NovelToon NovelToon
Sinar Rembulan

Sinar Rembulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:245.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa icha

"Neng, mau ya nikah sama anaknya Pak Atmadja.? Bapak sudah terlanjur janji mau jodohkan kamu sama Erik."

Tatapan memelas Pak Abdul tak mampu membuat Bulan menolak, gadis 25 tahun itu tak tega melihat gurat penuh harap dari wajah pria baruh baya yang mulai keriput.

Bulan mengangguk lemah, dia terpaksa.

Jaman sudah modern, tapi masih saja ada orang tua yang berfikiran menjodohkan anak mereka.
Yang berpacaran lama saja bisa cerai di tengah jalan, apa lagi dengan Bulan dan Erik yang tak saling kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Erik berdiri di balkon kamarnya. Dia sempat mengutak-atik ponselnya sebelum mengarahkan pada telinganya. Dengan tatapan tajam dan rahang mengeras, sorot matanya penuh kemarahan.

"Aku peringatkan, jangan coba-coba menyentuh Bulan! Sedikit saja kamu menyakitinya, aku tidak akan melepaskan kamu Celine!! Saat ini anggap saja aku sedang bermurah hati, tapi lain kali jangan harap kamu bisa lolos dariku!" Ancam Erik penuh penekanan. Membuat suara Celine bergetar di seberang sana.

"E-Erik kamu serius mengancam ku?" Celine mungkin menahan tangis diseberang sana, tapi apa Erik peduli? Jawabannya tentu saja tidak. Perbuatan Celine sangat membahayakan, bahkan bisa mengancam nyawa.

Hanya sebuah ancaman, itu tidak sebanding dengan apa yang sudah Celine perbuat. Namun banyak hal yang menjadi pertimbangan Erik, kenapa dia tidak langsung bertindak atau mengirim Celine ke jeruji besi. Salah satu alasannya karna Celine pernah menjadi bagaian dalam hidupnya. Bahkan Erik berproses dan bisa berada di titik ini karna ada Celine di sampingnya.

Sedikit banyak, Celine berpengaruh pada karier dan kebahagiaannya selama 4 tahun terakhir. Erik tidak setega itu untuk melaporkan Celine. Lagipula korbannya bukan Bulan. Erik bisa memaafkan Celine meski tangannya terluka dan mendapat beberapa jahitan di sana. Anggap saja sebagai hukuman karna dia sudah ingkar janji pada Celine. Alih-alih menceraikan Bulan, malah Celine yang dia tinggalkan.

Erik bisa memahami sehancur apa perasaan Celine, terlepas dia sudah dikhianati oleh Celine. Tapi Celine melakukan semua itu pasti karna ada alasannya. Erik menyadari dia tidak pernah menyenangkan hati Celine ketika Celine berharap melakukan sesuatu yang lebih. Jadi Celine mencari pelampiasan pada orang lain.

"Celine yang aku kenal bukan orang yang jahat. Jika aku tidak memberi ancaman, apa jaminannya kamu tidak akan menyentuh Bulan?!" Tegasnya.

"Masa depan kamu masih panjang, Celine. Perbuatan dan keputusan ku pasti melukai perasaan kamu. Apapun itu, aku tulus meminta maaf pada mu. Bagaimana pun kita pernah saling membahagiakan. Mari berpisah baik-baik." Tutur Erik. Suaranya begitu lembut, selembut perlakuannya pada Celine kala itu. Erik tau bagaimana cara melembutkan kerasnya hati Celine.

Suara isak tangis terdengar di seberang sana. Bukan tangisan biasa, Celine sampai histeris dan meraung. Lukanya sebesar itu. Kehilangan Erik tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

"Bagaimana bisa kamu menggantikan posisi ku secepat ini?" Tanya Celine tercekat. Dia terdengar putus asa. Celine pikir pernikahan Erik tidak akan bertahan lama, mengingat Erik begitu mencintainya. Tapi hanya dalam waktu 4 bulan, Erik lebih memilih Bulan dan meninggalkannya.

Erik menarik nafas dalam. Dia ikut sesak mendengar Celine begitu putus asa. Dunianya mungkin seakan runtuh. Sama halnya Erik yang sempat menentang kedua orang tuanya, Celine pun seperti itu. Jika bukan karna cinta, lalu apa lagi?

Keluarga Celine bahkan lebih kaya dari Erik. Jelas bukan harta yang membuat Celine bersikeras mempertahankan hubungan mereka. Padahal di luar sana banyak yang menginginkan Celine.

Sebenarnya kedua orang tua Celine tidak memandang status sosial, dia hanya menginginkan menantu yang seiman untuk putrinya. Dan itu bukan Erik. karna keduanya sama-sama tidak bisa meninggalkan keyakinan masing-masing.

