Ibrahim anak ketiga dari pasang Rendi dan Erisa memilih kabur dari rumah ketika keluarga besar memaksanya mengambil kuliah jurusan DOKTER yang bukan di bidangnya, karena sang kakek sudah sakit-sakitan Ibrahim di paksa untuk menjadi direktur serta dokter kompeten di rumah sakit milik sang kakek.
Karena hanya membawa uang tak begitu banyak, Ibrahim berusaha mencari cara agar uang yang ada di tangannya tak langsung habis melainkan bisa bertambah banyak. Hingga akhirnya Ibrahim memutuskan memilih satu kavling tanah yang subur untuk di tanami sayur dan buah-buahan, karena kebetulan di daerah tempat Ibrahim melarikan diri mayoritas berkebun.
Sampai akhirnya Ibrahim bertemu tambatan hatinya di sana dan menikah tanpa di dampingi keluarga besarnya, karena Ibrahim ingin sukses dengan kaki sendiri tanpa nama keluarga besarnya. Namun ternyata hidup Ibrahim terus dapat bual-bualan dari keluarga istrinya, syukurnya istrinya selalu pasang badan jika Ibrahim di hina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Aku ke kebun dulu ya, Mbak" pamit Arham
Arumi kembali mengangguk lalu fokus ke tanamannya yang sedang di siramnya, Arumi tentu tak mungkin pergi sendirian ke rumah ibunya karena suaminya tak akan mengizinkannya dan memang lebih baik Arumi pergi bersama Arham.
Sesuai rencana mereka tadi pagi, siangnya Arumi dan Arham pergi ke rumah ibu mereka. Tidak lupa Arumi membawakan makanan kesukaan ibunya, Ibrahim juga menitipkan uang pada istrinya untuk di berikan pada ibu mertuanya.
Sekitar 50 meter lagi untuk sampai di rumah ibu mereka, tiba-tiba motor Arham mati. Arumi dan Arham segera turun kemudian Arham mengecek motornya, ternyata kehabisan bensin akibat Arham lupa mengisi pagi tadi saking buru-buru.
"Mbak, bensinnya habis. Aku beli di sana dulu ya, Mbak gak apa-apa kan jalan ke rumah ibu?"
"Kamu lupa isi bensin? Ya udah gak apa-apa kok lagian udah deket juga"
"Hehe..... Iya aku lupa isi bensin, Mbak. Karena tadi pagi buru-buru perginya" jawab Arham menggaruk kepalanya sembari tersenyum
"Ya sudah sana isi, Mbak mau jalan sekarang"
Arham mengangguk lalu mendorong motornya ke warung yang menjual bensin eceran, karena hanya itu yang letaknya tidak jauh. Sementara Arumi dengan santai berjalan menuju rumah ibunya, di halaman rumah ibunya Arumi melihat ada mobil milik Laras terparkir di sana.
Arumi juga melihat pintu utama rumah ibunya sedikit terbuka, dengan langkah tenang Arumi berjalan perlahan ke arah pintu. Belum sempat Arumi mengucap salam, Arumi justru mendengar perkataan yang sangat menyakitkan.
"Bu, kapan ibu akan memberi tahu Arumi jika dia bukan anak kandung ibu. Biar dia itu sedikit tahu diri, Laras kesal melihat statusnya tadi"
"Belum saatnya, karena ibu belum mendapatkan harta Bapaknya Arumi. Ibu sangat yakin jika Bapak mewariskan harta lebih banyak pada Arumi dari pada kita, kamu tahu kan kalau sebagian harta ini milik almarhumah ibunya Arumi"
"Arham kan juga anak kandung Bapak, masak cuma di kasih rumah dan tanah ini aja. Bapak kok kayak gak adil gitu?"
Laras mengetahui tentang Bapaknya Arumi karena memang sudah menikah dengan Arka jauh sebelum Bapaknya Arumi meninggal dunia, pernikahan Laras dan Arka sudah berjalan lima tahun sementara Bapaknya Arumi meninggal tiga tahun yang lalu.
Arumi yang mendengar perkataan ibunya dan Laras hanya bisa menutup mulutnya, kini akhirnya Arumi tahu mengapa selama ini ibunya tidak sayang padanya bahkan lebih sering pilih kasih. Ternyata Arumi bukan anak kandung ibunya, tapi siapa ibu kandungnya.
"Sudahlah kamu sabar dulu, ibu ini lagi pusing mikir bagaimana cara untuk menebus sertifikat rumah ini dan cuma Arumi yang bisa membantu kita. Jadi sekarang kamu baik-baikin dulu si Arumi, biar dia mau menyerahkan warisan dari Bapak dan kamu sama Arka tentu akan dapat bagian"
Arumi mengepalkan tangannya sembari menatap ibu tirinya dengan penuh kebencian, Arumi bersumpah tak akan membiarkan siapa pun yang mau menguasai harta peninggalan ibu kandungnya. Laras dan ibu tirinya Arumi tak sadar akan keberadaan Arumi, karena terlalu asyik berbincang.
