"sugeng rawuh dhateng desa kembangan, sinten mlebet mboten saget medhal".
kalimat pertama yang ryuka dengar ketika memasuki desa kembangan yang penuh misteri.
Dapatkah ia memecahkan misteri asal usul desa kembangan yang penuh kutukan dan menggagalkan ritual kehidupan abadi nyai gandari?
Yuk baca bab-bab selanjutnya yang penuh teka-teki dan misteri ini dicerita kisah nyai gandari✨
_happy reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RoroAyu_Kimberly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENJADI TUMBAL SILUMAN MACAN PUTIH
Kedua laki-laki itu terus menyeret paksa tubuh karwati. meski karwati terus berteriak dan memberontak.
" diamm!! atau ku robek mulutmu itu! " bentak laki-laki berambut gondrong.
karwati yang memang sudah lelah berteriak da kehabisan tenaga sketika diam. hanya air mata yang masih mengalir deras membasahi pipi.
tubuh karwati kemudian di baringkan pada sebuah papan kayu dan di ikat melingkar di bagian perut dan tangannya. juga di bagian kaki.
Terdengar suara musik gamelan di iringi lantunan gending jawa. beberapa wanita menari mengelilinginya.
tak berapa lama, nyai gandari muncul dari balik tirai putih. Ia membawa keranjang rotan kecil yang berisi kelopak bunga tujuh rupa dan menabur naburkannya ke seluruh ruangan.
Musik berhenti dan para penari pun pergi.
Nyai gandari mendekat pada karwati yang terbaring di papan kayu.
ia menabur bunga tujuh rupa dan menyiramnya dengan air dari dalam kendi.
karwati ingin berteriak, tapi suaranya tak bisa keluar. Seketika tubuhnya terasa panas, ia terus menggerak-gerakkan tubuhnya karena tak dapat menahan sakitnya sekujur tubuh, terasa seperti di bakar dalam kobaran api.
Mulut nyai gandari tak henti-hentinya dengan ber komat kamit membaca mantra.
kemudian mengambil sebuah pisau dan menyayat leher karwati.
tubuh karwati bergetar hebat. darah mengalir deras ke dalam mangkuk yang sedari tadi sudah di persiapkan.
Nyai gandari menjilat bekasdarah di pisau yang ia genggam. kemudian pergi meninggalkan ruangan itu .
para Abdi menutup luka di leher karwati dan melepaskan ikatannya.
mereka lalu memandikan dengan air kembang. lalu menggantikannya dengan pakaian kebaya warna putih dan meriasnya. menata rambut dan memberi hiasan rambut dengan rangkain melati. juga menyemprotkan wewangian ke sekujur tubuh karwati.
karwati yang tak sadarkan diri di bawa ke sebuah kamar.
Sebuah ruangan yang cukup luas. di setiap sudut ruangan ada lilin dan kemenyan yang sudah di nyalakan. lantai dan ranjang bertabur bunga.
bau wangi semerbak dan bercampur dengan bau kemenyan.
Satu jam kemudian, karwati membuka mata. melihat sekeliling. ia kaget ketika mendapati dirinya sudah berada di ranjang yang indah berbalut kain sutra berwarna putih. serta tirai putih transparan mengelilingi ranjang
ia memegang lehernya yang terasa masih perih. Karwati sadar, dirinya sedang dalam bahaya. ia berniat untuk kabur dari tempat itu.
tapi sebelum ia turun dari atas ranjang. ia melihat bayangan seseorang di balik tirai putih itu.
seseorang menyebabkan tirai, nampaklah seorang pria tampan yang memakai mahkota emas melingkar di kepala.
pria itu sangat tampan. alis tebal, hidung mancung, mata runcing. rambutnya panjang sebahu , otot tangannya kekar.
Begitu pria yang gagah perkasa itu mendekat. karwati mundur sedikit demi sedikit.
jantungnya berdetak dengan kencang, keringat bercucuran.
pria itu mulai menyentuh wajahnya. Saat itu karwati baru menyadari ada ekor panjang di bawah pinggang pria itu.
karwati semakin ketakutan
"t-tolonh mohon lepaskan aku" karwati memohon.
sosok lekaki berekor itu mengendus leher karwati. kemudian mendorongnya hingga terjatuh ke lantai.
" ahhhhh!!! " karwati berteriak karena sakit.
" gandariiiii"
karwati semakin ketakutan ketika melihat lelaki itu mengeluarkan taring panjang dari mulutnya. Kuku-kukunya mulai memanjang dan matanya bersinar merah.
Kini tubuhnya berubah menjadi berbulu halus seperti macan berwarna putih dengan loreng hitam. telinga pun memanjang dan wajah tampannya berubah menjadi menyeramkan.