"Celine, cepat atau lambat perpisahan itu akan terjadi. Aku tau sekeras apapun aku berusaha mempertahankan kamu, pada akhirnya kita akan tetap asing. Kamu tau sendiri alasannya. Tolong kali ini saja cobalah mengerti. Apapun yang sudah kamu lakukan, sungguh aku tidak akan membencimu. Hiduplah bahagia tanpa aku." Lirihnya tercekat. Erik segera mengakhiri sambungan telfonnya dan memblokir nomor Celine.

Tidak tega sebenarnya meninggalkan Celine, tapi keputusannya sudah bulat. Dia tidak ingin menjalani kehidupan yang sia-sia tanpa sebuah tujuan, sedangkan semakin hari usianya semakin bertambah. Disaat teman-temannya sudah memiliki anak, dia masih sibuk memperjuangkan sesuatu yang tidak pasti.

...******...

Erik turun dari kamarnya saat jam makan siang. Di ruang makan hanya ada Bik Asih yang sedang menata piring di atas meja.

"Silakan Pak Erik, makan siangnya sudah siap. Saya ijin ke belakang dulu." Ujar Bik Asih.

"Tolong panggilkan Bulan dulu untuk makan siang Bik." Titah Erik seraya menarik salah satu kursi dan duduk di sana.

"Em,,itu Pak, Neng Bulan minta supaya tidak di bangunkan dulu, katanya mau makan nanti sore saja." Tuturnya.

Erik menghela nafas pelan. "Ya sudah, Bibi boleh ke belakang."

"Baik Pak Erik."

Begitu Bik Asih pergi, bukannya memulai makan siangnya, Erik malah naik lagi ke lantai 2 dan mengetuk pintu kamar Bulan berkali-kali.

"Bulan, bangun!" Serunya sedikit berteriak. "Jangan lewatkan makan siang. Kamu bisa istirahat lagi nanti."

Suara Erik dan gedoran pintu benar-benar keras hingga berhasil mengusik tidur nyenyak Bulan.

Sedikit kesal, Bulan turun dari ranjang sembari menghentak-hentakan kaki seperti anak kecil yang sedang kesal.

"Sayang bang,,un,,," Suara Erik menggantung di udara bersamaan pintu kamar yang dibuka oleh Bulan.

"Iish!! Sayang,, sayang! Jangan panggil aku sayang, kita tidak sedekat itu." Bulan mencebikkan bibir. Dia bukan wanita yang mudah luluh hanya karna Erik sering memanggilnya sayang dengan suara lembut. Bukannya luluh, Bulan justru kesal mendengarnya.

"Yakin tidak sedekat itu?" Tanya Erik. Tatapan dan ekspresi wajahnya yang mendadak berubah aneh, membuat Bulan langsung waspada.

"Kalau begini bagaimana?" Demi apa, Bulan hampir berteriak karna Erik tiba-tiba mengikis jarak di antara mereka hingga wajah mereka berjarak beberapa senti saja.

"Mas, mundur!" Pekik Bulan memperingatkan.

"Begini sudah dekat belum?" Bukannya mundur, Erik malah merapatkan tubuhnya dengan kedua tangan melingkar di belakang pinggang Bulan. Dia mengunci tubuh Bulan hingga tidak bisa bergerak.

"Mau aku injak kakinya atau lepas?!" Ancam Bulan tidak main-main.

"Injak saja, aku tidak keberatan. Lagipula sakitnya diinjak tidak ada apa-apa dengan luka tu suk di lengan." Erik menjawab dengan entengnya. Siapa sangka jawaban Erik membuat darah Bulan semakin mendidih. Dia berfikir sejenak sampai ide nakal itu muncul di kepalanya.

"Baiklah kalau injak kaki tidak membuat Mas Erik jera. Aku bisa menendang burung dan menginjaknya." Ujar Bulan. Dia memelankan suaranya ketika menyebut burung. Tentu saja karna dia malu. Tapi tetap di lakukan karna yakin ancaman itu akan membuat Erik takut.

"Astaghfirullah Bulan, kamu bisa bicara mesum seperti ini siapa yang ngajarin?" Tanya Erik sok tenang, padahal dia dalam hati sudah ketakutan karna sejak awal apapun yang diucapkan Bulan tidak pernah main-main.

Bulan membulatkan matanya. Enak saja dibilang mesum hanya karna bilang akan menginjak burung. "Ini bukan mesum, tapi cara meloloskan diri dari orang MESUM!" Serunya menekankan kata mesum.

Erik mendorong mundur hingga posisi mereka sudah ada di dalam kamar. Dengan satu kaki, dia mendorong pintu kamar sampai tertutup rapat dan menimbulkan bunyi.

Bulan ketar-ketir dibuatnya. "Kamu mau tau tidak, orang MESUM itu seperti apa?" Lirih Erik berbisik.

