.
Gelasnya sudah kosong. Natha memberinya minum semuanya. Efeknya sangat cepat, wajah pucatnya berangsur-angsur lebih baik dan segar.
Natha tersenyum cerah, "Aku akan memberimu air ini setiap hari agar badanmu tetap segar.."
"Kapan kamu bangun." Ekspresi Natha menjadi melankonis. Lalu tersenyum pahit, "Tapi, tidak apa jika kau tidak bangun juga. Aku tetap akan merawatmu. Semoga saja aku tidak berubah pikiran jika itu terjadi."
Natha melirik buku-buku tebal di rak kamar. Dia penasaran dan mengambil salah satunya.
Natha mengamati cover buku, yang ternyata tentang bisnis. Walaupun tidak mengerti, Natha mencoba membacanya. Tapi sebelum itu, dia melirik Abyan terlebih dahulu.
"Ah, maaf. Aku lupa meminta izinmu," katanya seraya terkekeh.
Natha mendekat dan duduk di samping ranjang. "Harus boleh, yah? Karena aku sudah mengambilnya."
Natha membuka halaman pertama buku itu. Lalu tersenyum cerah, "Aku akan membacakannya untukmu!"
Natha mulai membaca dengan volume yang hanya terdengar dua orang.
Dia membaca seperti menceritakan kisah dongeng sebelum tidur.
***
Pernikahan Nhita sampai ke telinga keluarga Grissham, sehingga membuat semua wajah orang di keluarga itu suram.
Begitu pula dengan Albert. Dia memandang dingin pada surat resmi penikahan di tangannya.
Keluarga Lumian sengaja memperlihatkannya, agar keluarga Grissham tidak menuntut atau menukar kembali Natha dan nitha.
"Kakek, bolehkah aku mengatakan sesuatu?"
Suara lembut Natha menyadarkan semua orang yang tengah berekspresi gelap sambil menatap kertas di tangan Albert.
Mereka menoleh pada gadis di belakang yang berdiri seraya menatap kertas itu.
"Kakek?" beo Briyan. Lalu menatap tajam Natha.
"Kenapa?" tanya Natha polos.
"Siapa yang mengizinkanmu memanggil itu?" cetusnya dingin
"Kakek yang mengizinkannya, Briyan. Diam. Jangan membuat masalah," tegas Albert tanpa mengalihkan pandangannya.
Briyan diam sambil menatap Natha dingin.
Albert mendongak ke arah Natha, "Apa yang ingin kamu katakan?"
"Galen atau suami Nitha yang sekarang merupakan anak tidak sah keluarga Dirgantara. Dan kakaknya--Bara, merupakan pewaris yang seharusnya. Dia selalu ingin merebutnya. Jadi, kakek bisa membantu menetapkan Bara sebagai pewaris, agar semua usaha Galen sia-sia."
"Darimana kau tahu?" Albert mengerti kenapa Natha mengatakan ini. Jadi, ia hanya penasaran dari mana Natha mengetahuinya.
Natha tersenyum santai, "Aku sudah di jodohkan dengannya dari kecil. Jadi, aku mengetahui semua tentangnya."
Bohong. Dia mengetahui di kehidupan sebelumnya.
Semua orang di sana tidak mengerti kenapa Natha membicarakan fakta mengejutkan Ini. Namun, Albert tersenyum, "Baiklah. Kamu ternyata tahu bagaimana mengalahkan musuh lewat belakang."
***
Keluarga Grissham saat-saat ini, memiliki pemikiran rumit tentang Natha. Walaupun dia menggantikan Nhita karena kesalahannya, Abyan tidak akan kembali seperti semula.
Apalagi pemikiran Briyan yang sempit dan kekanankan. Dia sangat tidak menyukai
Natha walaupun dia tahu kakaknya di rawat oleh Natha siang dan malam.
Saat awal Briyan tahu bahwa kakaknya di rawat sepenuhnya oleh Natha, dia marah, sangat marah. Namun Briyan tidak bisa melawan keputusan kakeknya.
Tapi Albert, lumayan puas dengan perawatan Natha terhadap Abyan.
Semua orang di rumah itu mengira Natha akan tertekan dan terbebani atas Abyan. Namun mereka salah menduga karena selama seminggu itu Natha terlihat lebih cerah dan semangat. Tidak terlihat lelah atau lesu.
Awalnya jika saja orang yang datang dan menikah dengan Abyan adalah Nhita, sekalipun dia meminta maaf dengan tulus mereka berniat akan membuatnya kesulitan dan menderita. Dan jika saja menyakiti Abyan mereka akan membuat Nhita sangat menyesali hidupnya. Namun, tidak pernah menyangka apa yang mereka bayangkan dan apa yang sudah mereka rencanakan hancur, karena saat ini oang yang menikah dengan Abyan adalah bukan pelakunya.
Walaupun Natha memang tidak bersalah tapi tetap saja dia merupakan keluarga orang yang membuat Abyan celaka.
Hanya Albert yang berfikir berbeda, karena dia sudah tahu kebenarannya.
Namun seminggu ini keluarga Grissham selalu mengawasi Natha yang merawat Abyan sangat tulus dan hati-hati. Mereka menjadi sedikit rileks dan hati mereka melunak terhadap Natha. Walaupun mereka sedikit aneh Natha selalu berbicara kepada Abyan seakan-akan pria itu sudah bangun. Natha juga selalu membacakan buku-buku bisnis seolah-olah membaca dongeng, terkadang mereka ingin tertawa. Mereka jauh lebih santai dan menerima keberadaan Natha di rumah mereka. Hanya Briyan yang selalu dingin.