Salahkah jika aku penasaran dengan yang namanya cinta dan kasih sayang? Salahkah jika aku sangat haus akan dua rasa itu? Sebenarnya, apa itu kasih sayang? Apa itu cinta?
Disinilah aku, tinggal sebagai seorang keponakan, sepupu, serta orang asing dalam keluarga paman yang sangat membenci kehadiranku. Berbagai cacian, siksaan, serta hinaan, semuanya aku terima. Sampai dimana... dia datang. Tiba-tiba saja, tangannya terulur, membawaku entah kemana dengan kata-katanya yang begitu hangat namun menakutkan.
"Jika kamu sangat ingin merasakan cinta dan kasih sayang, mari kita buat bersama. Mulai sekarang, sampai selamanya... akulah tempatmu untuk pulang."- Adam.
"Jika Anda benar-benar rumah saya, izinkan saya untuk selalu pulang dalam dekapan Anda. Saya mohon, jadilah rumah untuk tempat saya pulang, Tuan Adam."- Ayna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wawawiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Mengungsi
***
"Kabur? Bagaimana bisa?!"
"Kami sudah melacak CCTV yang ada di sekitar lapas. Tapi semuanya tidak bisa diakses. Semua CCTV nya hancur!"
Ahmad mengatakan jika CCTV yang ada tidak bisa diakses hingga tidak bisa mengetahui siapa yang sudah membawa kabur Alea.
Chairul dan Adam langsung memijat kepala. Pusing dengan apa yang sudah terjadi.
"Ahmad. Apa ngga ada bukti lain yang bisa menjadi petunjuk siapa yang sudah membawa Alea kabur?" tanya Adam dingin.
"Oh, ini Tuan! Baru saja rekan saya mengirim CCTV tersembunyi. Eh, mobil ini kan..."
Ahmad menunjukkan rekaman itu kepada mereka bertiga. Benar, dua orang itu memasuki mobil hitam dengan plat yang sangat jelas. Dan dapat terlihat pula Alea memasuki mobil itu bersama seorang pria misterius.
"Benar ini Alea! Tapi dengan siapa itu?" tanya Tiana penasaran.
"Ahmad. Apa kamu tahu mobil ini? sepertinya kamu mengenalinya." tanya Chairul.
"Sebentar... Saya seperti pernah melihat mobil dengan plat ini. Eh wait. Ini kan..."
Ahmad dengan cepat men-scroll tabletnya dan ia akhirnya mendapatkannya.
"Ya, saya tahu ini Tuan! Mobil ini sama dengan mobil yang ada di wilayah hutan. Dan hutan itu letaknya di jarak 2 km dari rumah Tuan Adam. Tidak ada singgahan apapun disana, tapi jika lebih ditinjau lebih dalam lagi, di hutan itu ada sebuah rumah tua. Disanalah mobil itu berada, dan sama persis dengan mobil ini. Plat, bentuk, dan warnanya sama."
"Oh iya. Saya tahu ini karena saya sedang memancing bersama kawan saya. Kami berdua tahu dan menganggap mungkin sudah ditinggalkan oleh pemiliknya." jelas Ahmad.
"2 km... Dan jaraknya itu bagiku cukup dekat untuk sampai di rumah..." lirih Adam.
Ia dengan cepat menyadari sesuatu. Terlambat sedikit, maka nyawa Ayna serta jabang bayinya tidak akan selamat.
'Untung Ayna minta menginap disini. Naluri dan firasatnya kuat sekali...'
"Tapi, di wilayah rumah kalian berdua ini sangat aman menurut nenek. Apalagi penjagaan anak buahmu juga sangat ketat. Lagian, sekretarismu, Aris dan juga beberapa petinggi ada tinggal disana." ucap Tiana bingung.
"Ya. Memang akan aman. Tapi tujuan yang sebenarnya adalah Ayna. Atau-..."
"Atau bisa juga kita berempat." Adam memotong pembicaraan Chairul dengan cepat.
"Dengan jarak 2 km ini, menurutku cukup dekat. Kemungkinannya, Alea dan pria itu ada tinggal di rumah tua itu. Atau bisa jadi di tempat lain. Mereka mungkin bisa dimana saja asalkan dekat dengan posisiku dan Ayna. Dengan pergerakannya yang sulit dibaca, bisa juga mereka menyelinap masuk ke dalam wilayah rumahku dan melakukan aksinya." jelas Adam menduga pelaku misterius itu.
"Itu artinya... Memang benar tujuan mereka berdua itu adalah kalian dulu. Haisshh, untung kamu bergerak cepat untuk kesini. Ya sudahlah, sementara kalian berdua tinggal disini sampai Ayna melahirkan. Ahmad, segera katakan ini kepada Aris dan petinggi lainnya untuk segera keluar dari wilayah itu. Kosongkan semuanya sampai sore ini. Tinggallah sementara di apartemen Emanuella. Lalu, untuk pada anak buah tetap berjaga disana." titah Chairul.
"Siap! Eh tapi... Anjing-anjing saya juga diangkut kan? Jangan bilang ngga diangkut..." Ahmad teringat dengan anjing-anjing Husky perliharaannya. Ia takut anjing-anjing kesayangannya akan jadi korban.
"Ya angkut juga lah! PC Game mu juga angkut sekalian kalau kamu niat. Ingat, waktunya terbatas! Cepat!"
"Oyeee, siap!"