Pintu kamar di buka, nyai gandari muncul dari balik pintu.
" ampun gusti pangeran prakas bhayangkara.! ada apa kiranya gusti pangeran memanggil hamba? ".
" apa kau tidak tahu kesalahanmu?! ".prakas bayangkara membalikkan meja hingga mengagetkan seisi ruangan.
brakkkkk!!!
Nyai gandari tertunduk.
" kenapa kau bisa salah memberi tumbal! wanita itu sudah tidak prawan. "
"a-apa? ampuni hamba gusti.... hamba benar-benar tidak tahu. " nyai gandari bersujud di atas kaki prakasa bhayangkara.
" aku mengampuni mu! karena kau Abdi setiaku. tapi ingat! wajahmu akan kembali tua sampai purnama berikutnya!. "
"Tolong hamba gusti pangeran!hamba tidak mau berubah menjadi tua. " nyai gandari terus memohon.
Namun sayang, wakakak cantiknya kini sudah berubah keriput dan mempunyai kantung mata. Kulitnya mengendur. Rambutnya memutih.
Prakas Bhayangkara sketika menghilang dari hadapannya.
" kurang ajar!! " Nyai Gandari mengobrak-abrik barang-barang di ruangan itu.
ia pun baru sadar jika karwati sudah tidak ada di sana . ia melihat jendela yang terbuka, kemudian melongok keluar jendela.
"penjagaaa!! " teriaknya lantang.
beberapa orang datang menghadap.
" Cari wanita sialan itu! " perintahnya.
" dasar wanita tak berguna! sia-sia saja aku meminum darahnya! "
Sementara itu karwati berlari melewati lorong yang gelap . ia tahu tidak mudah untuk keluar dari tempat rumah terkutuk itu.
" kejar dia! "
Suata orang berlari makin mendekat di belakangnya. Karwati terus berlari sekuat tenaga. sampai di taman belakang. ia bersembunyi di dalam gentong.
" kemana perginya? "
" tidak mungkin dia lari secepat itu. pasti masih bersembunyi di sekitar sini!".
mereka mencari di sekitar taman.
Karwati tidak berani banyak bergerak. Ia takut persembunyiannya di ketahui oleh mereka.
Seorang di antaranya hendak membuka gentong tempat Karwati bersembunyi. namun aditama segera mencegahnya. .
" sebaiknya periksa dan cari ke sebelah sana! aku yakin dia tadi lari ke arah sana!. "ucap aditama.
" baiklah! kau jaga di sini, siapa tahu dia balik lagi ke sini. "
" hm" aditama mengangguk.
pria itu berjalan menuju ke arah utara.
" aku tahu kau ada di dalam. aku akan arahkan mereka ke utara. kau lari lah ke selatan. di sana ada pagar tidak terlalu tinggi. ku rasa kau bisa melewatinya.
Karwati mendengar suara lelaki di luar sana. kemudian ia mendengar langkah menjauh.
" apakah aku harus percaya padanya?".
Dengan sdikit keraguan di dalam benaknya. Karwati keluar dari gentong persembunyiannya dan berlari mengikuti arahan lelaki tadi.
Sampai ia menemukan pagar pembatas yang setinggi dadanya itu. ia lalu menggelinding kan sebuah batu dan ia gunakan untuk membantunya menaiki pagar.
langsung saja ia melompat dan berlari menjauh menuju arah hutan. Meski ia tak melihat jalan karena gelap. tapi cahaya bulan sedikit membantunya menerangi.
Karwati kelelahan dan bersandar di bawah pohon.
" apakah ini akhir hidupku? " seakan hampir pasrah. ia membaringkan tubuhnya yang lelah.
Karwati pun tertidur.
ketika bangun, ia mendapati dirinya sudah berada di dalam rumah. banyak orang yang mengerubungi dia, Karwati kebingungan.
Seperti baru saja terbangun dari sebuah mimpi , tapi tubuhnya terasa sakit dan lelah.
ia melihat simboknya yang masih belum berhenti menangisi dirinya.
" Karwati! kamu kenapa bisa begini, ndukk? .
simbok memeluk erat dan meng elus-elus rambut ikalnya.
" sudahkah mbok, sekarang Karwati sudah sadar. biarkan ia minum dulu. "ucap jimin sembari mengusap punggung simboknya.
Jimin memberikan segelas air pada Karwati. Karwati menerimanya dengan tangan gemetar.
prakkk!!!
gelas yang di pegangnya terjatuh.
" haaaaa... " Karwati berteriak histeris sambil menutup matanya.