Setelah itu Arumi memilih untuk pulang, Arumi tidak jadi menjenguk ibunya. Arumi akan menceritakan tentang apa yang di dengarnya barusan pada suaminya, Arumi juga akan menyelidiki siapa ibu kandungnya. Arumi memilih pulang naik ojek online, Arumi juga mengirim pesan pada Arham.
Jika Arumi tidak jadi ke rumah ibu mereka, dengan alasan Arumi mengatakan tiba-tiba saja perutnya sakit. Arham yang mendapat pesan dari Arumi justru merasa bersalah, seharusnya sebelum berangkat tadi Arham mengecek dulu kondisi motornya. Arham juga tidak jadi pulang ke rumah, lalu memilih kembali ke kebun.
Setelah pulang dari rumah ibu tirinya, Arumi jadi lebih banyak diam. Arumi masih mencerna kata-kata ibu tirinya dengan Laras tadi, Arumi kembali memutar video yang sempat di ambilnya entah mengapa Arumi kepikiran untuk merekamnya.
Arumi belum bercerita pada suaminya karena masih menimbang-nimbang, Arumi berusaha mengingat masa kecilnya dulu. Yang teringat saat ini justru kenangan Arumi kecil yang tinggal bersama neneknya, kenangan itu perlahan berputar di pikiran Arumi.
Arumi kecil di asuh oleh neneknya ibu kandung Bapaknya, neneknya Arumi sangat menyayangi Arumi kecil. Alasan mengapa dulu Arumi di asuh oleh neneknya, karena ibunya sedang mengandung Arham. Selama hamil ibunya cukup kesulitan, bahkan pernah di rawat karena terlalu lemah.
Hingga akhirnya Ibu Ani meminta Pak Burhan untuk memberikan Arumi pada Ibu mertuanya saja, yang tak lain ibu kandungnya Pak Burhan. Pak Burhan menikah dengan Ibu Ani, saat umur Arumi menginjak usia dua tahun dan tak lama kemudian langsung hamil Arham.
Arumi di asuh oleh neneknya sampai Arumi lulusan SMA, Arumi yang sangat nyaman tinggal bersama neneknya jadi sangat jarang di rumah ibu tirinya. Itu sebabnya Arumi selama ini tidak tahu kalau ibu tirinya orang yang picik, karena neneknya meninggal baru Arumi mau tinggal di rumah ibu tirinya.
Arumi tahu sifat ibunya semenjak tinggal bersama ibu tirinya, Arumi di jadikan pembantu gratis di sana. Semua pekerjaan rumah harus Arumi yang mengerjakan, termasuk mencuci baju orang satu rumah dan memasak makanan untuk semua orang.
Hanya Arham yang baik dengan Arumi dan sering membantu Arumi mengerjakan pekerjaan rumah, karena tak sanggup lagi berada di rumah ibu tirinya Arumi memilih merantau ke kota untuk kuliah sembari bekerja itu pun Arumi pergi tanpa sepengetahuan semua orang.
Arumi baru kembali ke rumah ibu tirinya saat di beri kabar bahwa bapaknya telah meninggal, seminggu bapaknya meninggal pengacara keluarga mereka memberikan surat wasiat bahwa harta warisan paling banyak di berikan pada Arumi dengan dalih untuk menebus masa kecil yang tidak tinggal bersama kedua orang tuanya.
Tanpa sadar air mata Arumi mengalir setelah mengingat semua kenangan masa kecilnya yang tinggal bersama neneknya, tapi Arumi juga kesal mengapa neneknya tak memberi tahu jika Ibu Ani adalah ibu tirinya dan tak memberi tahu tentang siapa ibu kandungnya.
"Aku harus mencari tahu kenapa nenek menutupi ini semua dariku? Tapi aku harus mulai dari mana, tidak ada yang ku kenal apalagi tentang keluarga Bapak. Apa aku tanya dengan pengacara keluarga ya, mungkin dia sedikit tahu?" gumam Arumi
"Assalamualaikum, sayang"
Arumi tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara suaminya yang mengucap salam, Arumi segera beranjak dari tempat tidur lalu menuju ke ruang depan dan di sana sudah terlihat suaminya berdiri di ambang pintu sembari tersenyum manis padanya.
"Walaikumsalam Mas" jawab Arumi sembari menghampiri suaminya lalu mencium punggung tangan suaminya dengan takzim
happy ending juga....
cerita yg bagus