"Mas! Aku tidak bercanda ya, jangan salahkan aku kalau aku benar-benar menendangnya!" Seru Bulan.

"Bulan, hanya itu satu-satunya aset kita untuk mencetak keturunan. Memangnya kamu mau tidak punya keturunan?" Tanya Erik dengan pura-pura memasang wajah memelas.

Seketika Bulan mengurungkan niatnya. Bukan karna kasihan melihat wajah Erik yang menyedihkan, dia benar-benar takut tidak memiliki keturunan. karna kemungkinan, dia akan mempertahankan rumah tangganya dengan Erik. Tapi tidak akan semudah yang Erik bayangkan. Dia ingin membuat Erik berjuang lebih dulu.

1
Wiwie
erik apa" mnta upah 🤣🤣
ktagihan y 😄
*Septi*
modus uyyy ujung-ujungnya kan 🤣
Wiwik Emy
lanjut thor
ichcha
lanjut kak
Jovin Huang
modus byk bgt setelah dpt semua ya Erik bisa minta ini itu
Yuliana Tunru
ini indah x pengatin baru yg kemarin msh perkenalan..smoga segera hamill yaa bulan
Eka ELissa
modus Erik brhasil bulan kmu di ajk trbang ke lngit ke tuju pagi/Facepalm/
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
emak ternoda dah tau part ini lagi bikin anak.... hawa mendung angin semilir waduh bojo mana bojo.....
Kotin Rahman
oalaaahhh rik wong mau cerita wae kok yo pke syarat......Bulan mna mau nyium duluan yg ada maluu apa lgi dr awal klian tdk ada pndekatan.....sklinya satu rmh mlah trabaikn......mnding kmu mulai dluan aja nyosor bulan 😄😄😄😄
Euis Maryam
lanjuut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh pengantin lama rasa baru. 😂😂😂
Sugiharti Rusli
oh ternyata Erik pernah kuliah di luar negeri yah,,,
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
Erik mau upah di bayar duluan ya ... tetapi ya itu kegiatan suami isteri.. atas bawah bawah atas /Facepalm//Facepalm/
yuning
ambil paksa 😚
Aretha Parahita
gini kan enak bacanya nggk ada pelakor d pembinor jadi menikmati ceritanya
Opi Sofiyanti
bulan tuh jinak2 merpati.... 😂😂😂😂
Iin Yuliana
𝗍ᥙ kᥲᥒᥒᥒ ᥱrіᥴ 𝗍ᥙmᥲᥒ 🤣🤣🤣 ᥲᥣᥱsᥲᥒ mᥲᥙ ᥣіᥲ𝗍 𝗍rs mᥲᥙ ᥒg᥆ᑲᥲ𝗍іᥒ 𝗍⍴ ძі gᥲrᥲ⍴ ძᥣᥙ 😂😂m᥆ძᥙs, ᑲіsᥲ kᥙ ᑲᥲᥡᥲᥒgkᥲᥒ mᥲᥣᥙᥒᥡᥲ ᑲᥙᥣᥲᥒ 𝗍⍴ ᥲ⍴ᥲᥣᥲһ ძᥲᥡᥲ kі𝗍ᥲ ⍴ᥱrᥱm⍴ᥙᥲᥒ mᥲᥒᥲ ᑲᥱrძᥲᥡᥲ sᥲmᥲ ᥣᥱᥣᥲkі ᥲ⍴ᥲᥣgі mᥱrᥱkᥲ sᥱძᥲᥒg ᑲᥱrһᥲsrᥲ𝗍 ⍴s𝗍і kᥲᥣᥲһ 𝗍ᥱᥣᥲk... 𝗍ᥱᥒᥲgᥲ mᥱrᥱkᥲ ᥣgsg ᑲᥱrkᥲᥣі ᥣі⍴ᥲ𝗍 🤭🤭

gᥲ⍴ᥲ⍴ᥲ ᥣᥲᥒ mᥲkіᥒ һᥲrі mᥲkіᥒ ᥱᥒᥲk k᥆kk 😁🤭 ძ᥆ᥲkᥙ sᥱm᥆gᥲ kᥲᥣіᥲᥒ ᥴᥱ⍴ᥲ𝗍 ძі kᥲsіһ m᥆m᥆ᥒgᥲᥒ ᥡᥲ.. ᥲᥲmііᥒ
enur .⚘🍀
begitulah jika pria syudah merasakan nikmat ny menyatu ,, kegiatan itu tidak cukup satu x di lakukan ,rasa ny pen lagi dan lagi untuk nambah ronde 🤣
As Lamiah
semoga semakin membaik dan ada kabar baik untuk kedua ortu Erik dan bulan
Ayna Adam
Semoga Bulan lekas hamil anak kembar ya😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!