Setelah Ahmad keluar dari mansion untuk mengerjakan tugasnya, Chairul juga menitahkan cucunya untuk memperketat penjagaan di mansion.
"Perketat juga keamanan mansion ini, Adam. Sampai semuanya ini benar-benar selesai. Kakek ngga mau ada sesuatu yang buruk terjadi baik di perusahaan maupun keluarga Wicaksono."
"Iya kakek."
***
Di dalam kamar dimana Ayna masih tertidur nyenyak... Adam dengan setia menemani istrinya itu di sisinya. Ia menyangga kepalanya sendiri, tangannya terulur mengelus pipi Ayna yang lembut dirasa.
"Nalurimu sangat kuat ya sayang. Bahkan hanya dari mimpimu saja dirasa akan terjadi sesuatu yang buruk. Ternyata itu benar, Alea kabur dari penjara dan keberadaannya diduga ada di rumah kita. Merepotkan sekali ya. Padahal aku sangat ingin hidup tenang dan nyaman bersamamu dan anak kita."
tangannya kemudian menurun, menuju ke perut Ayana yang masih rata. Senyuman hangat terukir di wajahnya.
"Kamu tahu kan nak? Bundamu ini selain kuat, dia juga sangat waspada. Kalau kamu lahir, kamu akan takjub dengannya itu."
tiba-tiba saja, tubuh Ayna menggeliat. Tanda ia akan bangun segera. Kedua matanya ia kucek dan yang pertama ia lihat adalah... Suaminya.
"Hmm? Mas Adam?"
"Iya. Ini aku. Tidurlah kalau kamu masih ngantuk."
Ayna yang mendengar ucapan suaminya untuk tidur kembali, menolak. Ia malah bergelayut manja di leher Adam dan menghirup dalam-dalam dada bidang suaminya itu.
'Manja sekali gadis kecilku ini...' batin Adam gemas.
"Mas. Jangan pulang ya, jangan pulang ke rumah itu..." lirih Ayna.
"Iya sayang. Aku tahu. Semua yang kamu takutkan... Aman terjadi..."
Ayna menatap suaminya. Kedua mata hitam legam itu memancarkan ketakutan yang begitu besar.
"Daripada aku sendiri, aku lebih takut akan terjadi dengan kalian berdua. Makanya... Aku sangat takut Ayna. Maaf, aku terlalu tenang dan menganggap enteng masalah ini. Kalau aku langsung bertindak setelah kamu mimpi buruk itu... Sudah pasti ngga terlalu kalang kabut seperti ini... Maafkan aku..." lirih Adam.
"Mas, jangan begitu. Mas ngga salah-..."
"Iya, aku salah sayang. Harusnya... Aku menghabisi wanita itu."
"Eh?"
Adam menatap istrinya kosong. Ia seperti kehilangan arah sekarang.
"Alea kabur dari penjara. Dan kemungkinan keberadaannya ada di dekat rumah kita. Untuk sementara, kita akan tinggal disini bersama kakek dan nenek sampai anak kita lahir. Tapi aku janji sayang, sebelum anak kita lahir, masalah ini akan selesai semuanya."
"Alea... kabur?"
Ya, inilah yang ditakutkan Ayna. Alea akan mencelakai Chairul, Tiana, Adam, dirinya dan juga calon buah hatinya. Dan lebih mengejutkannya, Alea keberadaannya ada di sekitar rumah mereka.
"Mas. Jangan tinggalkan saya ya. Saya sangat takut... Saya ngga mau kehilangan orang-orang kesayangan saya..." pinta Ayna.
"Aku akan selalu di sisimu, gadis kecilku. Karena sejatinya aku adalah rumahmu untuk pulang. Aku harus kuat agar aku bisa melindungi kamu dan anak kita. apapun yang terjadi, kita akan selalu bersama selamanya."
***
Waktu terus berjalan...
Malam itu, di sebuah rumah tua di dalam hutan yang letaknya tak terlalu jauh dari wilayah perumahan Adam...
seorang pria mengacak rambutnya yang basah, tubuhnya hanya bertelanjang dada. Seputung roko ia nyalakan dan ia hisap asapnya.
"Huffttt, sebentar lagi... keluarga Wicaksono akan hancur sehancur-hancurnya. Apa yang kalian perbuat pada ayahku... Aku ngga akan memaafkannya..."
BRUKKK
Sepasang tangan lentik memeluknya dari belakang. Ternyata dia adalah Alea. Ia memeluk pria itu dengan manja.
"Jadi, apa rencanamu... Julio sayang?" tanya Alea dengan nada manja.
"Tentu saja kita akan menyelinap masuk ke dalam area perumahan itu. Pasti mereka ada disana. Yang kutahu, keluarga Wicaksono semuanya tinggal disana." Jawab pria itu, Julio.
"Hmmm, kita serang begitu saja? Selanjutnya?"
Julio tidak menjawabnya. Ia langsung merebahkan tubuh Alea dan menatap wanita itu dengan penuh nafsu.
"Apalagi? Menjarah semua harta dan kekuasaannya! Kita akan lakukan itu. Karena aku sudah punya rencananya. Sekarang, ayo kita main lagi. Ternyata, dirimu memang senikmat ini ya."
"Asalkan kamu bisa membawaku ke puncak kekuasaan tinggi, akan kuberikan diriku sepenuhnya kepadamu."
~Bersambung~