"jangan dekati aku! lepas kan aku....! tolooongg!.... "
Orang-orang yang berada di sana merasa heran dengan sikap Karwati yang tiba-tiba berubah.
" pergi kau..! " teriak Karwati sambil terus menunjuk ke arah pintu.
" kenapa dia? "
"ada apa di sana? "
Orang-orang ramai saling bertanya.
" bapak-bapak, ibu-ibu sebaiknya kalian pulanglah terlebih dahulu, mungkin Karwati masih syok, dia butuh ketenangan. " ucap jimin.
orang-orang mulai keluar rumah satu per satu.
" nyai gandari jahat! Wanita tua siluman! jahat! jahanam! "
Karwati tidak ada henti-hentinya mengeluarkan kata-kata hujatan. sebentar sebentar menangis histeris. berteriak seperti melihat sesuatu yang tak dilihat orang lain. kadang tiba-tiba ia tertawa sendiri.
Di luar, masih ada beberapa orang yang mengintip sambil ber bisik-bisik.
" Karwati gila! "
" iya, mungkin dia ketempelan demit penunggu hutan. "
" bagaimana dia sampai ke dalam hutan ya, yu kasmi? ".
" mboh, aku yo ora ngerty tun, "
( entah aku juga tidak mengerti , tun)
___________________
Ryuka membuka mata. ia melonjak langsung duduk dan memegangi dadanya yang berdebar hebat.
Tubuhnya basah karena keringat. padahal hawa dingin masih menyelimuti malam yang sunyi.
ia merasakan kakinya gemetar dan tenggorokannya kering.
" aku haus sekali, jam berapa ini? "
Ryuka memberanikan diri pergi ke dapur .
Dengan cahaya remang-remang dari lampu minyak. ia berusaha melawan rasa takutnya hingga ia sampai di dapur.
Buru-buru ia mengambil kendi yang terbuat dari tanah liat. menuangkan air dalam kendi itu pada sebuah cangkir.
ia bergegas meminumnya, dan ingin secepatnya kembali ke kamar.
namun ia merasakan sekelebat bayangan melintas di belakangnya.
Ryuka mencoba untuk tidak pedulipeduli dan melangkahkan kakinya meski terasa berat.
Wusshh...
Hembusan angin seperti menerpa punggungnya.
prangg!!!
Terdengad suara benda terjatuh. sontak Ryuka menoleh.
" apa lagi itu? "
Ryuka kembali berbalik arah. Dan tepat di hadapannya , sosok karwati dengan lehernya yang hampir putus berdiri tegap.
wajahnya yang berlumuran darah dengan sedikit tertutup rambutnya yang terurai berantakan.
" Aaaaa......! "Ryuka berteriak sekerasnya.
" ada apa? " Egi yang kaget dengan teriakan Ryuka berlari menghampiri meski masih dalam keadaan mengantuk.
Ryuka tidak langsung menjawab.
" woyy... ngagetin orang tidur aja " Egi mengacak-acak rambut Ryuka.
Egi berjalan kembali ke kamarnya. Ryuka membuntuti nya dari belakang.
__________________-
Pukul 08:00
Ryuka pergi ke sungai belakang rumah untuk mencuci baju. nampak Nha sudah banyak orang di sana.
Ada yang mencuci baju dan ada yang sekalian mandi.
Ryuka segera mencelupkan keranjang rotan berisi baju itu ke dalam air, lalu menggosokkan di batu besar.
" eh yu, dengar dengar arwah si karwati edan itu bergentayangan ya? "
Ryuka mendengar perbincangan ibu-ibu yang sedang mencuci baju di sebelahnya itu,
" iya, yu usah! kang Markim yang crita tadi pagi. katanya, dia di datanngi arwah karwati. Hi serem. "
" masih hidup sudah bergentayangan mengganggu warga. Sudah mati pun masih gentayangan saja. "
" iya, betul iyu! yu tumilah bilang kalau semalam Karwati juga datang ke rumahnya" sahut yang lain.
" eh Ryuka, kamu kan yang pertama menemukan mayat KarwatiKarwati? "
Ryuka menoleh.
" i- iya, mbok! "
" kamu di hantui juga tidak? "
" t- tidak mbok, mana ada orang yang sudsh meninggal nenghantui" jawab Ryuka
" lha kok ora percoyo! lha wong ora gur siji tok sing ngomong kok! "
( lah kok tidak percaya! lah yang bilang tidak satu orang saja kok!)
Ryuka tidak menjawab lagi, dan melanjutkan mencuci tanpa menghiraukan pembicaraan orang-orang itu lagi.
terpaksa deh...nikah sm org jahat